extra part

19.5K 637 78
                                        


Hari ini, sebuah pernikahan terjadi. Hampir mirip pernikahan massal, karena ada empat pasang yang melakukan pernikahan di gedung yang sama. Putra cs, badboy, dan perusuh nya SMA BM 400, hari ini resmi menjadi suami pacarnya saat SMA. Pernikahan yang megah, di salah satu gedung mewah yang berada di Jakarta.

Waktu itu, sebelum pernikahan Niko, Alfian, dan Firza siap. Mereka memutuskan untuk menundanya, agar bisa melakukan pernikahan seperti impian mereka. Menunggu Leo, melamar, dan melakukan hal apapun sebelum menikah. Akhirnya, mereka menunda selama satu bulan, dan hari ini lah pernikahan itu terjadi.

"Cieee, nikah." Niko tertawa mengejek, sambil menunjuk ke arah ketiga teman dan istrinya mereka. Seperti tidak sadar bahwa dirinya juga menikah.

Mereka sekarang berada di atas pelaminan, dengan empat kursi pengantin. Pernikahan itu dihadiri oleh rekan kerja mereka, kerabat, dan teman mereka yang masih bisa dihubungi.

"Lo juga udah nikah," ucap Firza yang berdiri di samping Niko.

"Selamat yah, Bro. Lo nikah sama adik gue. Lo harus patuh sama Kakak Ipar, lo itu sekarang adik gue, jadi, lo nggak boleh jahat sama gue," ucap Leo pada Niko.

Niko menaikkan sebelah alis nya, "siapa yang jahat? Lo kali yang dari dulu jahat sama gue."

"Eh, Yan. Lo nikah sama Asta. Hahaha, siap-siap muntah karena setiap malam diajak nonton little pony," ejek Firza.

"Ih, apaan? Gue udah nggak pernah nonton Little Pony yang sekarang," sahut Asta yang tidak terima dengan perkataan Kakak nya itu.

Firza mengerutkan keningnya, "heh, kalau nggak pernah nonton. Terus, setiap malam gue denger suara kuda itu dari mana? Dari kandang kambing?"

"Mungkin."

"Udahlah, nggak apa-apa, Za. Setiap hari sampai nanti gue tua nonton gituan nggak apa-apa, kok. Asal sama Asta terus," ujar Alfian sambil tersenyum manis.

"Halah, gaya lo. Paling lo main ML terus," sahut Niko.

"Eh, kalian ber-empat itu nggak malu apa? Kalian udah nikah, masih aja debat, nggak penting pula. Debat nya di depan orang banyak juga, malu gue," ucap Ara sambil menggelengkan kepalanya heran.

"Yaudah, kalau malu, sana turun," jawab Firza.

Leo melototkan matanya pada Firza, enak saja mengusir istrinya. "Enak aja main ngusir istri gue, untung sekarang hari bahagia, coba sekarang hari pelajaran matematika, gue hajar lo," ucap Leo sambil menggenggam tangan Ara dengan erat.

"Istri?" kata Firza sambil menatap ketiga temannya secara bergantian. Lalu sedetik kemudian mereka berempat tertawa, tertawa entah apa alasannya.

Lia, Asta, Salma, dan Ara saling pandang bingung dengan suami mereka. Tertawa karena entah apa alasannya, karena dari tadi tidak ada hal yang lucu. Tapi, Ara, ia bahagia, melihat Leo yang sekarang tertawa terbahak-bahak. Tawa yang sangat jarang dilihat oleh Ara, bahkan mungkin masih bisa dihitung dengan jari berapa kali Leo tertawa seperti ini.

*-*-*-*-*

Sinar matahari pagi menyapa wajah indah Leo. Manusia yang baru saja menikah itu membuka matanya. Ia berjalan keluar kamar, dengan lesu, dan suara perutnya yang mengganggu. Berjalan dengan sempoyongan karena jelas ia masih sangat mengantuk.

Ia berhenti di dapur, saat melihat wanita cantik sedang memasak. "Lah, Ra, kamu ngapain pagi-pagi udah ada di apartemen aku?" tanyanya dengan bingung.

Ara menoleh sambil mengkerutkan keningnya, "hah? Kamu tadi malam kebentok apa?"

"Nggak kebentok apa-apa, kok. Emang ken-" Leo berhenti bicara saat menyadari sesuatu. "Astagfirullah, aku lupa kalau kita udah nikah." Leo berjalan mendekat ke Ara, lalu memeluk tubuh mungil Ara dari belakang.

P U T R A csWhere stories live. Discover now