PERWIRA ITU LANGSUNG MENCIUM AL - QUR'AN

787 319 220
                                    


Museum Nasional Alepo

Alepo, nama kota ini begitu terkenal di dunia karena berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di kota terbesar di Syiria ini. Dalam kekhalifahan Utsmaniyah sendiri, Alepo merupakan kota terbesar ketiga di antara kota-kota kekuasaan Utsmaniyah sesudah Kairo dan Istanbul. Sedangkan dalam catatan sejarah, Alepo merupakan kota yang paling tua dihuni oleh manusia.

Pada suatu malam Senad menginjakkan kaki di Alepo, zona perang yang paling membahayakan di Syiria karena kota ini merupakan basis perjuangan antipemerintahan Bashar al Asad. Ketika itu malam hari. Hari sudah gelap sekali. Di hampir segala penjuru jam malam diberlakukan sehingga membuat penduduk tidak ada yang keluar rumah sama sekali. Sedangkan Senad berjalan terus meski pun kondisi sudah gelap gulita.

Dalam kegelapan, Senad tidak menyadari kalau beberapa pasang mata memerhatikannya. Mereka adalah tentara-tentara Bashar al Asad yang bertugas menjaga keluar masuknya orang ke kota Alepo. Beberapa orang prajurit menghadang langkah Senad dan menyuruh Senad berhenti. Dengan tenang Senad berhenti,

"Asalamualaikum," ucap Senad kepada para tentara yang bertugas itu. Mereka menjawab salam Senad dan beberapa saat kemudian dengan bahasa Rusia, mereka menginterogasi Senad mengenai kedatangan dan tujuan Senad melintasi kota Alepo.

Sesudah menjelaskan maksud dan tujuannya, seorang perwira menyuruh Senad mengeluarkan semua barang yang ada di ranselnya. Mereka adalah petugas-petugas yang harus bertanggungjawab kepada atasannya. Mereka tidak mau kecolongan sehingga menyebabkan mereka terkena sangsi atau hukuman karena di kota Alepo siang malam terjadi peperangan di sana.

Maka Senad mulai mengeluarkan semua barang dengan tenang dan pelan-pelan; semua baju yang ia bawa, peta, dan lain-lain ia keluarkan semua sampai seluruh isi tasnya dalam keadaan kosong. lalu dia mengatakan bahwa dia berasal dari Bosnia, dia mencintai Allah dan Syiria. Senad mengangkat al-Qur'an dan bendera Bosnia di tangannya sesudah menjelaskan itu.

Lalu perwira itu mendekati Senad, memegang tangan Senad yang sedang memegang al-Qur'an dan didekatkannya tangan itu untuk kemudian perwira itu segera mencium al-Qur'an dan mengatakan kepada Senad bahwa ia minta maaf telah menyuruh Senad mengeluarkan seluruh isi tasnya. Ia kemudian memeluk Senad dan mendoakan agar Senad tidak tewas selama melintasi Syiria yang sedang berkecamuk perang itu. ***


5700 KM Menuju SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang