Chapter 8

8.4K 606 18
                                    

Lacey P.O.V

Austin and i were just driving back to the house after our little date to the frozen yogurt shop. Saat ini matahari mulai terbenam dan jarum jam di pergelangan tanganku pun sudah menunjukkan pukul 5 sore.

Sekarang kami berdua sedang berada di dalam mobil dan dia masih terus memaksaku untuk bernyanyi di depannya sekarang juga.

Dalam seumur hidupku, aku belum pernah bernyanyi di depan Austin.

Yatuhan.

"Please, Lacey. Just one song!" pinta Austin dengan puppy eyesnya.

Aku menghela napas lalu berkata, "No way! Suaraku cukup mengerikan untuk kau dengar."

Dia memutarkan bola matanya, "Don't lie to me. You have a good voice. Cepatlah bernyanyi untukku!"

"Ya, ya, ya. Kau bawel sekali," kataku jengah sambil memikirkan sebuah lagu.

Ah got it!

Aku mulai menyanyikan lagu Excuses milik Tay Beckham dan Austin kemudian mendengarkan sembari sesekali melirikku.

I close my eyes so i can forget i'm with someone. I always close my eyes when i sing. It's really peaceful.

"Lacey, that was amazing!" Austin memujiku dengan senyuman di wajahnya. Aku hanya bisa tersipu malu dan seperti biasa, mukaku sudah berubah menjadi kepiting rebus sekarang.

"Oh ya, apa Niall sudah memberitahukanmu tentang masalah tour?"

"Tidak, memangnya ada apa?"

"Begini, Niall dan the boys akan mengadakan world tour. Kebetulan aku juga ikut, nah tadinya kami ingin kau ikut juga untuk menjadi penyanyi pembuka di dalam tour kali ini," jelasnya.

Apa? Ikut tour bersama One Direction dan seorang Austin Mahone?

Ugh NO WAY!

Niall tidak membicarakan ini denganku sebelumnya. Jujur aku kaget, apalagi dia akan pergi tour selama musim liburan.

Tapi bukan hanya itu, Niall dan yang lainnya ingin aku ikut andil juga di dalam tour mereka.

Itu berarti aku akan bernyanyi di atas panggung? Di depan semua orang? INI WORLD TOUR GUYS! WORLD TOUR! Itu artinya jika aku ikut, aku akan bernyanyi di depan fans One Direction dan Austin Mahone.

Yatuhan, tidak.

"Well, kapan world tour ini akan dimulai?" aku bertanya kepada Austin yang sedari tadi sibuk memperhatikan jalan raya.

"Minggu depan kami akan memulai tour, kali ini di salah satu venue di LA. Dan karena ini world tour berarti aku dan the boys akan pergi untuk waktu yang cukup lama," katanya seraya memberi tatapan meminta maaf.

"Oh okay. But Austin, we just got together and how are we gonna handle that long distance relationship?"

"I don't know Lace," katanya lirih seraya mengemudikan mobilnya memasuki daerah rumahku.

Aku hanya bisa menunduk di sepanjang perjalanan dan ketika kami berdua sampai di depan rumah, Austin langsung memarkirkan mobilnya. Kami berdua pun turun dari mobil lalu Austin meraih tanganku dengan lembut di genggamannya.

Aku mengalihkan pandangan ke depan pintu rumah, disana aku melihat Niall sedang berdiri dengan seorang lelaki yang aku kenal. Dia adalah Luke Hemmings.

Meant To BeWhere stories live. Discover now