20

5K 513 131
                                    

Who you are



Dua insan yang hanya dibalut selimut tebal terdiam sejak kejadian dimana mereka saling  melingkupi satu sama lain. Yerim segera duduk. Ia membelakangi Jungkook. Duduk di tepi ranjang, membiarkan punggung polosnya terekspos. Karena percuma juga menutupinya, karena Jungkook telah melihat semua.

“Kenapa kau percaya padaku? Aku rasa, kau sosok yang berprinsip?,” tanya Jungkook memecah keheningan diantara mereka.

“Pertanyaan itu juga berlaku untukmu. Kenapa kau percaya padaku?,” Yerim tak menoleh sama sekali. Ia duduk di tepi ranjang sama seperti ketika duduk di tepi kolam renang. Memainkan jemari kakinya yang menempel pada karpet.

“Aku hanya percaya saja. Aku tak tau ada apa denganku. Lalu, bagaimana denganmu? Kau bukan orang yang mudah ditaklukan…”

“Kau ingat pertemuan kedua kita?”

“Di café?”

“Setelah di café. Ketika kau membawaku ke danau.”

Jungkook mengangguk meski Yerim tak tau.

“Aku hanya percaya padamu, setelah saat itu. Ya, tak langsung percaya. Tapi rasa itu semakin kuat ketika kau menolongku setelah aku mendapat luka. Aku marah karena kau mengambil berlian itu. Tapi, aku sudah memikirkannya kalau kau melakukan semua untuk meringankanku. Aku berterimakasih.”

Jungkook duduk bersandar pada dashboard dengan tubuh bagian bawah tersembunyi dibalik selimut. Ia menatap lekat punggung Yerim. Ia tak menyela perkataan Yerim.

“Kau benar. Jika lelah istirahat. Bukan menyerah. Kata-kata itu menguatkanku kembali. Terimakasih.”

Jungkook tersenyum.

“Tak perlu berterimakasih. Aku tau kau patut diberi kesempatan kedua.”

“Aku sudah memutuskan. Aku akan menyerah jika berada di tanganmu. Dulu, aku ingin menghindarimu bahkan aku pernah memutuskan untuk menembakmu jika kau mencoba mencapaiku. Tapi, nuraniku selalu menahannya. Aku pasti akan menjadi orang paling bodoh jika mencelakaimu.”

Jungkook bergerak mendekati Yerim, namun bagian bawahnya tetap tersembunyi dibalik selimut. Jemarinya menyusuri hal yang sedari tadi menjadi perhatiannya. Luka tusuk. Bukan luka tusuk yang ia lihat tempo hari. Dua luka tusuk yang terlihat itu adalah luka lama. Memang, tubuh Yerim tak semulus wanita lain. Punggungnya penuh dengan luka, tetapi berbeda untuk dua luka itu, Jungkook tau jika itu luka lama.

Yerim berjengit kaget ketika jemari itu menyusuri garis luka yang ia sendiri tak tau dari mana asalnya.

“Dapat darimana luka ini?”

Yerim memiringkan kepalanya. ia kebingungan. “Aku tak tau. Tubuhku penuh luka dan aku tak ingat mendapatkannya dimana.”

“Tapi ini seperti luka tusuk yang sudah lama..”

“Luka tusuk? Aku tak pernah mendapatkan luka tusuk kecuali yang kau obati kemarin….”

Jungkook nampak memikirkan sesuatu. Ia memegang dagu Yerim dan membawanya untuk menatap matanya secara intens. Jungkook mengingat perkataan sang ayah. Tak asing. Jungkook menunjuk tempat tahi lalat di wajah Yerim membuat wanita itu mengernyit bingung.

Shoot Me √Where stories live. Discover now