YA ALLAH TENANGKAN ANGIN DAN HUJAN !

1K 343 223
                                    


Hari itu, Senin 26 Maret 2012 Senad memasuki sebuah pegunungan yang cukup landai di Turki. Cuaca waktu itu begitu gelap. Kabut tebal di mana-mana dan sesekali kilat disertai petir menyambar. Cahayanya menerangi bumi bak lidah api menjulur panjang sampai kaki langit. Suasana begitu sepi. Tak ada seorang pun yang ada di sana karena cuaca memang sedang tidak menentu.

Sekitar siang hari pukul 1.00 hujan deras mulai turun, petir dan guntur bekilatan, langit mendung membuat hari menjadi hitam seperti malam, sementara salju setinggi 1.5 meter belum meleleh menyusahkan siapa pun yang berusaha melintasi gunung itu karena jalan licin dan tertutupi salju. Dalam kondisi seperti itu, Senad terus melanjutkan perjalanan terlepas dari kondisi dan cuaca yang buruk sekali pun.

Sesekali dia berpapasan dengan orang-orang yang menuruni gunung karena kondisi cuaca yang tidak memungkinkan mereka untuk melanjutkan perjalanan. Mereka merasa heran melihat Senad di tengah kondisi begitu berjalan kaki sendirian dengan kondisi gelap dan ekstrim seperti ini. Senad sesekali tersenyum kepada orang-orang yang menatapnya sambil mengucapkan salam. Dalam rumus perjalanan Senad, tidak ada kata kembali, ia harus terus senantiasa melanjutkan perjalanan bagaimana pun kondisinya. Bahkan, ketika berada di dalam hutan sendirian dalam kegelapan malam sekali pun seperti hari itu ia tetap melanjutkan perjalanannya.

Karena hujan makin deras dan halilintar senantiasa bergemuruh di atas langit, Senad begitu kesulitan karena jalanan penuh salju dan gelap. Ia kuatir terpeleset untuk kemudian terjatuh dan terguling-guling ke bawah gunung. Dia melangkah begitu hati-hati dengan tongkat kayu yang dipegangnya. Bingung dengan kondisi gunung yang begitu gelap dan hujan yang deras yang tiada henti, Senad mengangkat tangannya ke langit dan berdoa meminta kepada Allah agar angin dan hujan menjadi tenang.

Senad terus melanjutkan perjalanan sesudah dia menyelesaikan doanya, kemudian persis 30 menit sesudah ia selesai berdoa hujan pun berhenti, guntur dan petir menghilang untuk kemudian matahari menyemburkan cahayanya di langit, dan Senad pun bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikanNya. "Aku sungguh mencintai-Mu ya Allah," gumannya pelan sesudah bangun dari sujud syukur sambil tersenyum menghadap ke langit. ***

5700 KM Menuju SurgaWhere stories live. Discover now