maaf

1.4K 142 16
                                    

Pagi ini, Cloudy bangun dengan badan yang remuk bagaikan selesai kerja berat.

Karna aku sudah jatuh cinta padamu.

Kalimat itu sudah melintas di kepala Cloudy begitu bangun dari tidurnya.

"Aargghh!!! Kenapa sih baru juga bangun sudah dihantui suara si player itu! Moodku bisa jelek nih seharian!" Omel Cloudy kesal pada dirinya sendiri.

Cloudy berusaha memejamkan matanya, mencoba mengembalikan moodnya, namun bukan ketenangan malah ingatan pada ciuman bibir Maxi lah yang justru lewat di bayangan mata Cloudy yang terpejam.

"iicchhh!!!!" Kesal Cloudy dan akhirnya memilih bangun dan segera mandi untuk ke kampus

"Pagi Oma, Pagi Eyang Putri." Sapa Cloudy tersenyum dan memeluk kedua neneknya.

"Sudah mau berangkat ke kampus? Sarapan dulu ya.." ucap Oma.

"Iya Oma, tapi hari ini jadwal Cloudy hanya presentasi saja, setelah itu Cloudy akan segera pulang, kira-kira 2jam presentasinya." Sahut Cloudy sambil menyantap sarapan yang sudah disiapkan oleh Oma.

"Nduk, sing sregep yo kuliah e, ben gelis nikah, nduwe cicit kanggo dolanan Eyang putri." Pesan Eyang Putri dan Cloudy langsung tersedak.

(Nak, yang rajin ya kuliahnya, supaya cepat nikah, punya cicit buat mainan Eyang Putri.)

"Uhuk! Uhuk! Uhuk!" Cloudy terbatuk-batuk dan langsung meraih gelas minumannya.

"Eyang Putri, kak Arka dulu dong yang nikah, Cloudy juga baru umur 21 tahun minggu depan. Masa sih sudah diburu nikah terus!" Sahut Cloudy sedikit kesal namun tidak pernah bisa marah pada neneknya, dia sangat menyayangi kedua neneknya.

"Sudah habiskan saja sarapanmu, nanti terlambat. Biar Oma yang bicara dengan Eyang Putri." Ucap Oma pada Cloudy.

"Terima kasih Oma." Sahut Cloudy dan Oma hanya mengangguk tersenyum.

Cloudy selesai dengan sarapannya, lalu bersiap membawa tasnya, dan mencium kedua tangan neneknya juga memeluk mereka.

Cloudy keluar dari apartment, dan saat melewati pintu apartment Maxi, Cloudy hanya menoleh sesaat tanpa berhenti, terus berjalan ke lift, dia sendirian dalam lift itu dan menghela napas lega.

"Dasar player!" Omel Cloudy masih sangat kesal dengan Maxi.

Akhirnya Cloudy tiba dikampus, dia segera ke laboratorium untuk mempersiapkan bahan-bahan presentasinya.

Saat Cloudy berbelok ke lorong yang menuju ke laboratorium, mendadak rasa kesalnya kembali muncul. Cloudy melihat Maxi sedang berciuman dengan Claire di lorong sepi itu.

"Lebih baik aku pura-pura tidak melihat." Ucap Cloudy pada dirinya sendiri.

Cloudy tetap melanjutkan langkahnya hendak melewati sepasang manusia yang sedang berciuman itu. Cloudy ingin pura-pura tidak melihat, namun saat tepat langkahnya sangat dekat dengan pasangan itu, hatinya mendadak terasa perih seperti terbakar.

Entah apa yang membuat Cloudy menghentikan langkahnya tepat di hadapan sejoli itu.
"Ehem!" Cloudy berdehem dan seketika menghentikan aktivitas kedua manusia itu.

Maxi sangat terkejut dan segera mendorong tubuh Claire darinya. Cloudy tidak berkata apapun hanya memberikan senyuman pada Maxi, senyuman yang entah mengapa terasa sangat dipaksakan, bertentangan dengan isi hatinya.

Cloudy lalu melanjutkan langkahnya lagi menuju ke laboratorium.

"Pergi kau! Jangan pernah ganggu aku lagi! Dasar murahan!" Bentak Maxi pada Claire dan Cloudy masih sempat mendengarnya.

MAXIWhere stories live. Discover now