Bisma kembali memungut kerikil, melemparkannya kesembarang arah. Hingga pekikan nyaring tertangkap oleh indra pendengarnya.

"Kira-kira sih kalo mau lempar-lempar. Liat kanan kiri depan belakang dulu. Ada orang nggak, gue kan jadi korban akhirnya" dengus seorang lelaki. Kemudian duduk disamping Bisma.

"Bodo amat" jawab Bisma acuh. Lelaki itu memungut lagi kerikil, namun belum sempat melemparkan, tangannya ditahan oleh lelaki itu.

"Mala kecelakaan, lo udah tau?"

Tubuh Bisma menegang. Bisma menatap lelaki disampingnya. "Serius, Za?"

Lelaki itu mengangguk, "Kalo gue bohong, lo pasti bakalan ketemu Mala kan disekolah hari ini? Dia aja sekarang nggak masuk"

Bisma spontan berdiri. Lelaki itu ingin sekali menemui Mala, namun tangannya dicekal oleh Ilza.

"Pulang sekolah aja, ini udah bel masuk"

"Gue nggak akan sesabar itu nunggu sampe pulang sekolah!" bentak Bisma sembari menghempas tangan Ilza.

"Gue harap semoga semua baik-baik aja" teriak Ilza, kemudian mengantongi kedua tangannya di saku celana dan berjalan menjauh dari taman. Menuju kelasnya sendiri.

Saat melewati kantin, lelaki itu mengeluarkan tangan kanannya dan mengacungkan jempol pada seseorang yang sedang menunggunya.

**

Bisma menyetir kendaraan dengan sangat tergesa-gesa. Berkali-kali menyalip mobil hingga membuat ia mendapat makian sambil lalu. Setelah sampai, ia memarkir motornya dan berlari masuk kedalam rumah.

"Lo nggak papa kan? Baik-baik aja kan?" tanya Bisma sembari memutar-mutar tubuh Mala dan meneliti mulai atas hingga bawah, kemudian kembali lagi keatas dan kebawah lagi.

"Bismaa"

"Ya? Mana yang sakit?" tanya Bisma.

"Gue nggak papa"

"Syukurlah. Ilza bilang lo kecelakaan"

"Hah? Gue? Enggak tuh" jawab Mala sembari mengerutkan keningnya.

Tersadar akan sesuatu, Bisma menggeram. "Bodohnya gue langsung percaya gitu ajaa"

Mala mundur, hendak mengambil minum. Kakinya yang tergores dan keseleo membuat gerak Mala terbatas. Gadis itu berjalan terseok, Bisma memperhatikan kemudian mendekat.

"Kaki lo kenapa?" tanya Bisma.

"Nggak papaa, cuman akting kok tenang ajaa"

"Bohong Bismaa" teriak Mama Mala dari lantai dua. Wanita paruh baya itu menghampiri Bisma. "Dia habis jatoh pas lari pagi. Itu lukanya dalem banget. Udah gitu kaki kirinya keseleo"

Bisma memincingkan alisnya kearah Mala, namun gadis itu hanya nyengir tanpa rasa bersalah.

**

Mala dan Bisma duduk berdampingan di gazebo yang ada dirumah Mala. Gadis itu mengayun-ayunkan kakinya berkali-kali karena bingung. Sedangkan Bisma hanya menatap gadis itu dari samping. Sesekali Mala melirik Bisma kemudian menunduk lagi.

Tadi sehabis ketahuan Bisma bahwa kaki Mala terluka, Mama Mala menyuruh mereka berdua untuk berbicara berdua. Menyelesaikan masalah mereka. Lalu Mala menarik tangan lelaki itu, dan disinilah mereka sekarang.

"Kita kok jadi canggung gini sih?" Bisma memulai pembicaraan. Lelaki itu sedikit memutar tubuhnya menghadap Mala.

"Yang waktu itu gue nggak sengaja, maaf yaa" Mala menyinggung kejadian beberapa hari yang lalu di mall.

REDEEM (SMASHindonesia)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum