"Gak seru" Nael tertawa pelan

  "Lo... kenapa?" Lirih Nata

  "Gak baik-baik aja" Nata mempererat pelukanya saat merasakan Nael mulai menangis tak bersuara, hanya terdengar rintihan yang tertahan.

  "Papah gua meninggal..."

  "Ninggalin gua"

  "Semua orang pergi..."

  "Pergi..."

  Nata terdiam saat Nael membenamkan wajahnya di pundaknya dan mulai menangis.

   "Pergi..."

  Nael memeluk pinggang Nata erat, membuat Nata semakin sedih. Orang yang dia anggap kuat ternyata bisa selemah ini.

  "Sakit..."

  Nata menahan tangisanya saat Nael menangis lagi dan lagi. Nata mengelus rambut hitam berantakan milik Nael. Aroma maskulin itu tercium lagi....

  Nata melepaskan pelukanya, lalu menatap Nael kesal sekali. Nael yang di tatap hanya diam.

  "Kalau ada masalah lo boleh cerita apapun itu!"

  "Kalau sedih, lo boleh nangis!"

  "Jangan ketawa padahal lo nangis bego!!"

  "Gua peduli sama lo! Gua khawatir sama lo! Gua selalu merhatiin lo!"

  Nael terdiam saat Nata memarahinya dengan wajah tertunduk tak berani menatap matanya.

  "Kenapa?" Tanya Nael menatap wajah Nata yang masih tertunduk.

  "Karena gua sayang sama lo!"

   Eehh...

  Kedua orang itu terdiam saling menatap satu sama lain.

  "Yaa... sayang karena kita temenan kan?! Walaupun lo kayak iblis ga punya hati tapi, lo selalu nolongin gua!" Jelas Nata cepat.

  "Hahhaha..." Nael tertawa mendengar jawaban Nata, tawa yang tulus dari-nya.

  Baguslah... dia gak ngerti.

  Nata tersenyum melihat Nael sudah tertawa.

  "Thanks" Nael tersenyum tulus sambil menepuk-nepuk kepala Nata.

  Senyum...

  "Ayo balik" Nael menyeret Nata dari depan dengan cara menarim tas cewe itu.

  "Naellll!!!"

   Nael menahan tawanya, sementara Nata kesulitan mengikuti jalanya Nael di depanya.

  "Ah! Baju gua basah! Air mata Nael banyak ya?! Hahaha"

  "Berisik!"

  "Gua sakit Nat..." Nata meniru suara tangisan Nael tadi saat memeluknya.

  "Woi!"

  "Hahahah"

  Srethh....

  Nael menarik tangan Nata dengan cepat.

  "Gausah bacot. Itu mulut mau gua sumpel pake bibir gua yang sexy ini huh?"

  Naya menahan nafasnya saat tubuh Nael berada di dekatnya, mengunci tubuhnya dengan tangan kuatnya.

  "Eehhhh?"

  Nael tertawa lagi.

  "Pede banget lo gua cium! Hahahahah!" Nael menghempaskan tubuh Nata begitu saja sambil tertawa lepas.

  Nata menggertak giginya, menahan malu di wajahnya.

  "Ibliisss!!!"

  "Iblis aja lo sayang kan?" Nael menatap Nata saat mereka sampai di depan gerbang sekolah.

  Mati aja gua...

***

 

 

Has llegado al final de las partes publicadas.

⏰ Última actualización: Jul 23, 2018 ⏰

¡Añade esta historia a tu biblioteca para recibir notificaciones sobre nuevas partes!

Nata&NaelDonde viven las historias. Descúbrelo ahora