Tak di harapkan

232 12 0
                                    

  Nata mengerjapkan matanya, saat alarm ponselnya berdering keras. Dia menatap ke sekelilingnya.

  Rapih. Biasanya Iblis satu itu tidak tahu diri. Kali ini, Nael membereskan tempat tidurnya sendiri.

  "Lo belum berangkat...?"

  Nata memperhatikan Nael yang tengah sarapan di meja makan kecil, cowok itu sudah rapih dengan seragamnya.

  Nata duduk di depan Nael. Memperhatikan sepiring nasi goreng dan telor dadar di hadapanya. Lalu menatap Nael.

  Siapa yang masak?

  Tunggu. Di kamar ini kan gaada lagi selain gua sama dia.

  "Makan!" Nael memutar matanya saat Nata hanya memperhatikan makananya saja.

  "Ini lo yang buat?" Nata masih tak percaya. "Iyalah, dasar bego" Nael mencetus dingin, Nata merungut kesal sambil makan.

  "Hmmm...enak" Nata tersenyum senang. Nael hanya diam, dia meminum air putih dengan cepat, setelah itu dia pergi.

  Nata berjalan cepat menuju balkon Apartement-nya, dia masih sempat melihat Nael berjalan dengan tegap.

  "Nael!" Panggil Nata dengan teriak.

  Nael berhenti berjalan, menoleh ke atas, menatap gadis yang masih menggunakan kaos putih polos kebesaran yang tengah berdiri di depan balkon sambil melambaikan tanganya.

  "Makasih sarapanya!"

  Mata Nata berbinar saat Nael mengacungkan tanganya membentuk huruf O di udara.

  "My God!!! Kenapa malah nyantai! Bisa mati gua sama cowo itu" Nata berjalan masuk ke dalam, mempersiapkan dirinya untuk ke sekolah.

*** 


  "Mau kemana?"

  Nata berhenti berjalan bukan karena di panggil. Masalahnya, Nael menarik tas-nya dari ambang pintu kelas saat dia terlambat 5 menit yang lalu.

  "Ke dalem..."

  "Pel lantai 1!"

  Nata menatap alat Pel yang di sodorkan Nael ke hadapnya. Mengepel? Di hujan-hujan begini? Becek?!

  "Tapi kan hujan, percuma ngepe..."
Nata tidak jadi berbicara, dia mengatupkan mulutnya saat sepasang mata itu menatapnya tajam.

  "Iya..." Nata meraih gagang pel-an dan berjalan meninggalkan Nael di depan kelas.

  "Telat lima menit doang! Ohhh Lord! Dan kenapa harus manusia itu yang jadi Ketos di sini! Apa gaada lagi yang lebih manusiawi di sekolah ini!!!"

  "Apa?!!!"

  Nata menoleh ke belakang cepat, saat Nael sudah ada tak jauh di belakang-nya mengikuti.

  "Engggaaakk..." Nata berlari cepat menuruni anak tangga ketakutan.

***

   Hampir setengah jam lebih, Nata mengepel seluruh lantai satu sendirian.

  Saat ini, dia tengah duduk di kursi kecil sambil melamun, menatap hujan yang semakin deras.

  Srethhh...

  "Defta?" Nata menutup matanya saat Defta berdiri di depanya sambil menyipratkanya air hujan.

  "Mau mainan?" Tanya Defta mengangkat dua perahu kertas buatanya. Nata tersenyum kecil sambil mengangguk.

Nata&NaelWhere stories live. Discover now