Chapter 20: Wasn't Expecting That

5K 730 92
                                    

Jungkook melihat arlojinya, dan menautkan alis saat mendengar Yerim belum ada di rumah. Dia mencoba menelpon, dan tidak di jawab, padahal waktu sudah menunjukkan pukul 22.35. Kemana dia? 

Saat Jungkook memasukkan handphonenya ke sakunya, tiba-tiba handphone itu bergetar.

Kim Yerim, nama itu muncul di display penelpon. Tanpa babibu, Jungkook segera mengangkat telponnya.  "HEI KID, KAMU--halo?" Berjeda karena orang diseberang bukanlah Yerim. "Di mana dia sekarang?" Jungkook mengingat ingat nama tempatnya sebelum akhirnya menutup telpon, dan mengucapkan terima kasih pada yang menelpon. 

*** 

"Aku tidak mau pulang!" 

Yerim mabuk, dan ini pertama kali Jungkook lihat Yerim seperti ini. Apa karena dia baru satu tahun di rumah biru? Apa sebelumnya Yerim pernah seperti ini.

"Jungkook oppa, aku mau sama Jungkook oppa saja." Yerim berkata sambil memeluk pinggang Jungkook

What? Kalau Yerim sekarang tidak mabuk, mungkin dia akan senang. Namun nyatanya, tidak. Yerim sedang mabuk, dan bayangkan kalau si kecil ini bangun dan melihat dirinya bersama? Bisa-bisa dia dibunuh. 

Tadi bartender di bar itu, berkata Yerim ada di bar dari sore, sekitar jam 3 dan tidak melakukan apa-apa selain minum. Jungkook khawatir, ginjal Yerim akan rusak besok saat dia bangun. 

"Oppa, oppa kan sayang aku, yah, jangan pulang yah." 

"Kim Yerim, Seulgi Noona mengkhawatirkanmu."

"Khawatir?" dan Yerim tertawa keras, banyak orang yang melihatnya aneh. Sementara Jungkook hanya menghela napas. "Kalau dia khawatir, dia tidak akan meninggalkan aku sendiri."

"Dia tidak meninggalkan kamu Yerim,"

"Semua orang sama saja. Aku memang tidak pantas di cintai. Ayahku membuangku, lalu sekarang Seulgi Eonni dan Jimin oppa." Yerim kembali tertawa. "Kenapa semua orang membenciku oppa? Kenapa?"

"Aku tidak."

"Hm, memang hanya oppa yang menyukaiku. Bagaimana kalau kita menikah saja?"

Sekali lagi, kalau Yerim tidak mabuk, mungkin dia akan suka dengan kata-kata Yerim. Sayangnya, pasti besok Yerim akan lupa. Karena pemabuk, pasti akan seperti itu. 

"Kita menikah di altar, lalu punya dua anak, atau tiga? Laki-laki dua, dan perempuan satu." Ucap Yerim lalu kembali tertawa. "Oppa, gendong aku. Kakiku patah. Aku tidak bisa jalan."

Jungkook menghela napas, dan tiba-tiba berjongkok. "Naiklah."

Yerim menggeleng, "Bridal style. Kan kita menikah. Tan Tan Taran... Tan tan taraan" Yerim menyanyi dalam mabuknya. 

Jungkook kembali menghela napas, dan menggendong Yerim dalam bridal style. Yerim hanya tertawa dalam pelukan Jungkook, tetapi tidak dalam tiga menit berikutnya. Yerim menangis. "Kenapa cuma oppa yang peduli?" Ucapnya sambil menangis. "Kenapa cuma oppa yang sayang aku? Kenapa Seulgi eonni dan Jimin oppa tidak?" lalu dia kembali menangis. "Aku tidak mau ke rumah itu,"

dan Jungkook hanya bisa menghela napas. Dia berdoa agar besok pagi, Yerim tidak membunuhnya, karena membawanya ke hotel terdekat.

*** 

Yerim mengerjapkan matanya, dan melihat langit-langit yang berbeda dari kamarnya. Ia melihat ke kanan dan ke kiri. Di mana ini? Kenapa dia b--Yerim tiba-tiba merasa perutnya sakit. Ia berdiri dari kasurnya, dan terkejut saat melihat ada yang tertidur di sofa. Dia ingin membangunkan, tetapi perutnya memaksanya untuk mengeluarkan semua isi perutnya. Ia berlari ke toilet, yang ada di ruangan itu. 

Roommate ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang