Part 9 - Help me

3K 121 4
                                    

Melihat keingin tahuan anak satu satunya itu, Max menjeda sedikit perkataannya, hingga membuat Ryan menggeram kesal.

"C'mon dad!" sambil menghentakkan kaki.

Hening....

Max berdiri, melewati Ryan yang sudah dilanda oleh kekepoannya itu, Max hanya bingung untuk mengatakannya karna seharusnya anaknya itu harus mendengar langsung dari mulut gadis itu, bukan dari orang lain termasuk dirinya, karna ia hanya sahabat dari almarhum kedua orang Kylie.

Kelu rasanya jika ia membeberkan yang tidak seharusnya ia beritahu terlebih lagi tentang masa lalu yang dikatakan kelam itu, sulit bagi gadis itu untuk melupakan masa masa sulitnya, hingga sekarang pun gadis dari sahabatnya itu masih terpuruk dalam kesedihan dan rasa bersalah, memang benar bahwa ia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi terhadap kecelakaan yang bisa dikatakan mendadak itu, bahkan tidak ada badai tidak ada angin sahabat beserta istri sahabtnya itu tertabrak dimalam yang nanar itu.

"Nak, mungkin sulit untuk daddy ceritakan sekarang, hanya pesan daddy kepadamu, jika kau memang ingin mengetahui masa lalunya, berusaha lah, gali dan bantu dia bangkit dari rasa bersalahnya." ucap Max lirih sambil melihat sebuah foto. Sebuah foto bersama sahabat lamanya itu.

"Gali? Bantu? Teka teki apa lagi ini? Mengapa begitu sulit untuk mengetahui masa lalunya? Bahkan daddyku sendiri tidak ingin memberi tahuku? Aarrgg!" geram Ryan dalam hati.

"Apa yang harus ku lakukan bahkan daddy pun tadinya ingin memberi tahuku, dan sekarang menjadi tidak." ucapnya datar sambil menatap lurus kearah pria yang sudah berumur itu.

"Seperti kataku tadi, gali, dan berusahalah hingga kau akan menemukan apa yang kau cari, jika sudah terpuaskan dibenakmu, maka selanjutnya kau akan tau apa yang harus kau lakukan terhadapnya, daddy harap semua berjalan sesuai apa yang daddy harapkan, dan kembali seperti semula."

"Maksud daddy?" bingung Ryan memiringkan kepalanya kekiri.

"Susah ya berbicara denganmu, cerna semua kata kataku dan bertindak lah jika sudah tau apa yang harus kau lakukan, disini daddy hanya akan melihat apa yang akan terjadi, hingga saatnya tiba daddy akan membantumu, kembalilah ke mansionmu dan beristirahatlah." perintah daddynya itu, mungkin dia sudah merasakan kantuk yang melandanya.

Ryan yang bingung, tak tau harus berbuat apa, dan kepalanya yang berkunang kunang terhadap perkataan daddynya itu tidak mengucapkan salam perpisahan, ia malah langsung berbalik dan pergi menuju kearah pintu, dan selanjutnya suara pintu tertutup pun berbunyi yang menandakan pria itu sudah keluar dan akan segera pulang kekediamannya.

ㆁㆁㆁ

Suara musik klasik memenuhi seluruh ruangan apartement gadis yang bernama Kylie itu, sambil memakai lotionnya ia masih sibuk dengan memperhatikan sebuah foto yang baru ia pajang didinding kemarin malam.

Hingga pikirannya kini pergi ke pria yang kemarin tiba tiba ada didalam kamarnya itu, sebuah pikiranpun muncul dan ia langsung melesat kesebuah kotak berukuran sedang didekat pintu apartementnya.

Tiitt tiitt tiitt

Kylie sedang sibuk mengubah password kamar apartementnya, berjaga jaga siapa tau pria laknat itu masuk seenaknya, bagaimana kalau ia masuk saat tidak menggunakan sehelai benangpun ditubuhnya? Oh tidak! Semoga itu tidak akan terjadi terhadap dirinya, ia tidak akan membayangkan dimana mukanya akan ditaruh saat kejadian itu benar benar terjadi bbbrrr... Merinding Kylie.

Selesai dengan kegiatan mengotak atiknya, iapun kembali masuk keruangan, namun kini ia kearah dapur, siang hari begini ia sering sekali merasakan kelaparan, bahkan ia tidak akan bertambah gendut saat memakan banyak makanan, ya itulah yang akan di idam idamkan para wanita, memakan banyak makanan yang mereka mau tanpa merasa takut untuk gemuk, tetapi inilah Kylie ia bahkan memiliki kelebihan itu.

Membuka kulkas, dan melihat isinya, lalu ia mendesah sedih, kulkas yang dilihatnya hampir dikatakan kosong hanya sisa tiga buah apel dan sebotol coca cola berukuran besar.

Ia juga merasa sedikit jenuh dikamarnya, walau ia merasa nyaman dan santai disana saat berbaring tanpa kegiatan yang mendatanginya.

Kini Kylie keluar dari apartement menuju kearah supermarket yang berjarak tidak jauh dari apartementnya, tidak lupa ia akan kesebuah cafe untuk membeli sebuah cake rasa blackforest, rasa kue kesukaannya.

Terpampang sebuah nama WhosMart sebuah supermarket yang menyediakan hampir semua kebutuhan dapur dan beberapa jajanan ringan.

Kylie mengambil sebuah keranjang dorong berukuran sedang untuk ia taruh beberapa belanjaannya, menelusuri beberapa tempat dan berbagai jenis produk hingga ia sudah hampir memenuhi setengah keranjangnya itu, Kyliepun mendorong keranjangnya menuju kekasir.

Perempuan yang bekerja dikasir itu terlihat menegang saat melihat Kylie.

"OMG! Mbak Kylie yaa?!" ucap wanita itu sambil meloncat pelan menahan kegirangannya.

"Eehh, i..iya." jawab Kylie bingung yang harus berbuat apa sambil tersenyum menunjukan giginya yang indah.

"Aahh, maaf saya hitung dulu, maf apakah setelah ini saya boleh meminta foto dengan anda?" ucap wanita itu dengan wajahnya yang memohon menatap Kylie, wanita itu terlihat masih muda, mungkin umurnya berkisaran delapan belas atau sembilan belas tahun.

"Tentu saja." jawab Kylie

Perempuan itupun menghitung perbelanjaan yang dibeli Kylie.

Kylie menyadari bahwa sedari tadi mengelilingi Whosmart ini, banyak mata yang menatapnya kegirangan, tak percaya bahkan ada yang memfotonya secara diam, bagaimana ia tidak nengetahui ada yang memotonya, karna ada sebuah slash kamera yang tak sengaja menyala yang menandakan bahwa ia sedang difoto.

"Nona, ini belanjaannya mau bayar cash atau debit?"

"Debit, saya tidak membawa cash."

Kyliepun mengeluarkan dompetnya dan memberi sebuah kartu pipih kepada sang kasir, wanita itupun menggesekkannya kesebuah benda dan mengeluarkan sebuah kertas untuk ditanda tangani oleh Kylie, setelah selesai benda pipih itupun dikembalikan kepada Kylie dan Kyliepun memasukkannya kembali kedompet.

"Nona bolehkah?" ucap sang kasir wanita itu dan mengulurkan sebuah handphone.

Kylie mengangguk sebagai tanda mengerti, merekapun berfoto bahkan orang orang yang melihatnya hendak ingin menggunakan kesempatan itu untuk berfoto juga dengan dirinya, dan setelah selesai Kylie yang mulai merasakan risih akan para orang orang disana langsung pergi untuk kembali keapartementnya, tetapi tepat sudah kini sudah banyak kerumunan orang yang mengerubuninya saat ia mulai keluar

"Kylie foto ya, Kylie tanda tangan, Kylie apa yang kau beli, Kylie Kylie Kylie." ucap para orang yang mengerubuni Kylie.

Sesak itu yang ia rasakan...

Bising itu yang ia rasakan...

"Help me! Bagaimana ini? Sesak sekali, mengapa begitu banyak orang disini, seseorang tolonglah..." berdoa Kylie dalam hati berharap ada orang yang menolongnya dalam keramaian ini, seharusnya ia meminta tolong kepada
Fina untuk membeli keperluannya, tetapi aahh sudah terjadi juga, kini ia hanya berharap ada yang menolongnya.

Seketika Kylie terkaget merasakan pergelangan tangannya yang ditarik oleh tangan laki laki.

"Siapa dia? Aahh tidak penting, setidaknya aku akan menjauh dari kerumunan itu." batin Kylie.

Ia tidak melihat dengan jelas siapa yang menariknya, hingga ia keluar dari zona itu dan terbawa masuk kesebuah mobil.




Typo bertebaran

Jangan lupa vote commentnya ya jangan lupa buat follow juga karna akan ada beberapa part yang diprivate

Destiny With YouWhere stories live. Discover now