8

3.3K 473 105
                                    

Gadis Pelayan Café

Jungkook telah kembali kuliah. Namun, dia kini memilih tinggal rumah ayahnya dikarenakan misi yang ia terima. Awalnya tentu saja mendapat penolakan dari sang ibu, namun karena melihat wajah serius Jungkook, Ara tak mampu melakukan apapun. Lagipula, Jungkook sudah dewasa, sudah tau apa pilihannya, sudah mengerti hal apa yang baik dan buruk untuknya, percuma menahan Jungkook jika lelaki itu bersikeras untuk tetap bersama ayahnya, Jeon Seojoon.

Jisoo berbeda dari Jungkook. Dia sangat ingin tinggal bersama ayahnya pula, namun dia juga tak tega meninggalkan ibunya seorang diri. Memang, Ara telah memiliki Mark dan Lisa. Tapi mereka bukanlah anak kandung Ara. Mereka hanyalah anak tiri, anak dari suami barunya. Jisoo memilih weekend sebagai waktu untuk berkunjung dan menginap ditempat sang ayah sementara hari lain dia dirumah ibunya.

Jungkook kini berjalan beriringan dengan sang sahabat yang terkenal akan sifat playboynya. Siapa lagi kalau bukan Park Jimin yang sekarang nampak normal dengan warna rambut barunya. Hitam. Entah, angin apa yang membuat lelaki bermata sipit itu untuk mengganti gaya rambutnya lagi.

"Kook, apa kau tau alasan aku mengganti warna rambut?," seolah tau apa yang Jungkook pikirkan, Jimin membuka pembicaraan dengan pembahasan yang sebenarnya sedang Jungkook terka-terka jawabannya.

"Apa aku perlu tau?," Jungkook hanya menanggapi dengan sikap acuh. "Ayo kita bersantai di café depan," ajak Jungkook begitu mengetahui jika langkah mereka akan melewati sebuah café.

"Tentu! Tapi, kau yang traktir. Oke?"

"Apa kau tak punya uang? Kenapa kau malah minta traktir, Tuan Park? Tak biasanya kau mengemis traktiran," ledek Jungkook. Dia terkesan merendahkan. Tapi sejujurnya, apa yang dikatakan Jungkook itu benar. Jimin tak pernah meminta traktiran kecuali jika Jungkook yang menawari, dia akan dengan sedang hati menerima.

"Uangku habis. Aku mengganti semua style, dari ujung kaki sampai ujung kepala. Apa kau tak menyadarinya?," selidik Jimin. Dia curiga jika sahabatnya yang setia dengan kacamata bulat itu tak peduli dengan penampilan barunya.

Krling

Suara pintu café yang terbuka.

"Selamat datang di Mints café, silahkan menuju meja yang anda inginkan," sapa seorang pelayan dengan begitu ramah. Dia menyapa Jungkook dan Jimin ketika dia akan kembali ke belakang dan berpapasan dengan kedua pelanggan yang baru masuk itu.

Jimin dan Jungkook mencari tempat duduk yang sedikit tertutup. Bukan tertutup, lebih tepatnya sedikit tenang. Tempat duduk paling ujung, dekat dengan jendela yang mengarah langsung pada pemandangan jalan raya yang terlihat sibuk dengan adanya kendaran yang lewat. Jimin meletakkan tasnya di kursi yang kosong begitu juga Jungkook. Jungkook segera duduk dan menikmati pemandangan jalanan kota yang sibuk sementara Jimin terlihat kesal.

Jimin mengangkat kaki kanannya dan ditekuk diletakkan dikaki kiri. Sementara tangannya bersedekap. "Kook, kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Apa kau tak ada niat untuk melihat penampilan baruku sedikitpun?"

Jungkook menarik ujung bibirnya. Pandangannya teralihkan pada sosok sahabatnya yang tengah merajuk. "Kau tampan," hanya dua frasa yang keluar dari bibir Jungkook. Bukan senang, Jimin malah mengeluarkan wajah datarnya.

"Kau nampak tak ikhlas," desis Jimin. "Ngomong-ngomong," Jimin menurunkan kakinya. Dia sedikit menarik kursi yang didudukinya agar sedikit lebih maju, dan mencondongkan badannya kearah Jungkook. "Kenapa kau dan Jisoo noona berpisah? Kenapa kau memilih tinggal bersama ayahmu?"

Shoot Me √Where stories live. Discover now