"Ditraktir Sama Shori"

111 14 0
                                    


Author P.O.V

"PASANGAN HIDUP?!"

Yamada berbisik kepada Chinen, "Emang gak salah kita pilih ni anak," Chinen mengangguk setuju.

"Gua kagak salah denger ini?!" Kaget mu.

"Kan kita sudah bilang, kalau kami bakal sering-sering main sama lu. Jadi, saat kita sudah mengenal satu sama lain luar dalam, lu baru bisa memilih. Ini juga mumpung kita bisa cuti bentar," Jelas Yuya.

"Ya tapi kan bang..." Kau menatap Yuya dengan tatapan melas-melas minta digeplak.

"Jangan manggil gua bang. Manggil nama aja kan bisa," Yuya cemberut tuh ceritanya.

"Lu keliatan lebih tua dari gua, makanya gua manggil elu 'bang',"  jelasmu.

Yuya malah makin cemberut. Kau menahan tawamu.

"Bang, kalau cemberut gitu jelek lho, bang. Gak cocok sama tampang sangar nya, Ledekmu. Para member HSJ pun tertawa. Tiba-tiba saja, para setan--eh, salah, member SeZon maksudnya--mendatangimu karena kau tak kunjung-kunjung kembali juga. Kek bang toyib ye nggak? g

"(y/n), lu napa lama banget sih? Lumutan gua nung--bang Yamada?!" Kento yang awalnya mau mengomelimu kaget saat melihat senpai yang dikaguminya ada disitu.

"Yo, Kento," Sapa Yamada sambil ​tersenyum miring.

"Bang Yamada ngapain disini? Kok sama si (y/n)?"

"Ini soal JUMPing Girl. Kalian gak ada ngasih tau tentang kami ya?"

Anak-anak Sexy Zone cengengesan, "G-gak ada bang... Habis, ane kira (y/n) udah tau Hey! Say! JUMP, dia sendiri yang bilang kalau dia hapal semua grup idol keluaran Johnny Jimusho," Ujar Shori.

"Huu, pantesan," Daiki memukul pelan kepala Shori.

"Maaf lah bang," Shori masih cengengesan.

"Iya, iya."

"Eh, tapi, yang terpilih jadi JUMPing Girl itu makhluk pendek ini?!" Kaget Fuma menunjukmu. Kau langsung menjitak kepalanya.

"Kurang ajar jadi temen," Gumammu kesal. Fuma meringis kesakitan sembari mengusap-usap kepalanya.

"Emang napa?" Tanya Hikaru.

"Bang Hika gak tau? Dia itu aneh bang. Udah gitu cebol lagi. Trus dia itu suka banget main fisik. Kita ngolok dikit aja dia pasti langsung mukul, kayak Fuma tadi yang jadi korban jitakannya," Jelas Sou.

Kau tersenyum paksa, dengan tanganmu yang sudah siap memukul Sou, "Bilang apa tadi, Sou? Kamu gitu ya sekarang? Mau gua siapin kuburan gak buat lu?"

"Sou, gua jadi terhina juga loh," Yamada menjadikan tangannya kepalan.

"Oke, fain. Ayem sori," ucap Sou.

Shori yang ada disamping Sou natep Sou, "Apaan lu manggil-manggil?"

Sou natep Shori datar seakan berkata, 'gua punya temen kok goblok banget?', "Gua bukan manggil elu, bahlul."

Shori yang tanpa malu karena udah salah cuman ohh-ohh aja.

"(y/n), lu jadi orang jan galak-galak napa?" Ujar Yuma yang daritadi hanya memperhatikan kalian.

"Orang luar kagak usah komentar," Ketusmu. Yuma hanya dapat diam dan menyumpah serapahi mu didalam hati.

"Jadi, mau kagak?" Tanya Inoo.

"Iya dah. Boleh. Mayan juga, gua temennya cuman anak SeZon ama Mizuki doang. Gua juga dirumah kagak ada yang nemenin," Kau akhirnya iya-iya aja. Karena kau sendiri kesepian didalam rumah mu yang sebenarnya besar. Gini-gini elu lumayan kaya lho. Tiap hari dapet kiriman uang dari keluarga, walaupun lu gak tau keluarga mana yang ngirim uang.

"Jadi deal kan nih?" Yuto memastikan.

"Deal lah!" Kau menjawab dengan mantap.

"Ntabs," Ujar para member HSJ serempak.

Member SeZon malah nepok jidat, "Senpai-senpai yang kucintai, ane dah bilangin ya. Gak mau tau kalau nanti nyesel milih (y/n)."

-An Absurd Life of A Fangirl-

Kelas (y/n) dan Shori.

"Shor, lu kenal baik sama Hey! Say! JUMP ya?" Tanya mu tiba-tiba. Penasaran tuh.

"Iya. Kalau tiba-tiba mereka jadi sengklek, maklumin aja yak. Mereka emang gitu," Shori membuka laptopnya lalu mengetik sesuatu. Ngerjain skripsi mungkin.

"Lu ngapain?" Kamu ngeliatin layar laptopnya karena penasaran apa yang dilakukan makhluk satu ini.

Shori kaget dan langsung menutup laptopnya, "Lu ngapain liat-liat sih?! Kepo bat dah!"

"Yee, gitu aja dahal. Ngerjain skripsi? Tumben rajin."

Shori mendecak kesal, "Emang biasanya gua kagak rajin?"

"Gak."

Shori membaca dzikir kawan. Mungkin untuk mengusir jelmaan iblis yang ada disampingnya ini.

"Abis ini lu ada kelas lagi gak?" Tanya Shori.

Kau mengangkat alismu bingung, "Gak ada. Napa?"

"Gua mau traktir lu. Gak enak gua sama lu kemaren itu. Lu boleh pesen apa aja dah," Shori bertopang dagu sembari menatap papan tulis yang tidak ada tulisannya sama sekali. Ngapain diliatin yak?

"Ciyus lu?! Pesen apa aja?! Haha! Shor, lu emang yang terbaek lah!" Kau menepuk pundak Shori agak keras. Shori menatapmu kaget karena pundak nya tiba-tiba dipukul.

"Lu emang gak bisa gak maen fisik ya, sakit coy," Kau cuman cengengesan gaje mendengar perkataan Shori.

-An Absurd Life of A Fangirl-

"Mas! Saya pesan ini, ini, yang ini, trus yang itu, sama yang itu," Kau menunjuk kearah menu yang kau pilih.

Pelayan yang mencatat pesanan mu itu mengangguk kaku, "Kalau mas nya mau apa?"

"Gua aer putih aja," Ujar Shori.

"Baiklah. Tunggu sebentar ya."

"Gila, lu mesen banyak bat dah. Kek gak pernah makan setaun aja," Shori bertopang dagu.

"Serah-serah gua lah. Kan lu sendiri yang bilang kalau gua boleh pesen apa aja," Kau menjulurkan lidahmu.

"Yodahlah, serah. Untung temen, kalau kagak udah gua tinggalin lu kayak kemaren."

Dan hari itu dihabiskan dengan kau yang makan dengan porsi segunung dan Shori yang meratapi uang bulanannya.

✡❇✡

Ikut berduka cita buat uangnya Shori yak.

XOXO, Nao.

An Absurd Life of A FangirlWhere stories live. Discover now