Samudera - 19

24.6K 2.7K 132
                                    

Cukup kalian yang menjadi moodboosterku, gak usah mereka yang sering menyakiti hatiku eak wkwk

Jangan lupa vote dan comment

Happy reading

♥♥♥

Seorang gadis memejamkan mata sejenak dengan tangan terkepal dan hembusan napas kesal, tatapan tajam mengarah ke cowok yang berada di sampingnya dan satu pukulan mendarat ke bahunya hingga cowok itu mengaduh. "Apa sih!" kesal Rayhan kepada Ara.

Pascanya, sepulang dari kafe bersama Rayhan, Ara tidak berhenti mengomel karena melihat dengan mata kepalanya sendiri Samudera menyatakan perasaan kepada Oceana dengan romantis di hadapan orang banyak hingga membuat orang-orang iri.

"Dulu waktu gue ditembak sama Sam gak seromantis itu, gue kesal!"

Rayhan membaringkan tubuhnya dan saat ia hendak memejamkan matanya, Ara langsung menonjok perut Rayhan hingga cowok itu membuka matanya dan mengubah posisinya kembali menjadi duduk. "Lo gila, Ra. Sekarang mending lo keluar dari kamar gue!"

Ara menggeleng. "Gak mau! Pokoknya Bang Rayhan harus bikin Oceana menderita! Kali ini gak boleh gagal."

Rayhan lebih memilih diam dan membiarkan adiknya ini terus berkicau.

"Dasar munafik, katanya cuma sahabat tapi sekarang pacaran! Gue benci Oceana, katanya teman tapi ternyata musuh dalam selimut."

Ara meraih ponsel Rayhan di atas nakas dan melemparnya ke tembok dan jatuh berserakan di lantai. Rayhan mengacak rambutnya frustasi dan menatap miris ponsel yang sudah tidak ada harapan untuk sembuh itu.

Itulah Ara, jika ia benar-benar emosi akan membanting apapun yang ada di sekitarnya, tidak peduli itu milik siapa.

"Ara, lo tahu itu HP baru beli seminggu yang lalu dan lo hancurin gitu aja!"

"Bodo, makanya lo bantuin gue, kalau lo gak mau bantuin gue. Bukan cuma HP lo yang gue hancurin tapi semua milik lo dan gue bakal sunat lo sampai 10 kali biar habis!" ucapan Ara membuat bulu kuduk Rayhan meremang.

Rayhan turun dari kasur dan meraih ponselnya lalu mengeluarkan sim card dan memory card. Setelahnya, ia membuang ponsel dan puing-puingnya ke tempat sampah di pojok kamarnya.

Kemudian ia merebut ponsel Ara digenggamannya. "Lo mau apain HP gue?" protes Ara.

Rayhan tersenyum miring. "Buat gantiin HP gue yang lo rusakin!" Rayhan mengangkat ke atas ponselnya lalu mengeluarkan sim card dan memory card. Ara berusaha merebut kembali. Namun, hasilnya nihil.

Rayhan menjatuhkan sim card dan memory card milik Ara ke lantai.

"Brengsek lo, Bang!" Ara memungut sim card dan memory card tersebut. Setelahnya, ia menatap Rayhan. "Gue ikhlas HP gue buat lo, tapi lo harus janji bantuin gue!"

Rayhan menyeret Ara keluar kamarnya."Sakit jiwa, lo. Sana keluar!"

Ara menitikkan air mata karena itu jurus satu-satunya yang bisa meluluhkan Rayhan, sebab seorang Abang pasti tidak akan tega melihat adiknya menangis.

"Lo jahat sama gue, Bang!" ujarnya di sela isak tangisnya.

Rayhan menghela napas pasrah. "Yaudah iya, susun aja rencananya."

Senyuman langsung terbit di wajah Ara dan ia berjinjit mencium pipi kanan Rayhan. "Makasih Abangku yang kurang tampan."

"Sialan!" Rayhan masuk ke dalam kamar dan mengunci pintunya rapat-rapat.

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔Where stories live. Discover now