SERBIA : MENGENANG SEBRENICA

2.1K 442 325
                                    



***

DIA BISA SAJA MENINGGAL DALAM PERJALANAN

Hari itu Senad baru saja melewati patroli perbatasan Sastavci yang merupakan desa kecil yang menjadi salah satu daerah terluar antara negaranya dengan negara Serbia. Sastavci sebuah desa kecil dengan mayoritas komunitas orang Bosniak ini, banyak mendapatkan bantuan dari pemerintah Serbia. Di samping pembangunan sekolah dasar yang didanai oleh Serbia, banyak sekolah di sana juga yang dijalankan dengan biaya dari pemerintah Serbia, termasuk aliran listeriknya. Sehingga membuat Sastavci seperti desa yang diperebutkan dan diperhatikan oleh dua negara.

Sesudah melewati Sastavci, sebentar lagi dia sudah akan memasuki negara kedua dari tujuh negara yang akan dilaluinya. Sebuah perjalanan yang pastinya menguras emosi, tenaga, penuh dekapan kesedihan, tetesan air mata, bahkan bisa saja meninggal dalam perjalanan yang sangat ekstrim itu dan penuh dengan kesendirian.

Namun Senad adalah seorang muslim militan yang benar-benar menyandarkan segala hajat dan kehidupannya kepada Allah semata, tidak dengan selainNya. Sehingga, di dalam hatinya hanya keindahan, rasa manis, semangat, dan segala hal yang menentramkan jiwa selama perjalanan panjangnya untuk Allah SWT.

Sesudah melewati tapal perbatasan, jauh di depan sana, terlihat di sebelah kanan jalan papan besi dengan dasar warna biru tua bertuliskan "Republic of Serbia" Senad terus aja berjalan melewati jalanan beraspal dengan rerimbunan pohon menghijau di kanan kiri jalan. Lengang sekali jalan itu, sehingga Senad bisa leluasa berjalan dan memandang jauh ke depan.

Mobil berwarna putih bertuliskan Police Border emigrasi sudah nampak dengan dijaga oleh aparat kepolisian bersenjata lengkap. Polisi-polisi muda berbadan tegap dengan tatapan tajam itu berdiri sepanjang hari untuk melakukan pemeriksaan paspor dan dokumen-dokumen keemigrasian orang-orang yang akan memasuki atau keluar dari negaranya. Mereka mengenakan seragam serba hitam, menegaskan lajimnya kebanyakan polisi-polisi di Eropa timur. Terkesan galak dan tegas.

Serbia merupakan negara kedua yang dilalui oleh Senad dalam perjalanannya menuju ke Mekah. Negara yang berbatasan dengan Hungaria di sebelah utara, di bagian timur berbatasan dengan Rumania dan Bulgaria, di sebelah selatan berbatasan dengan Macedonia, sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Bosnia, Kroasia dan Montenegro. Ini adalah negara pertama dari dua negara yang akan dilaluinya yang mayoritas penduduknya bergama Kristen.

Dari jauh, para penjaga perbatasan itu dapat melihat kelibat bayangan Senad dengan bendera Bosnia berkibar-kibar di punggungnya. Laki-laki paruh baya itu berjalan santai di tengah deru angin dingin yang menerpa tubuhnya. Sebelum melihat Senad secara langsung, aparat penjaga perbatasan sudah melihat pemberitaan di media elektronik mau pun membaca melalui media cetak mengenai perjalanan panjang dan beresiko yang tengah ditempuhnya menuju Mekah. Karenanya, mereka merasa beruntung sekali bisa bertemua dan melihat secara langsung orang tersebut. Ketika Senad sudah benar-benar akan memasuki pos penjagaan, mereka buru-buru mengucapkan salam kepada Senad,

"Asalamualaikum," ucap mereka penuh hormat. Walau mereka bukanlah muslim.

"Walaikumsalam," jawab Senad tidak kalah hormatnya. Seseorang yang diyakini Senad sebagai kepala pos penjagaan perbatasan mendekati Senad, dan memberikan perintah kepada anak buahnya,

"Jangan mempersulit administrasi orang Bosnia ini. Bagaimana pun dia bisa saja meninggal dalam perjalanan." Ucapnya memerintahkan anak-anak buahnya yang bertugas melakukan pemeriksaan administrasi hari itu. Sejurus kemudian aparat-aparat bersenjata lengkap itu mempersilahkan Senad untuk melanjutkan perjalanannya sambil tersenyum ramah. Senad membalas senyum mereka sambil tak lupa mengucapkan terimakasih atas kebaikan mereka.***

5700 KM Menuju SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang