03 | Eyang dan Kinan

289K 22.4K 1.9K
                                    

Iris meluruskan kakinya yang terasa pegal. Berhasil membersihkan toilet perempuan seorang diri merupakan prestasi baru dalam hidupnya. Prestasi membanggakan lainnya, ia berhasil menyeret seorang Rangga Dewantara untuk melaksanakan hukuman.

Meskipun sering kena hukuman, tidak ada hukuman yang Rangga kerjakan dengan benar kecuali skorsing. Cowok itu biasanya malah menjadikan hukuman sebagai ajang bermain atau menyiksa junior.

Dijemur di lapangan, Rangga malah main bola. Disuruh foto copy, uangnya malah dipakai jajan. Disuruh bersihin kamar mandi, biasanya justru juniornya yang terpaksa bolos kelas untuk melaksanakan hukuman Rangga. Cowok itu jauh dari predikat murid baik-baik.

Saat ini Iris sedang beristirahat di taman belakang sekolah, sambil menunggu Rangga yang sibuk di sekretariat futsal. Tadi, setelah selesai membersihkan toilet, Iris diizinkan untuk kembali mengikuti kelas, sedangkan Rangga memilih untuk membolos mata pelajaran berikutnya dan tidur di UKS.

Bel pulang yang sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu membuat taman dan deretan ruang sekretariat ekskul sedang ramai-ramainya. Tanpa sengaja, mata Iris bertabrakan dengan mata Tasya. Cewek yang sudah tiga tahun menjadi pengagum setia Rangga.

Tasya mengangkat sebelah alisnya kala menemukan Iris sendirian, sedangkan Iris memilih untuk menunduk pura-pura tidak melihat.

Setelah Tasya dan teman-temannya berlalu, Iris menghela napas lega, walaupun yang ia temui nyaris sama menyiksanya; tatapan-tatapan merendahkan dari sebagian besar perempuan penghuni sekolah ini.

Iris menyadari betul posisinya sebagai pacar Rangga membuat ia dibenci oleh orang yang bahkan ia tidak kenal. Bukan rahasia, kalau setidaknya setengah populasi siswi SMA Nusa Cendekia menyukai Rangga.

Tak ubahnya Arsen yang di kagumi karena sikapnya yang cool, Angkasa yang pintar matematika dan Sagara yang memiliki wajah kebarat-baratan, Rangga pun masih termasuk jajaran cowok paling diinginkan di angkatannya.

Terlepas dari kelakuannya yang semena-mena dan urakan, Rangga punya banyak sisi yang membuat perempuan bertekuk lutut di hadapannya. Namun yang paling utama adalah sifatnya yang easy going tapi tetap berkarisma.

Ada sesuatu yang memikat dari Rangga, sesuatu seperti magnet yang pada akhirnya membuat seorang Airis Kasmira pun menyerah padanya. Iris harus mengakui, bahwa ia jatuh cinta pada Rangga, sejatuh-jatuhnya.

Iris tidak tahu, ia harus bersyukur atau justru merasa sial ketika seorang Rangga Dewantara, kapten Futsal SMA Nusa Cendekia menyukainya, Airis Kasmira yang serba rata-rata.

Otomatis, tatapan iri-benci itu harus Iris terima. Siapa memangnya yang rela kalau cowok sekeren Rangga jatuh cinta sama Iris yang sama sekali tidak punya kelebihan selain kelebihan lemak di pipi?

Iris mengambil secarik kertas dari ranselnya. Formulir ekskul Modeling yang ia ambil di ekskul exebition minggu kemarin. Ada ragu menyelinap dalam benaknya, terlebih setelah pertemuannya dengan Tasya barusan.

Tasya adalah ketua ekskul modeling, jelas mendaftarkan diri di sana sama seperti menyediakan diri untuk masuk lubang penuh buaya. Terlebih ia sudah kelas XI, kelak yang menjadi partner seangkatan di ekskulnya kebanyakan kelas X.

Iris menghembuskan napasnya perlahan. Tidak. Ia tak boleh ragu. Ia sudah melangkah sejauh ini, maka ia tak boleh mundur.

Iris tersenyum menguatkan tekadnya sendiri.

Ketika gadis itu hendak memasukkan kertas tersebut ke dalam tas, benda itu melayang, lalu jatuh di kaki seorang cowok berprawakan tinggi.

Orion memungut kertas tersebut, menelitinya sekilas lantas menyerahkannya pada Iris.

Iris [SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang