00 • Mula

311K 25.9K 2.9K
                                    

Sebuah keributan terjadi di lorong lantai dua.

Tidak terjadi pertikaian hingga beradu fisik. Hanya saja, satu lelaki di sana berteriak-teriak dan menggertak seperti singa yang sedang mengamuk.

Dari kejauhan, seorang gadis berkulit bersih agak pucat dan berambut pirang hampir putih itu berdiri sambil memerhatikan mereka.

Di tangan gadis itu ada sebuah es krim yang baru saja ia beli di kantin. Sambil menjilati es krim, dia melangkah sedikit demi sedikit menuju kerumunan itu.

Semakin mendekat, semakin terdengar jelas apa yang lelaki galak itu lontarkan pada lelaki kurus di hadapannya.

"Lo mau tanggung jawab atau nggak?! Jawab gue sebelom gue patahin leher lo!"

Hih, serem banget sih dia, batin si Cewek.

Dia memberenggut, menghentikan langkahnya lagi karena merasa takut terhadap cowok galak itu. Bukan hanya galak, wajahnya pun seram. Benar-benar seperti singa yang sedang marah. Kasihan lelaki kurus yang menjadi korbannya itu ... merana.

Tiba-tiba, lelaki galak tadi melepas jaket kulit dari badannya dan langsung melempar benda itu tepat ke wajah si lelaki kurus. Hap! Untungnya si Kurus cekatan sebelum jaket hitam tersebut menyentuh lantai.

"Bersihin jaket gue sekarang, jangan sampe jus mangganya berjejak, apalagi baunya masih kecium. Kalo iya, lo bakal gue jadiin jus." Si Galak berdesis.

Si Kurus mengangguk paham dan langsung berlalu dari hadapan Si Cowok Singa itu dengan terburu-buru. Kepergiannya membuat beberapa orang yang menontoni mereka satu per satu bubar.

Sampai akhirnya, tersisa Cowok Galak itu bersama tiga lelaki lain yang diyakini adalah teman-temannya. Gadis berambut pirang itu masih pada posisinya, memandang mereka berempat dengan mata bulatnya yang lucu.

Ketika para lelaki itu berputar badan tepat ke arah gadis tadi, mereka serempak terkejut melihat figurnya.

"Astagfirullah, gue kira apaan!" Cowok yang bernama Figo itu berseru spontan.

Gadis tadi berjalan mendekati mereka, ekspresinya tidak ada, tapi tatapannya sangat lucu. Empat cowok itu lantas memerhatikan gadis ini dan sempat terpaku sesaat.

Dan tibalah gadis itu di hadapan si Cowok Galak. Mereka saling melempar tatap, sama-sama diam, dan kemudian gadis itu menjilat es krimnya sebelum mengatakan sesuatu.

"Kamu lebih cakep kalo diem kayak gini, daripada ngomel-ngomel kayak tadi." Gadis itu menyeletuk, membuat si Cowok sontak membulatkan matanya.

"Kamu juga lebih cute melotot karna kaget, daripada karna marah," lanjutnya.

"Kayaknya anak baru, Dar," cetus Saga.

"Kayak Barbie," kekeh Dion.

"Tadi gue kira dia kuntilanak," sahut Figo.

"Kuntilanak kan rambutnya item, Tulul." Dion mencebik.

"Ssh!" Cowok Galak itu menyuruh teman-temannya berhenti bicara. Dia sepertinya akan marah lagi karena dibuat kesal oleh gadis manis itu.

"Lo nggak tau siapa gue?!" Dia beneran marah.

"Mmmh ... aku tau." Gadis ini melirik nametag pada seragam cowok itu. "Kamu Muezzanden Saddaru, cowok yang tadi ngomel-ngomel karena jaketnya ketumpahan jus mangga. Aku bener, kan? Seratus buat aku."

Cowok bernama Saddaru itu sedikit memincingkan matanya pada gadis tadi, merasa curiga dari mana dia mengetahui nama lengkapnya yang sulit diingat itu. "Lo liat nametag gue!"

"Nggak!" Gadis itu membantah, tapi tak bertahan lama. "Iya deng."

"Beneran anak baru, Dar!" ceplos Figo. "Dia aja belom punya nametag, tuh."

Tidak peduli dengan ucapan Figo, gadis tadi menjilati es krimnya sambil mengamati satu-satu ketiga temannya Saddaru. Mereka semua tengah memandanginya dengan tatapan yang aneh, membuat gadis itu menunduk malu.

"Aku pergi, deh. Kalian kayaknya takut liat aku." Gadis itu berucap, sedikit merasa sedih.

"Dadah," pamitnya seraya berlalu melewati empat cowok tadi.

• • • • •

TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA. SAMPAI BERTEMU LAGI DI PART BERIKUTNYA. LOVE

Oscillate #1: The Big Secret Onde as histórias ganham vida. Descobre agora