"Preman dan Belanjaan"

136 19 1
                                    


Author P.O.V

"Fuma, Shori, lu bedua jahat bat dah kemaren. Udah bikin gua ngebayarin makanan kalian, abis itu ninggalin gua sendirian. Tau gak, kemaren itu gua nyaris gak punya uang buat hidup," Kau menatap kesal kearah dua lelaki didepanmu itu.

"Yee, maaf kali. Itu kan mendadak. Gua juga baru tahu kalau ada jadwal manggung begitu dikasih tau sama Kento," Fuma memayunkan bibir nya.

"Bibir kagak usah dimonyongin, gua tampol juga lama-lama tu mulut," Kau masih kesal karena perlakuan mereka kemarin.

"Lagian, lu kok bisa-bisanya sih hampir kecolongan?" Shori mengangkat sebelah alisnya dengan wajah minta ditempeleng.

"Bukan hampir kecolongan lagi, tapi udah kecolongan. Untung aja ada orang yang mau ngebantuin gua."

"Oh? Ada juga ya orang yang mau baik ama elu," Shori tersenyum meremehkan.

"Itu mulut bisa dikunci kagak? Gua justru akhir-akhir ini sering banget di tolongin sama orang."

Marius yang sedari tadi diam mulai penasaran, "Kok bisa?"

Kau mengendikkan bahu, "Tau'. Mana yang ngebantuin cowok semua lagi."

Kento dan Fuma kaget, "SUMPAH?! WAH WAH, (Y/N) SEKARANG MENJURUS KEARAH JALUR REVERSE HAREM GAES!!!"

Kau yang lelah mendengar ocehan tidak jelas dari mereka berdua itu langsung melempar wajah mereka dengan sendal swallow warna ijo yang kau temukan. Gak tau darimana nemunya.

"Kita masih dikampus. Jangan bikin gua nampol muka kalian pakek sendal lagi."

Mereka berdua meringis kesakitan.

"Noh, salah sendiri tuh. Makanya jangan bikin emak-emak marah," Ujar Marius sok-sokan menasehati kedua temannya itu.

Kau menatap Marius sembari tersenyum tutup mata, "Marius mau juga??"

Marius mengangkat kedua tangannya didepan dadanya, "Kagak. Takut wajah Marius yang sempurna ini rusak."

"Hilih, mau muntah gua," Ledekmu. Marius hanya cengengesan layaknya orang bodoh.

"Udah ah! Cepetan belajar sana! Masukan nanti ada kuis lho!"

Mereka semua membulatkan mata mereka, "Sumpah?! Napa gak bilangin daritadi, bego?!" Mereka semua pun kalang kabut membuka buku dan mulai belajar.

Kau tertawa kecil dalam hati.

Mpus lu pada. -(y/n), si setan tingkat iblis.

-An Absurd Life of A Fangirl-

"Ti ati jalannya! Jangan sampe dipalak ama preman!" Seru Marius yang sudah berjalan menjauh.

"Gak bakal kejadian! Dah sono pulang! Dicariin emak lu nanti!" Kau balik berteriak lalu membalikkan badan. Tepat saat kau membalikkan badan, kau menabrak seseorang lelaki yang postur tubuhnya 3 kali lebih besar darimu. Karena kau tidak memperhatikan wajahnya sama sekali, kau langsung ingin mengumpat, tapi hal itu kau tunda karena melihat siapa yang kau tabrak.

"Maap bang... Kagak liat tadi, sumpah," Kau menatap takut-takut ke wajah lelaki itu sembari membuat tanda peace dengan jarimu.

"Gak ada kata maaf. Sekarang, kasih semua duit yang lu punya," Lelaki--tidak--preman yang kau tabrak itu menatap mu penuh ancaman.

"T-tapi bang, gua kagak ada uang lagi. Tadi udah habis dibeliin es kiko," Kau mencoba untuk menolak preman itu secara halus. Tapi, ya gak mungkin langsung dibebasin lah, bege.

"Heh, boong kan lu. Kagak usah ngebantah! Cepet kasih uangnya!!" Nada preman itu makin keras, membuatmu keringat dingin plus gemetaran.

"Diem aje lu bocah. Gua bilang cepet kasih uangnya!!" Preman itu sudah siap untuk menonjokmu, tapi sebuah tangan menahan pundak preman itu--membuat preman itu menghentikan tonjokannya.

"Ck, ck, gak sopan banget sama cewek." Ujar orang yang menahan pundak preman itu.

"Lu kagak usah ikut-ikutan! Ini urusan gua sama ni bocah!" Bentak preman itu dan langsung dihadiahi pukulan maut di perut. Wew, senada tuh. Maut di perut. g

"Lu gak usah ngegas dong. Gua kan ngomong baik-baik," Orang itu menatap preman tadi dengan sinis.

"Ck, bodo lah!!" Preman itu langsung cabut karena takut oleh orang yang menolongmu itu.

Orang itu mendecih, "Badan aja gede, nyalinya kayak mata semut."

Bukannya berterima kasih, kau malah makin takut karena orang yang menolongmu itu berwajah sangar.

"Bang, jangan palak gua plis. Gua beneran kagak ada uang ini," Kau memohon di depan lelaki itu.

Lelaki itu menatapmu lalu tertawa lepas, "Hahaha! Lu kira gua preman kayak tadi? Ya kagak lah! Buktinya aja gua ngebantuin elu!"

Kau menatap lelaki yang membantu mu, "Maap, gua kira preman juga. Abis itu wajah sangar sih."

"Sangar gimana? Orang ganteng gini," Lelaki itu tersenyum kepedean.

"Ye, pede amat bang. Yaudah, makasih ya bang, udah bantuin gua."

"Iye, masama. Lain kali kalau kek tadi langsung kabur aja," Kau hanya menjawab dengan dehaman.

"Sekali lagi makasih ya bang!" Kau pun berjalan meninggalkan lelaki itu setelah berterimakasih.

Lelaki itu hanya tersenyum, "Dia banyak ketimpa musibah dah. Napa yak?"

-An Absurd Life of A Fangirl-

Kau sedang berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari di supermarket. Setelah membeli semua yang kau butuhkan, kau menuju kasir dan mau membayar. Tapi, sialnya, setelah kau cek semua isi tas mu, tidak ada benda yang disebut dompet itu. Ya elu panik lah. Mau balik kerumah, nanti malah dikira kabur. Masa mau nunggu terus disini sampai ada malaikat pemberi rejeki? Ya kali.

"Mba? Kenapa? Ada masalah?" Tanya penjaga kasirnya.

Kau yang lagi banjir keringat itu gelagapan, "Gak... Ini... Aduh...." Kau menggaruk-garuk kepala mu yang gak gatel sama sekali.

Tiba-tiba, lelaki yang mengantri dibelakang mu itu berbaik hati untuk membayarkan semua belanjaanmu.

"Ini mba uangnya. Sekalian Pocky, pas kan?" Tanya lelaki itu sembari memberikan sejumlah uang cash.

"Iya mas. Terimakasih​ sudah berbelanja disini!"

Lelaki itu tersenyum, kau pun buru-buru mengambil belanjaan mu lalu mengejar lelaki tadi yang sudah berjalan keluar dari supermarket.

"Mas!!" Seru mu.

Lelaki itu menoleh, "Eh, mba nya yang tadi. Kenapa mba? Ada yang kurang ya tadi?"

Kau menggeleng, "Gak kok mas. Saya mau terima kasih. Nanti saya gantiin kok uangnya!"

Lelaki itu tertawa renyah, "Gak usah kali, mba. Orang saya tadi cuman mau beli Pocky aja, cuman duitnya kebanyakan, jadi lebih baik saya bayarin mba yang keliatan nya gak bawa dompet," Jelas lelaki itu.

"Ahaha... Tapi makasih banyak lho mas, beneran."

"Iya, santai aja mba. Saya permisi duluan, ya," Kau mengangguk. Lelaki itu pun sedikit menunduk kan kepalanya lalu meninggalkan mu.

Masya Allah, banyak bat orang yang mau baek ama gua. Banyak banyak terima kasih lah sama Allah nanti. -(y/n), yang tetiba menjadi alim.

Hah? Lu jadi alim nih ceritanya? Yang bener? Sumpah? Ciyus nih? Alhamdulillah, (y/n) dah mau tobat Ya Allah.

✡❇✡

Sisa dua member lagi. Tau aja kan yang tersisa siapa aja? :V

XOXO, Nao.

An Absurd Life of A FangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang