Chapter 18

5.4K 433 23
                                    

Lacey P.O.V

"Ugh! What ever! You're just lucky that i still love you, so i'm not gonna punch you with this mug!" ucapku ketus kemudian pandanganku teralih kepada tv yang menampilkan acara E! News.

Eh tunggu. Tunggu sebentar.

Apa aku tidak salah dengar?

Yatuhan. Apakah aku baru saja mengatakan bahwa aku masih mencintai Luke secara tidak langsung?

Mulut sialan. Bisa besar kepala jika Luke mendengar apa yang aku ucapkan tadi.

Saat ini, wajah Luke sungguh sulit diartikan. Dia memberikanku tatapan kaget, bingung, senang dan lain sebagainya. Aku harap dia tidak mendengar apa yang aku ucapkan tadi.

"More hot chocolate?" aku bangkit lalu menaruh mug berisi cokelat panasku di atas meja makan. Saat aku berjalan ke arah dapur, dua tangan besar sudah melingkar di sekitar pinggangku.

"Aku juga mencintaimu Lace," bisik Luke tepat di belakang telingaku memberikan gelenyar aneh di seluruh tubuhku.

"Luke lepaskan," ucapku lembut seraya mendorong tangan besarnya yang melingkar di pinggangku agar sedikit menjauh, namun percuma saja karena Luke malah semakin mempererat pelukannya.

"Biarkan saja seperti ini, aku merindukanmu Lacey."

"Tapi Luke--"

"Hey, look at me," Luke melepas pelukannya kemudian memegang kedua bahuku dan memutar badanku agar menghadap kearahnya, dia menangkup kedua pipiku dengan tangannya lalu berkata, "Aku sangat merindukanmu, biarkan aku menebus semua kesalakanku di masa lalu. Dulu aku sangat bodoh, aku tidak pernah berpikir panjang, aku juga brengsek, dan bahkan aku meninggalkanmu ketika kau sedang mengandung Jackie. Demi apapun, aku ingin menebusnya, sungguh. Aku ingin membuka kembali lembaran baru bersamamu dan Jackie. Aku ingin memiliki keluarga kecil yang bahagia bersama kalian berdua. I love you a lot Lace, like a lot. Maukah kau mengulanginya lagi bersamaku? Kita jalani semuanya bersama sama lagi, aku janji tidak akan menyakitimu untuk yang kedua kalinya. Kau bisa pegang janjiku sayang."

For fucking God sake. Jantungku berdegup seribu kali lebih cepat dari biasanya dan badanku langsung lemas ketika mendengar kalimat yang dilontarkan Luke beberapa detik yang lalu. Yatuhan aku harus mengatakan apa?

Bukannya aku tidak mencintainya lagi, bukan aku tidak merindukannya, bukan aku meragukan semua yang dia lakukan padaku dan Jackie akhir-akhir ini. Namun aku masih belum siap untuk kembali bersamanya lagi. Entah kenapa.

"Ah ya aku lupa, kau diam karena kau pasti masih belum bisa melupakan Austin kan?" mata Luke yang asalnya menyiratkan permohonan dan kasih sayang berubah menjadi mata yang berkaca kaca, dia menghembuskan nafas panjang kemudian berkata sambil berjalan menjauhiku, "Ya ya ya aku lupa, apa gunanya aku memohon-mohon ketika mau masih belum bisa melupakan Austin? Tapi tidak apa-apa, yang pasti aku sudah berani menyatakan semua yang aku rasakan beberapa minggu ini kepadamu," Luke mengacungkan jempolnya ke arahku dengan tersenyum getir lalu berjalan lagi menjauhiku.

Aku hanya bisa berdiam diri tanpa bisa mengatakan apapun. Bibirku rasanya kelu dan tiba-tiba saja otakku memikirkan semua yang telah aku dan Luke lalui bersama.

Ketika dia memintaku untuk menjadikannya seorang kekasih, ketika kita melihat bintang bersama di halaman belakang rumahku, ketika kita melakukan aktivitas ranjang untuk yang pertama kalinya dalam seumur hidup kami, ketika dia meninggalkanku pergi dan aku menangisinya, ketika aku melahirkan dan berusaha membesarkan Jackie seorang diri, ketika aku bertemu Luke lagi beberapa minggu yang lalu, dan ketika aku pergi berjalan jalan bersama Jackie dan Luke untuk yang pertama kali setelah kepergian Luke terakhir kali.

Meant To BeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz