r o o m m a t e s [ 9 ]

16.8K 1.8K 113
                                    

Chapter 9 : kobam sob

Warning, mature content!!!

Happy reading 👉👌👉✊💦💦




Suara dentuman musik yang memekakkan telinga langsung menusuk indra pendengaran gue. Sudah lama rasanya gue tidak datang ke tempat seperti ini sehingga membuat gue sedikit merasa asing.

Ya, kini gue berada di salah satu klub yang terkenal di kalangan anak-anak muda, yaitu Monkey Museum.

Jujur, ini bukan pertama kalinya buat gue untuk datang ke night club. Biasanya gue akan datang kesini untuk mencari hiburan, hanya untuk sekedar mendengarkan musik atau bersenang-senang agar gue bisa melupakan masalah sejenak.

Oh iya. Guess what? Ajakan Dyo ternyata langsung di setujui oleh teman-teman gue yang lain. Dyo yang pada saat itu hanya berniat untuk bercanda pun akhirnya pasrah juga. Toh, dia sendiri yang membuat idenya.

"One dry martini." ujar gue kepada salah satu bartender yang berada di sana.

Dengan leluasa, bartender berambut pirang itu segera membuatkan gue minuman.

"Here's your martini" dia meletakan segelas martini di meja bar.

"Kris, jack and coke on the rocks." ujar Dyo kepada bartender barusan dan duduk di samping gue. Ternyata nama bartendernya Kris.

Gue diam, tidak tau harus berbuat apa karena tiba-tiba Dyo ikut duduk di samping gue.

"Gak turun?" ternyata Dyo yang memulai pembicaraan.

"Nanti, abis selesai minum"

Dyo memandang gue cukup lama, lalu dia mengangguk. "Jangan mabok ya, nanti gue juga yang repot" ujarnya. Tak lama, minuman yang dia pesan pun datang.

"Siap" balas gue lalu kembali meneguk minuman gue. "Yang lain kemana sih?"

"Tuh" Dyo menunjuk segerombolan orang yang sedang meliuk-liukan tubuhnya di dance floor.

Mata gue memicing, menatap Ava, Luhan, Seon dan Suho yang sibuk dengan dunia mereka sendiri.

"Gue mau satu botol bourbon, Evan Williams" ujar gue pada Kris si bartender berambut pirang. Entahlah, tiba-tiba tenggorokan gue ingin merasakan bourbon.

Kris tidak yakin. Terlihat jelas dari pandangannya yang sedang menatap gue kebingungan.

"Kasih aja," bela Dyo. "Gue bakal awasin mereka" lanjutnya meyakinkan Kris. Pada saat itu juga gue langsung menerima satu botol bourbon yang gue inginkan.

"Thanks, but, gue bisa jaga diri gue sendiri" ucap gue pada Dyo, bermaksud untuk tidak ingin merepotkannya.

Dyo tersenyum tipis, 'Lets see' batinnya sambil menatap punggung gue yang mulai menjauh.

Gue jalan menerobos kerumuan orang-orang di dance floor. Tidak susah, hanya saja sesekali gue bisa merasakan tangan jahil yang menyentuh lengan bahkan perut gue, dengan cepat gue langsung mengempaskannya dan kembali berjalan.

Begitu sudah menemukan posisi yang pas, gue segera membuka tutup botol dan mulai meneguk sedikit demi sedikit rasa manis dari bourbon yang gue pilih, sambil menikmati beat dari lagu Last Night Ever milik Yellow Claw yang dimainkan oleh DJ malam ini.

RoommatesWhere stories live. Discover now