3

4.1K 539 75
                                    

Meet You


“Aku tau. Tapi..,” Momo menegakkan lagi pistolnya. Diarahkan tepat di kepala Yerim. Tangannya siap menarik pelatuk. “Aku akan buktikan, bahwa Rim itu bisa dikalahkan!”

Prove it. Jika kau ingin menyesal. Orang sepertimu sungguh tak pantas menjadi kurir. Memegang pistol saja tak bisa.”

Dor

Suara tawa keluar setelah tembakan. Tawa wanita yang begitu puas dengan apa yang terjadi.

“Payah sekali kau, Momo-san. Apa kau tak pernah diajari cara menembak?,” Yerim bangkit dari merunduk. “Aku tau kecepatan pelurumu itu. Dan, ya… aku merasa itu peluru terakhirmu. Ceroboh sekali. Hanya mengisi pistol dengan satu peluru,” Yerim mendecak. Dia berjalan mendekat kearah Momo yang berusaha mundur.

Momo mulai panik. Matanya melirik ke sekitar.

Brak..

Momo menjatuhkan tempat sampah yang dia temukan. Dan melempar sebuah balok kayu kearah Yerim. Yerim terjatuh karena serangan tak terduga.

“Bangsat!!!,” Yerim mengumpat karena balok kayu yang dilempar Momo mengenai bahunya. Ngilu, tapi rasa itu diabaikan. Tangannya bergegas mengambil revolver yang disimpan disaku belakang celananya.

Dor

“Aarrgghhh!”

Satu peluru menembus kulit betis kanan milik Hirai Momo, membuatnya jatuh tersungkur. Matanya berair. Hampir menangis merasakan nyeri dan perih karena peluru itu mungkin sudah menancap di tulang betisnya, atau mungkin sudah menembus dan bersarang di tulang kering, tak ada yang tau. Dengan sisa tenaga dia mencoba menyeret tubuhnya pergi.

Yerim bangkit setelah terkena hantaman balok yang dilempar Momo. Berjalan santai kearah wanita yang mencoba merangkak kabur.

“Argghh!,” jerit Momo ketika Yerim menginjak kakinya yang berlubang karena peluru.

“Mau kabur? Sekarang, permudah jalanku. Berikan benda itu secara sukarela atau aku yang akan memotong lidahmu.”

“Rim! Kau kejam!,” Momo mencoba memaki Yerim sebisanya.

“Aku tadi kan sudah bertanya. Apa kau sudah tau tentang agen Rim? Aku rasa kau belum tau. Sekarang, aku kasih tau. Agen Rim itu ahli menembak, berbagai senjata api dia kuasai. Jika mempunyai target, dia selalu melakukan negosiasi dengan targetnya meski berakhir dengan si target mati,” Yerim tertawa menjeda penjelasannya. “Tentu saja mati. Negosiasi tak mencapai kesepakatan. Jadi, kau mau ini mencapai kesepakatan atau tidak?”

“Banyak berlian lain. Kenapa kau mengincar ini?!,” nafas Momo mulai tersengal-sengal.

“Aku hanya diperintah untuk mengambil berlian langka itu,” Yerim bergerak untuk berjongkok dihadapan Momo.

Dengan mata was-was wanita berambut pirang itu mencoba untuk tenang. Meski tak membantu mengurangi rasa gugupnya.

*

“Siapa yang kau bawa ini, Joon?,” tanya Ji Chang Wook begitu melihat Jeon Seo Joon membawa dua orang lelaki dibelakangnya. Sahabat sekaligus bawahannya itu membawa lelaki yang benar-benar asing dimata Changwook.

Shoot Me √Where stories live. Discover now