[2] Rian Mahardika

245 11 0
                                    

7 tahun lalu...

"Gaes, katanya cowok paling cakep disini itu namanya Rian Mahardika lho...", ujar gadis berkulit putih di hadapan Asti itu. Sebagai sesama murid baru, sedari tadi mereka antusias mendengarkannya. Sepertinya dia punya banyak info tentang sekolah ini dan penghuninya. Padahal ini baru hari pertama mereka menginjak bangku SMA. Hebat bukan?

"Siapa? Siapa?", Asti ikut nimbrung bertanya. Nama itu seolah tak asing di telinganya.

"Rian Mahardika", si informanwati itu mengulang jawabannya.

"Pokoknya kalau kalian ketemu dijamin pasti jatuh cinta!", tambahnya lagi, lengkap dengan ekspresi wajah meyakinkan.

"Kenapa?", Asti bertanya dengan polosnya.

"Kerennya kebangetan! Udah tinggi, cakep, jago olahraga, eh...pinter pula! Trus denger-denger, keluarganya juga pemilik perusahaan A itu! Tipe cowok paket lengkap gitu kaan??", dia makin semangat mendeskripsikan sosok idola sekolah itu.

Yang lain langsung bereaksi heboh saat mendengarnya. Ayolah, siapa yang tak senang kalau ada kakak kelas tampan terutama pada hari pertama sekolah? Meskipun tak bisa digapai, namun keberadaannya saja sudah cukup untuk menambah semangat berangkat sekolah esok hari. Ya kan??

"Psstttt...itu dia kakak cakepnya, gaeees!", si informanwati itu berbisik dengan nada agak histeris saat seorang siswa melewati kantin menuju ke perpustakaan.

Dan semua mata otomatis tertuju pada sosok jangkung yang melenggang bak model itu. Rambut agak gondrong dengan bandana olahraga, sementara tangannya membawa bola basket.

Mata Asti terbelalak. Ia mengenalinya!

🍀🍀🍀

Hanin, Emma dan Lia terpana.

Brukk!

Jatuhnya botol minuman Asti pun menyadarkan mereka. Lelaki itu tiba-tiba merengkuh Asti dalam pelukannya.

"Selamat yaa...", bisiknya di telinga Asti. Senyum lelaki itu lalu mengembang seketika. Manis. Legit. Jika saja yang melihatnya bukan Hanin, Emma dan Lia yang terbiasa menundukkan pandangan, pasti akan enggan berkedip.

Asti semacam hilang akal sejenak dan membiarkan lelaki itu mendekapnya kuat. Ketika sadar, ia mendorong pelan tubuh jangkung di hadapannya itu. Memberi tanda untuk melepaskannya.

"Kapan datang?", suara Asti tiba-tiba serak. Detak jantungnya seolah berlomba. Terkejut karena lelaki itu datang tiba-tiba. Juga perlakuannya yang masih saja sama!

Ketiga sahabatnya saling lirik. Bingung menafsirkan reaksi Asti. Tak biasanya ia membiarkan diri berdekatan dengan laki-laki asing. Adegan di hadapan mereka itu agak membuat jengah. Dan tentu saja perlu penjelasan!

"Pagi tadi", sahut si lelaki sambil melepaskan Asti dengan enggan. Ia kemudian menyorongkan bunga yang dibawanya.

"Selamat...", ulangnya masih dengan senyum yang terukir di wajah tampannya.

"Hmmm...", Asti menerimanya dengan anggukan.

"Siapa nih?", tanya Emma pelan. Dia tak bisa lagi menahan rasa penasaran.

"Oh iya, kenalin teman-teman satu asramaku. Ini Emma, Lia sama Hanin", Asti menunjuk mereka satu-satu.

"Hai, saya Rian. Tunangan Asti...", sambung lelaki itu.

Mata Emma membulat. Dia melirik Asti dengan mata seolah meminta konfirmasi dari hal yang didengarnya tadi. Demikian juga Lia, dia tak bisa menyembunyikan wajah syoknya. Dan Hanin bahkan sampai memekik tertahan.

"Dia nggak pernah bilang ya?", tebak Rian. Bukan hal baru bagi Rian jika mendapati Asti yang senang menyembunyikan hubungan mereka. Sejak dulu pun dia begitu!

Ketiganya mengangguk serempak.

"Kami sudah tunangan, hmmm...sekitar enam tahun?", ujar Rian sambil tersenyum jahil pada Asti.

Asti tahu, Rian sengaja menyebutkan fakta kecil itu karena efeknya tentu saja dramatis. Wajah ketiga temannya itu pun tambah syok! Mata mereka kompak seolah merasa dikhianati.

Bayangkan saja, mereka kuliah di kampus yang sama. Satu jurusan juga. Bahkan tinggal di asrama yang sama. Hubungan mereka pun sangat dekat layaknya saudara. Mereka biasa berbagi cerita dari yang biasa hingga bersifat rahasia. Tapi ironisnya, selama empat tahun ini, Asti tak pernah mengungkit soal tunangannya sama sekali.

Asti mengerang dalam hati! Takut-takut melirik teman-temannya bergantian. Tiga sahabatnya yang dilirik itu pun memancarkan macam-macam cahaya mata yang membuat Asti pengen cepat menghilang dari hadapan mereka.

'Ahhh, kok jadi drama gini sih?', keluh Asti dalam hati!

🍀🍀🍀

*diedit lagi sambil membulatkan tekad untuk terus diupload sampai tamat... 😉

Atas Nama CintaWhere stories live. Discover now