Samudera - 21

25.4K 2.6K 229
                                    

Hari ini adalah hari pertama Ujian Nasional untuk kelas 12 dan itu artinya surga dunia bagi kelas 10 dan 11. Seperti halnya sekarang, Samudera sudah rapi dengan seragamnya, sementara Oceana sedang membantu Rania bikin sarapan di dapur.

Oceana membawa piring-piring dan gelas ke meja makan, sedangkan Rania membawa nasi goreng. "Na, tolong susu sama rotinya dibawa ke meja makan sekalian ya."

"Iya, Tante."

Setelah siap, mereka -Oceana, Samudera, Aurel, dan Rania- duduk di meja makan.

Saat Samudera ingin mengambil nasi goreng tapi langsung ditahan oleh Aurel. "Biar Kak Oceana aja yang ambilin, sekalian belajar sebelum jadi istri."

Rania hanya menggeleng-gelengkan kepala seraya tersenyum tipis mendengar ucapan konyol Aurel, sementara Oceana langsung mengambilkan nasi goreng untuk Samudera. "Makasih, Na," ujar Samudera yang diangguki oleh Oceana.

Mereka mulai menikmati sarapan, sesekali Aurel melontarkan guyonan yang membuat mereka tertawa.

"Aku udah selesai." Samudera sudah menghabiskan satu piring nasi goreng dan satu gelas susu putih. "Aku berangkat ya, doain supaya ujiannya lancar."

Rania menatap Samudera. "Iya, doa mama selalu menyertaimu. Semoga sukses ya, Nak. Jangan lupa baca doa."

"Makasih, Ma."

"Semangat dan semoga lancar," ujar Oceana.

"Aamiin."

Hanya Aurel yang tidak memberikan ucapan untuk Samudera.

"Rel, lo gak mau ucapin apa gitu ke gue?"

"Doaku sudah diwakilkan sama Mama dan Kak Oceana." Jeda satu detik. "Ah aku tahu, kalau bingung jawabannya ingat aja wajah kak Oceana."

"Rel, kalau Bang Sam ingat Kak Oceana pas ujian bukannya dapat jawabannya tapi malah senyum-senyum sendiri karena bayangi wajah pacar." Rania ikut menimpali yang langsung membuat Aurel tidak dapat menahan tawanya.

Samudera bangkit dari tempat duduknya lalu mencium tangan Rania. "Berangkat, Ma."

"Iya, hati-hati."

Rania menatap Oceana. "Na, bisa tolong antar Samudera ke depan. Sekalian latih sebelum jadi istri seperti kata Aurel."

Oceana dan Samudera tidak mampu menyembunyikan senyumannya mendengar ucapan Rania. Oceana berdiri dan mengantar Samudera ke depan pintu.

"Aurel juga berangkat, Ma." Aurel berdiri dan mencium tangan Rania.

"Hati-hati ya."

Rania membawa piring bekas sarapan ke dapur sedangkan Aurel berjalan ke depan. Langkahnya terhenti saat melihat Samudera dan Oceana saling melempar senyum.

"Semangat ya, Sam."

Samudera mengacak pelan rambut Oceana."Makasih, sayang."

"Aku berangkat ya." Samudera naik ke motornya dan memakai helm full face.

"Hati-hati," ujar Oceana.

Samudera mengangguk, kemudian ia menancapkan gas hingga motornya keluar dari pekarangan rumah.

Segera Aurel menghampiri Oceana. "Kak, kalian bikin baper jomblo. Panas aku tuh lihat kalian sweet gitu."

Oceana tertawa renyah mendengar ucapan anak kelas 9 di hadapannya ini. "Daripada kamu baper pagi-pagi, mending sekarang berangkat. Udah ditungguin tuh." Karena pak Ahmad -supirnya- sudah menunggu Aurel sedari tadi untuk di antar ke sekolah.

"Ok, Aurel berangkat."

"Hati-hati."

♥ ♥ ♥

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔On viuen les histories. Descobreix ara