Dion mengikuti arah pandang Sakura yang tak kunjung berpaling dari tanaman di sana. Dion pun tersenyum dan berdeham pelan. Dehamannya membuat Sakura mengalihkan pandangannya ke lelaki itu.

"Nyokap suka banget bunga. Makanya sampe dibikin taman mini kayak gitu," kekeh Dion, mengenang mendiang ibunya yang begitu menyukai bunga.

Sakura ikut mengukir senyuman namun lebih tipis dari sebelumnya. Dia menghela napas seraya menatap Dion. "Rawat bunga-bunganya, jangan sampe rusak ya, Yon."

Dion terdiam. Sakura pun melanjutkan, "Biar kalo kamu kangen Mama, kamu bisa ke taman mini itu."

Kali ini Dion mengangguk. Dia memandang taman mini tersebut, kemudian matanya mulai berkaca-kaca lagi. Segera Sakura mengusap bahu Dion, membuat Dion menggantikan kesedihan itu dengan senyuman tipis.

"Mama kamu udah bahagia di sana. Kamu jangan sedih terus," tutur Sakura sambil tetap mengusap bahu Dion. "Harus kuat, oke?"

Lagi-lagi Dion terdiam dan Sakura berhenti mengusap bahunya. Perhatian Sakura kini teralih ke langit gelap bertabur bintang. Entah mengapa ketika Sakura memandang langit, malah muncul wajah Saddaru di sana.

"Sakura." Dion memanggil, spontan Sakura menoleh ke arahnya.

"Ya?" sahut Sakura.

Lelaki itu kini memutar badannya jadi menghadap Sakura, Sakura pun sama. Sekarang mereka saling berhadapan, juga saling melempar tatap. Sakura diam menunggu apa yang ingin Dion katakan padanya.

"Thanks ya, Sa," ungkap Dion.

"My pleasure," balas Sakura.

Dion menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan rasa yang menggebu-gebu di dalam hatinya. Tiap kali matanya bertemu dengan iris kelabu milik Sakura, selalu debaran itu hadir tanpa ada yang mengundang.

"Lo tau nggak alesan gue ngajak lo ke sini?" tanya Dion.

Kepala Sakura sedikit ia miringkan ke sisi kanan. "Mau ngeliatin taman mini?"

Dion terkekeh. "Bukan. Bukan itu."

"Mau liatin langit?" Sakura menengadah ke arah langit.

Dion menggeleng sambil tetap tersenyum. Dia lalu terbatuk sekali dan lanjut memandang wajah Sakura. Kali ini Dion menatap Sakura dengan begitu dalam dan sangat serius, bikin Sakura merinding tiba-tiba.

"Sakura," sebut Dion.

Perlu waktu sebanyak sepuluh detik untuk Dion kembali bicara. Dan kalimat yang ia lontarkan itu berhasil membuat Sakura terkejut bukan main.

"I want you to be my girlfriend," ujar Dion.

• • 🌸 • •

Deru motor milik Saddaru menambah bising jalan raya. Setelah Alan mendapatkan telepon dari Garrisco mengenai Davila, Saddaru mau tak mau harus pergi dari rumah Dion tanpa pamit pada temannya yang sedang berduka itu —karena Saddaru tak mau menganggu.

Tidak lebih dari sepuluh menit, Saddaru tiba di rumah. Ia memarkirkan motornya di spot biasa, melepas helm, kemudian berjalan cepat memasuki rumah yang pintunya terbuka lebar.

Keadaan rumah terbilang sepi seperti biasa. Garrisco tidak ada, begitu juga Davila. Entah dua makhluk itu di mana keberadaannya.

Oscillate #1: The Big Secret Where stories live. Discover now