36 | Childhood memories (1)

4.6K 154 3
                                    

"tak Syu, abang tahu Syu tidak sanggup... "

Syuhada menggeleng laju. Air mata yang sedari tadi jatuh biarkan. Rasanya pahit, tapi dia tidak boleh bersikap mementingkan diri sendiri.

" Sayang, abang tak patut pentingkan diri, sayang patut bahagia.... "

Semakin laju air matanya mengalir. Wajah Haikal dipandang lama. " Betul? be-tulkah? "

Haikal mengangguk dan tersengih kecil. Setelah kontak mata bertangkup, badan kecil sang isteri ditarik dalam pelukan.

Rindu

Aku rindu pelukan hangat ini. Syuhada rindukan semuanya tentang mereka.

" Abang redha sayang. Selama ini abang pasrah mengatakan kita tidak berjodoh, namun Allah SWT mengatakan sebaliknya. Saat abang bangun, sudah ada Syuhada disebelah abang, menjadi pendamping halal abang. Setelah segala yang kita lalui, abang pasti Syuhada Haifa, bidadari abang kuat... "

Haikal memang yang paling tahu apa yang dia rasakan. Pujukan lembut dari lelaki ini seorang, mampu menerbangkan keseluruhan gundah yang memberat dihati.

" Abang berdoa, Ya Allah, janganlah kau ambil bidadari abang dari hidup abang. Cukuplah takdir memisahkan kita. "

Dan kali ini tangisannya mula meruntun jiwa. Menjerumuskan semangat diri hingga aku juga menangis bersamanya.

" tapi abang percaya Syu bisa kan ? lihat saja Farish dengan Farash . Melahirkan mereka lebih dahsyat tau . " aku cuba melawak dalam situasi ini . Namun Haikal hanya tersenyum pahit sambil mengelap sisa air mata dihujung pelupuk . Hidungnya yang kemerahan buat aku rasa amat bersalah .

" janji , kita kena sama sama kuat untuk tempuh dugaan ini ya ? Haikal akan sentiasa ada untuk Syu dan Syu juga perlu ada untuk Haikal ya ? " jari kelingkingnya dihulur ke arah ku . Aku tersengih dan lalu menyatukan jari kelingkingku juga .

" janji " 

Lalu dia kembali memelukku dan sama sama menikmati pemandangan .

*****

" Jadi Puan Syu dah fikir masak masak ? Encik Haikal ? " Doktor Suraya memandang pasangan ini silih ganti . Terkejut sebenarnya bila kedua suami isteri ini mengutarakan hasratnya .

Laju keduanya mengangguk walau riak tidak yakin masih terpamer . Sekeping gambar scan yang menunjukkan isi perutku yang sihat membesar walaupun diluar rahim .

" its twin and it keep growing . That means your life on danger "

aku pandang wajah doktor Suraya yang memandang kami silih berganti . Dia menentang sekerasnya keputusan kami sebenarnya .

" Puan Syu tahu ini akan merisikokan nyawa puan Syu sendiri . Dan mungkin Puan Syu akan mati "

Mati ? Aku menelan air liur . Pahit rasanya. Tapi dengan yakin aku angguk lagi bila jemari Haikal kemas memegang tanganku . Seolah menyalurkan semangat .
" baiklah . Kalau itu keputusan Puan dan Encik Haikal saya tak boleh kata apa . Cuma rest sehingga hari bersalin tiba . Dan jangan bagi Puan Syu stress ya Encik Kal ? "
" baikla doc . Thanks "

Doktor Suraya mengangguk lalu tersenyum mesra . Dia mula fokus pada kertas putih yang berselerak atas mejanya. Dan kami mula mengangkat punggung .

" em doc  "

" yes ? " dia pandang semula pasangan suami isteri yang berada dimuka pintu

" boleh i nak bawak Syu keluar ? Jalan jalan or nah ? "

"Jadi Wife Aku. ( Revisi ) Where stories live. Discover now