Janji yang diingkari

194 9 0
                                    

  Nata berjalan masuk ke dalam kelas, setelah berurusan dengan bu Dwi selaku guru BK karena dia terlambat. Tampaknya Nael tengah sibuk di Ruangan rapatnya.

  Drek...

  "Happy brithday Nat-nat!!!"

  Nata membulatkan matanya melihat dua orang di depanya membawakanya kue. Defta dan Dea.
Lagi pula temanya di kelas ini cuma mereka.

  "Ahhh makasih" Nata malah menangis terharu. "Dih kok nangis?" Defta panik dengan wajah polosnya.

  "Tuh kan, dia mah emang cengeng orangnya" Dea tertawa sambil merangkul Nata dengan erat.

  "Sekarang hari apa?"

  "Gobloooo" Dea tak habis pikir dengan Nata. Defta tertawa melihatnya. Cewek ini terlalu sibuk sampai lupa hari ulangtahunya.

  "Happy Brithday Nata!!!"

  Duaar!!!

  Defta,Dea dan Nata tak kalah kagetnya. Masalahnya teman sekelasnya memberi suprise juga tanpa di rencanakan.

  "Temen-temen..." Nata malah menangis lagi.

  "Hadeuh" Dea tertawa melihatnya. Mereka bernyanyi,memakan kue. Tak lama pak Surya datang untuk mengajar dan semua kembali ke meja masing-masing.

  "Ini ada apa? Kok kayaknya rame banget" Pak Surya meletakan bukunya di meja.

  "Nata ulangtahun pak" Kata Dea semangat. "Oohhh, selamat ulang tahun ya Nata" Pak Surya tersenyum.
"Makasih pak" Nata tersenyum manis bersamaan dengan Nael yang duduk di kursinya.

  "Oke keluarin buku kalian..."

  Nata menoleh ke belakang, mengambil buku di tasnya dan dia melihat Nael tertidur seperti biasanya.

  "Malem ini jam 7 di Dufan"

  Nata yang mendengar itu tak mengerti maksudnya. "Apa?"

  "Dateng aja" Nael masih tertidur. Nata hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum senang.

***

   Nata duduk di bangku panjang di dekat wahana bianglala. Menunggu Nael sambil memakan es-krim di tanganya. Sebenarnya dia ingin menelpon Nael,  tapi dia tidak enak. Takutnya menganggu.

  "Mba lagi nunggu siapa ya?"

  Nata mendongak menatap petugas Dufan yang lewat di depanya. "Tunggu temen saya mba" Nata tersenyum girang.

  "Kenapa gak telpon aja? Masa dari jam tujuh sampe sekarang gak dateng-dateng"

  Bukanya apa, dia heran melihat Nata dari jam tujuh duduk di bangku ini sampai jam sepuluh ini.

  "Iya" Nata tersenyum lagi. Nata meraih ponselnya, menelpon Nael. Tapi tak ada jawaban sama sekali.

  ***

   Defta berhenti berlari saat melihat seorang gadis menggunakan baju pink duduk sendirian di jam  12 malam.

  Dia panik sekali saat gadis itu tak ada di apartementnya.

  "Nata!"

  Nata mendongak kearah sumber suara menatap Defta bukan Nael.

  Defta...

  "Lo ngapain di sini? Ini udah jam dua belas, bentar lagi tutup yaampun" Defta khawatir sekali.

  "Defta? Lo pulang aja. Gua masih nunggu Nael. Mungkin macet" Nata tersenyum getir.

  "Nata!" Defta memegang kedua bahu Nata.

  "Cowo sialan itu gak bakal dateng!" Tegas Defta kesal.

  "Def, lo gak boleh gitu. Dia tadi udah janji di kelas, dia ngajak gua ke Dufan! Ngerayain ulangtahun gua!" Tangis Nata perlahan

  "Nata jangan bego!"

  "Dia gak mungkin dateng!" Defta tak habis pikir dengan Nata. "Dia pasti sama cewe itu!" Lanjut Defta. "Enggak..." Nata menangis.

  "Tadi dia yang ngajakin..." Barulah Nata menangis histeris. "Nael gak bohong!"

  "Kalau dia gak bohong, dia bakal dateng!" Tegas Defta. "Dia gak dateng Nata..."

  Nata menangis sejadinya saat Defta memeluknya erat. Mengelus rambutnya.

  "Defta..." ucap Nata masih dalan isakan tangis. "Apa?" Defta masih memeluk Nata.

  "Gua bego banget ya..."

  "Kita pulang yuk?" Ajak Defta lembut sambil menyeka air mata Nata. Nata mengangguk.

  Akhirnya Defta menggendong Nata keluar dari Dufan. Nata hanya bisa menangisi kebodohanya.

  "Udah nangis-nya?" Tanya Defta saat tak mendengar suara tangisan Nata lagi.

  "Kan gak boleh nangis" Nata tertawa, Defta juga.

  "Makasih ya Defta" Nata memeluk leher Defta sambil membenamkan wajahnya di punggung pria itu.

Nata&NaelWhere stories live. Discover now