Samudera - 28

21.9K 2.6K 476
                                    

Panggilan alam membuat Oceana terjaga dari tidur lelapnya, dengan kesadaran yang belum 100% ia menyibak selimut lalu beranjak ke toilet yang ada di dalam kamar sebelum ia ngompol. Setelah merasa lega ia keluar dari toilet dan kembali merebahkan tubuhnya di kasur, tapi sebelum itu ia mengecek ponsel terlebih dahulu. Kebiasaan manusia jaman now itu memang selalu mengecek ponsel setiap ada kesempatan.

Matanya melotot mendapat pesan dari Rania yang mengajaknya ke New-Zealand.

Oceana melototkan matanya dan membaca berulang kali, takutnya ia salah baca karena efek baru bangun tidur, ia mengucek matanya berkali-kali, namun tulisannya masih sama.

Senyuman mengembang di bibir Oceana.

"Samudera tunggu dedek Oceana datang padamu, Mas," ujarnya exited. Ternyata efek LDR dan terlalu lama menahan rindu membuat orang menjadi alay.

Oceana turun dari kasur dan mengambil koper yang ada di atas lemari, setelah itu ia masukkan beberapa lembar pakaian. "Selesai."

Kemudian ia melirik benda persegi yang menggantung di dinding kamarnya, waktu sudah menunjukkan pukul 3 pagi, rasanya terlalu singkat jika ia gunakan untuk tidur lagi, lebih baik sekarang Oceana mengirim pesan kepada Gia.

Oceana : Gi, gue izin gak masuk sekolah untuk beberapa hari ke depan, ada urusan keluarga. Tolong lo sampaikan ke guru-guru dan wali kelas. Atau sekalian lo bikinin surat izin aja. Thx before 😘

Tak lama kemudian muncul sebuah pesan dari Rania.

Camer idaman : Na, Tante jemput kamu 1 jam lagi ya

Oceana langsung mengetikkan jawabannya.

Oceana : iya tante, siyap 86

Oceana langsung bergegas mandi air hangat.

"Demi lo, Sam. Gue rela mandi pagi-pagi buta seperti ini."

Setelah dirasa airnya sudah mencapai kehangatan yang pas, Oceana langsung membuka pakaiannya dan melakukan ritual mandi yang cukup singkat.

Setelah selesai, ia langsung keluar dengan melilitkan handuk sampai di atas dada, dan segera berpakaian yang rapi serta memoleskan bedak tabur ke wajahnya, tak lupa lip gloss ke bibirnya agar tidak kering.

"Natural aja cantik ya."

Setelah siap, ia langsung ke kamar orangtuanya.

Baru saja Oceana hendak mengetuk pintu, telinganya langsung menangkap sesuatu yang aneh, dari dalam sana terdengar suara desahan Vina. "Dosa gak ya ketuk pintu pas Ayah dan Bunda lagi anu?" tanyanya kepada dirinya sendiri.

"Tapi masa gue gak pamit mau ke New Zealand."

"Ah, bodo amat."

Oceana langsung mengetuk pintu tersebut seraya memanggil Ayah dan Bunda.

Beberapa menit setelah menunggu akhirnya muncul Vina yang membuka pintu, dan Oceana meringis melihat leher Bundanya yang penuh tanda serta bibirnya yang sedikit membengkak.

Ayah ganas juga ya.

"Ada apa, Na?"

"Oceana mau ke New Zealand buat beberapa hari ke depan diajak sama Tante Rania."

"Sekolah kamu?"

"Izin, Bun"

Vina mengangguk. "Tapi hati-hati. Cepat pulang."

Oceana langsung mencium tangan Vina. "Yah, keluar dong. Oce mau pamit," ujarnya sedikit lebih keras.

"Ayah masih tidur," balas Vina.

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔Where stories live. Discover now