Cengeng

356 14 4
                                    

  "Nata tolong kumpulin di meja bapak ya?" Pesan pak Gunawan sebelum berlalu keluar kelas saat bel pulang sekolah sudah berbunyi.

  "Oke pak" Nata mengiyakan sambil menutup bukunya. Nata berjalan ke meja guru untuk menghitung jumlah buku-bukunya.

  "Dahh..." Nata berlalu keluar kelas sambil membawa tumpukan buku ke ruang guru.

  Sesampainya di sana, ruang guru terasa sangat riuh dengan pembicaraan para guru. Nata meletakan buku-buku kelasnya di meja pak Gunawan.

  "Kasian Nael..."

  "Beritanya baru tadi di beritain di TV tuh, kaget saya dengernya"

  Nael kenapa?

  "Tapi itu anak keliatanya ceria aja, tadi juga pas saya ngajar dia malah merhatiin saya, biasanya kan dia tidur. Terus dia juga ketawa-ketawa sama David"

  "Kenapa tuh anak biasa aja papah-nya meninggal?"

  Degh...

  Brak....

  "Nata?"

  Nata dengan cepat membereskan gelas pecah yang tak sengaja dia senggol sangking paniknya.

  "Maaf bu-pak" Nata dengan cepat memunguti serpihan kaca itu.

  "Udah gak papa. Nanti mang Jenad yang ngebersihin" Kata bu Rita. "I-ya bu" Nata tersenyum setelah itu dia berlari mencari sosok Nael.

  ***

   "David!" Teriak Nata saat sampai di kelas. "Nael mana? Lu tau soal--"

  "Berita-nya udah di internet bahkan di TV. Kita terlambat"  kata David lemah matanya juga memerah bekas menangis. Dia tidak sadar dengan keadaan sahabatnya sendiri.

  "Semangat Nata..." Defta menepuk-nepuk kepala Nata sebelum dia meninggalkan kelas ini.

  Defta...

  Nata pun berlari keluar kelas mencari sosok Nael sampai ketemu. Di ruangan rapat, taman belakang,gudang, semuanya.... Nael tidak ada.

  Nael... lo dimana?

***

   Langit mulai berwarna orange, matahari pun mulai menghilang di telan sang awan.

  Dia menarik nafas berat, bangkit dari tidurnya dan berlalu. Nael berjalan menuruni anak tangga dari Rooftop sekolahnya, setelah sekolah ini benar-benar sepi.

  Saat dia melewati koridor lantai satu untuk pulang, dia melihat seorang gadis berdiri di tak jauh di depanya dengan nafas tak beraturan, rambut berantakan.

  "Ketemu..." lirih Nata meneteskan air matanya sambil mencari-cari oksigen. Nael masih diam di tempat menatap Nata di depanya.

  "Ngapain lo--"

  "Nael bego"

  Nael hampir terjatuh ke belakang saat Nata memeluknya dengan erat sambil berjinjit, terdengar suara tangis disana.

  "Heh... lo ngomong apa?" Kata Nael pelan sekali.

  "Gimana... Wisatanya?" Tanya Nata berusaha tak menangis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nata&NaelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang