Chapter 38: Serendipity

5K 647 58
                                    

Sebagai penghuni baru rumah biru, Mark hanya bisa memiringkan kepala saat melihat Jimin dan Seulgi tidur di sofa berpelukan. Mencoba tidak memikirkan, dia berjalan ke kamar mandi dan menemukan kamar mandi semua tertutup. Jam masih menunjukkan pukul 6 btw. Mark mengetuk pintu masing-masing kamar mandi dan semua ada jawaban di dalamnya. 

Pertanyaan Mark "Mereka bertiga yang masuk kamar mandi ini ngelihat Jimin sama Seulgi nggak ya?

Mark akhirnya memutuskan ke lantai bawah, dan menemukan kamar mandi lantai bawah juga tertutup. Mark melakukan hal yang sama, mengetuk pintu kamar mandi dan mendapatkan jawaban dari isinya. 

Mark membuat note di kepalanya untuk mengatur jam berapa dia bangun untuk lari ke kamar mandi. 

"Selamat pagi Mark." Yerim keluar dari kamarnya dengan rambut setengah acak-acakan.

"Pagi juga Yerim, kamar mandi memang selalu penuh ya?"

Yerim mengangguk, "makanya aku kalau mandi di kamar mandi atas." Katanya sambil lalu ke dapur. "Pagi Yoongi oppa." Ucap Yerim sambil memasuki ruang makan.

Mark mengikuti dari belakang dan menemukan Yoongi sedang berdiri ruang makan, mengolesi rotinya dengan butter. 

Yoongi hanya mengangguk sebagai jawaban salam Yerim, sebelum akhirnya berdiri dari kursinya, mengigit rotinya dan berjalan menuju pintu. "Aku terlambat, salam untuk Seungwan." Kata Yoongi.

"Lho Yoongi," Suara itu terdengar membuat Mark keluar ruang makan. Pintu kamar mandi terbuka dan Seungwan ada di depan pintu kamar mandi. Mark segera berlari, dan memasuki kamar mandi membuat Seungwan kaget, tetapi tidak ambil pusing karena dia lebih memilih menghampiri Yoongi yang masih menjaga rotinya di mulutnya agar tidak jatuh, plus menggunakan sepatunya dan masih memegang tasnya di tangan lain. "Sini ku bantu, bawa tas."

Tanpa tendeng aling-aling Yoongi memberikan tasnya ke Seungwan dan menggunakan sepatunya dengan cepat. 

"Maaf ya aku tidak bangun pagi untuk memasakkanmu sarapan." kata Seungwan.

Yoongi menggeleng setelah dia selesai menggunakan sepatunya, menggambil tasnya dari Seungwan dan memegang rotinya dengan tangan yang lain, hanya untuk mengatakan "Nggak papa, kamu capek juga pasti semalam. Aku berangkat dulu ya," dan satu kecupan di pipi diberikan Yoongi sebelum keluar rumah. 

Seungwan membeku di depan pintu. Begitu juga dengan Eunbi, Sooyoung dan Yerim yang melihat adegan tersebut. Eunbi keluar kamar mandi saat kata-kata maaf aku tidak bangun pagi, dan Sooyoung keluar saat mendengan nggak papa, kamu capek juga semalam, sementara Yerim melihat semenjak Mark masuk kamar mandi. 

Saat Seungwan membalikkan badannya dengan tangan di pipinya, ketiga gadis yang menonton itu melihat Seungwan dengan tatapan menggoda.

"Jadi Eonni, kenapa semalam capek?" Goda Sooyoung.

"Gimana rasanya di cium Yoongi oppa, Eonni?" Kali ini giliran Eunbi menggoda sementara Yerim tertawa.

"Sudah-sudah, urus urusan masing-masing." Seru Seungwan sebelum berlari ke kamarnya sementara semua tertawa melihat reaksi seungwan. 

*** 

Saat Jimin membuka mata dan melihat Seulgi ada di pelukannya, rasanya ini hanya mimpi. Mimpi kalau Seulgi sudah menjadi istrinya, dan sekarang mereka tinggal di rumah baru. Sayangnya, ini bukan rumah baru melainkan rumah biru. Jimin ingin sekali membangunkan Seulgi, tapi sekarang masih jam.... Jimin mendongak dan melihat Jam menunjukkan pukul setengah 7.

"Matilah." Umpatnya. Dia belum mandi, dan dia harus sudah berangkat jam 7. Jimin berusaha mengangkat Seulgi untuk memindahkannya di kasurnya, agar dia tidak kaget saat bangun nanti tertidur di sofa. 

Roommate ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang