Chapter 12: I Wish

5.7K 844 102
                                    

Hoseok masih menyelesaikan koreonya, saat pintu terbuka. Jimin masuk dengan senyum sementara Hoseok segera melihat jam dinding.

"Hampir jam 12 Jimin, kamu dari mana?"

"Kantor dan rumah sakit. Lihat calon istri" jawabnya lalu terbahak saat melihat ekspresi Hoseok. "Ngomong-ngomong, maukah Hyung ku kenalkan dengan asistenku? Namanya Lisa."

"Hmm?"

"Aku bukannya mau bergosip, tapi aku baru mendapat cerita dari Seungwan noona, jadi Hyung pasti paham maksudku. Yoongi hyung, sebulan yang lalu saat Seungwan noona meminta tolong hyung untuk menjadi pacar bohongannya, terlihat depresi sekali. Lalu sekarang, kalau terjadi lagi.. aku tidak tahu apa yang akan terjadi."

Hoseok hanya menghela napas. "Aku tidak tahu ingin meminta tolong pada siapa."

"Aku tahu. Makanya, aku menawarkan bantuan. Anggap saja blind date. Kalau hyung masih tidak bisa move on dari Eunbi, tidak apa-apa. Nanti kita bahas dengan Lisa bersama-sama. Dia pasti mau membantu, anak itu senang dengan hal-hal seperti ini. Dia suka mengerjai orang."

Hoseok tertawa. "Bagaimana kalau Lisa itu menyukaiku?"

"Ya bagus. Dia memang butuh punya pacar. Setiap hari kerjaannya mengangguku."

Hoseok tertawa "Baiklah. Terima kasih Jimin. Ah, sepertinya aku harus minta maaf pada Yoongi hyung."

"Hei, hyung. Bagaimana kalau kita kerjai Yoongi hyung sedikit?"

"Lalu dia tidak memasak untuk kita lagi?"

"Dia akan berterima kasih pada kita, dia itu tsundere, jadi butuh untuk dipancing sedikit. Apalagi Seungwan Noona itu pemalu."

"Baiklah. Apa rencanamu?"

***

Setiap pagi, pukul setengah 7, merupakan jadwal Yoongi untuk mandi. Namun kali ini jadwal itu mendadak rusak, terutama karena Hoseok dan Jimin ada di kamarnya tepat sebelum dia berangkat ke kamar mandi.

"Cepat. Aku harus mandi. Mau ke Rumah sakit."

"Aku takut, Jimin." Begitu kata Hoseok dengan mukanya yang memang ketakutan. Sementara Jimin hanya menepuk-nepuk pundak Hoseok.

"Tidak apa-apa Hyung. Ada aku." Ucap Jimin.

Hoseok menelan ludahnya, "Hyung. Aku ingin bicara."

"Jung Hoseok. Percepat dan jangan ulang-ulang perkataanmu. Aku mau mandi."

Hoseok melirik Jimin, dan Jimin akhirnya begah juga. "Hoseok hyung ingin mengatakan cinta pada Seungwan Noona." Begitulah kata-kata yang diucapkan Jimin, dan membuat Yoongi membelalakkan matanya.

"I--itu kalau H--hyung tidak segera mengatakan cinta." Hoseok berujar dengan terbata. Sesungguhnya dia takut pada Yoongi. "H--hyung suka Seungwan k--kan?"

"Aduh, pokoknya Hoseok hyung memberi Yoongi hyung waktu satu minggu. Kalau tidak, Hoseok hyung akan mengatakan cinta pada Seungwan noona. Itu saja." Lalu Jimin membuka pintu kamar Yoongi, dan menarik Hoseok keluar dari kamar Yoongi.

Sepeninggal Hoseok dan Jimin, kini tinggallah Yoongi yang masih shock. Perlahan dia membersihkan telinganya. Berharap salah dengar. Hoseok ingin mengatakan cinta pada Seungwan. Pastilah pernyataan cinta itu akan diterima. Lalu kenapa dia memberi kesempatan untuk Yoongi menyatakan cinta? Bukankah peluang untuknya tidak ada?

Yoongi masih berdiri di tempatnya hingga suara derap kaki terdengar. Itu derap kaki Yerim. Yoongi hapal. Yoongi membuka pintu kamarnya, dan yang terdengar jeritan Yerim.

Yerim menjerit kaget, karena pintu Yoongi yang terbuka tiba-tiba. Sementara Jungkook dengan sigap membuka pintu kamarnya. Dia keluar tanpa busana namun dengan celana bahan miliknya.

Roommate ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang