Aruna#7: Dunia Sempit

Start from the beginning
                                    

"Boleh. Memangnya apa Bun?"

"Bunda mau minta tolong kamu antarkan jahitan baju pesanan teman Bunda. Sebenarnya dia yang akan datang ke sini, tapi tadi dia telepon katanya ada urusan mendadak. Sementara Bunda juga harus pergi ke pengajian."

"Iya, Runa mau kok Bun," sahut Aruna cepat.

"Makasih ya sayang." Sarah mengusap wajah Aruna.

"Nanti tolong Bunda catat aja alamatnya." Sarah mengangguk.

"Yaudah Runa ganti baju sama beresin ini dulu ya Bun," tunjuknya pada buku-bukunya di atas tempat tidur.

"Iya Sayang. Bunda keluar dulu."

Setelah Sarah keluar, Aruna segera mengemaskan buku-bukunya dan menaruhnya kembali di meja belajar. Lalu bergegas untuk bersiap-siap mengantarkan jahitan teman bundanya.

***

Kini Aruna sudah berada di depan pintu kayu jati yang menjulang di rumah besar bercat cream, rumah yang alamatnya sama dengan yang bundanya tuliskan disticky note. Rumah teman bundanya ini benar-benar besar. Halamannya juga cukup luas. Sangat rapi dan terawat.

Aruna menekan bel untuk yang kedua kalinya setelah tadi belum ada respon dari dalam.

Sambil menunggu pintu dibukakan, Aruna menunduk menatap flatshoes hitamnya. Sementara tangan kanannya mencengkram paper bag putih berisi jahitan baju pesanan teman bundanya.

Aruna mengetuk-ngetukkan kakinya menunggu sang pemilik rumah yang belum juga membukakan pintu.

Kata bundanya tadi ia hanya perlu memberikan jahitan ini kepada anak teman bundanya itu. Apa di rumah ini tidak ada orangnya? Tapi satpam rumah ini mengatakan kalau anak majikannya ada di rumah.

Mungkin anaknya lagi tidur. Pikir Aruna.

Baru saja Aruna akan kembali menekan bel, pintu rumah lebih dulu terbuka. Membuat helaan napas lega lolos dibibirnya.

"Aruna...."

"Deva...." seru keduanya bersamaan. Semula Aruna terkejut begitu juga dengan cowok berkaos marun di hadapannya.

"Jadi kamu anaknya tante Daisy, temen Bunda aku?" tanya Aruna, senang.

"Bunda lo tante Sarah?" tanya Deva, memastikan.

Aruna mengangguk cepat dengan tersenyum manis.

"Oh jadi ini yang kata Mama gue kalau bakal ada cewek imut dateng ke rumah," ucap Deva dengan senyum menawannya, membuat Aruna jadi tersipu malu.

"Bisa aja kamu." Aruna juga bingung mengapa mamanya Deva bisa mengatakan seperti itu, seingatnya saja ia belum pernah bertemu dengan mamanya Deva. Pasti ini hanya gombalan Deva saja. Pikirnya.

Deva terkekeh lalu mempersilakan Aruna untuk masuk lebih dulu. "Gak usah, aku mau langsung pulang Dev," tolak Aruna, setelah menyerahkan pesanan baju mamanya Deva.

"Kalau gitu gue anter lo pulang ya. Tunggu sini jangan kemana-mana gue mau ambil kunci mobil dulu." Setelah mengatakan itu Deva langsung berlari masuk ke dalam rumahnya, tak membiarkan Aruna menolaknya. Aruna jadi bingung, jika ia langsung pulang begitu saja rasanya tak sopan dan tak enak pada Deva.

ArunaWhere stories live. Discover now