Dia Baik

275 11 1
                                    

Nata tersenyum lepas, bernapas lega untuk pagi di hari Senin ini. Karena dia tidak terlambat dan terbebas dari hukum Nael.

Dia saat ini berdiri di balkon depan kelas, melihat ke bawah tepatnya ke lapangan utama sekolah.

Dimana Nael tengah menghukum beberapa siswa yang terlambat upacara dan melanggar beberapa aturan.

Nata bertopang dagu memperhatikan Nael yang memasang mata elangnya, yang menurutnya sih... Tampan.

Ehh?...

Nata segera menatap kearah lain, saat Nael dan dia bertemu pandang lagi secara tak sengaja.

Nata segera berjalan masuk kedalam kelasnya, membuang pikiran tentang Iblis yang satu itu.

~~~

Nata berjalan pelan-pelan ke ruangan Kesiswaan Nael sambil celingukkan ke sekelilingnya.

Saat Nata hendak mengetuk pintu ruangan Nael, pintu terbuka sendirinya.

"Ngapain?"

Nata mendengus, saat mendengar suara dingin pria di depanya ini. "Hari ini... duplikat kunci yah? Kalau cuma satu kan ribet" Jelas Nata. "Hm" Nael kembali masuk kedalam.

"Ohh pacarnya Nael?!" Seorang wanita Cantik dari Name Tag tertera Valin, Sekertaris Kesiswaan.

"Buk-"

"Babu gua, barusan gua lantik. Lin, gua cabut yah. Babu gua minta makan, kasian mana masih muda" Nael tersenyum manis sekali sambil menepuk-nepuk pundak Nata.

"Oke El!" Valin tersenyum ramah kearah Nata.

Nata berjalan mengikuti Nael yang berjalan cepat di depanya. "Gece jalanya!" Omel Nael. Nata mempercepat jalanya, berhasil mendahului Nael.

"Jangan tinggalin gua!" Nael marah lagi. "Mau lo tuh apa sih?!" Nata berhenti berjalan. Ubun-ubunya hampir meledak.

"Jalan di samping gua"

Mulutnya langsung tertutup, alisnya yang naik langsung jadi datar dan sesak di dadanya seperti tertiup angin.

"Nah malah diem, ayo jalan!" Marah Nael. "Iya!" Nata berjalan mengejar Nael.

"Dasar Iblis..." ucap Nata pelan.

"Apa lo bilang!" Sengit Nael memasang matanya tajam sekali. "Enggak..." Nata membuang tatapanya kearah lain.

Mereka berdua segera menaiki bis yang berhenti di halte yang mereka duduki.

Bis penuh, dan tersisa hanya satu bangku. Nata sudah membayangkan kalau dia akan berdiri sepanjang jalan.

"Duduk sana!" Suruh Nael.

Ini gak salah kan? Si iblis ini? Hah? Tumben...

Nata pun duduk di kursi bersebelahan dengan pria tua. Nata sedikit risih saat pria tua itu menatapnya seperti ingin memangsa.

"Jangan napsu sama dia pak, dia udah gak perawan lagi"

Tendang gua dari sini gaesss!!!

Nata&NaelWhere stories live. Discover now