Kecewa

909 100 34
                                    

Claire tanpa dosa dan tanpa hati, bahkan dia seperti tak merasa lelah setelah penerbangan lama yang harus ditempuhnya selama 2 hari. Claire segera dan langsung menemui Cloudy di apartment nya.

Claire tak mengerti kenapa mata Cloudy sembab dan sangat bengkak saat membuka pintu baginya, tapi dia tetap saja tak peduli.

Claire masuk dan tanpa basa basi, dia menunjukkan video rekaman percintaan dirinya dengan Maxi saat malam terakhir pertemuan mereka itu.

Air mata Cloudy semakin tak ada habisnya,  hatinya pun semakin hancur lebih menjadi remahan kecil saat ini dibandingkan saat Maximus pergi meninggalkannya dulu. Tubuhnya tak lagi memiliki kekuatan untuk berdiri lagi bahkan untuk duduk pun tak ada lagi tenaga dalam dirinya.

Claire pergi begitu saja tanpa peduli dengan Cloudy yang pingsan tak sadarkan diri saat ini.

Cloudy akhirnya tersadar setelah pingsan selama satu jam. Tubuhnya begitu lemah, dia pun tetap berbaring di karpet di ruang tamu apartmentnya. Cloudy terus meringkuk dan menangis deras, bayangan Maxi yang kembali bercinta dengan penuh gairah itu selalu muncul di kepalanya bagai film yang diulang-ulang, sangat menyakitkan hingga menusuk ke tulang belakangnya.

Keluarga Hasan semuanya semakin merasa cemas karena Cloudy tak pernah menerima panggilan telepon mereka semua sejak terakhir setelah Maxi mengatakan bahwa dia sangat membenci Cloudy.

"Aku yang seharusnya membencimu, aku yang seharusnya mengatakan bahwa kau pria bipolar. Kau mengatakan tak memiliki rasa apapun terhadap Claire, tapi nyatanya kau melakukan seks lagi dengan Claire, kau memintanya untuk menginap dan menemanimu. Kau yang pengkhianat! Kau yang memanfaatkan aku! Kau yang pembohong! Kenapa kau justru mengatakan semua itu padaku?! Apa yang sudah kulakukan padamu? sampai kau tega berbuat hal menjijikkan seperti itu dengan Claire! Apa salahku?" Tangis Cloudy terus berurai dengan sakit nyeri sesak dadanya.

Ceklek.

Pintu apartment pun dibuka oleh seseorang. Cloudy sudah terlalu lemah untuk menoleh ke arah pintu apartmentnya.

"Astaga! Cepat angkat dia! Bawa dia segera ke rumah sakit!" Seru seorang pria.

Cloudy pun hanya pasrah dan memejamkan matanya. Berserah pada siapapun yang membawa tubuhnya pergi dari apartment itu.

Beberapa jam kemudian, Cloudy mulai tersadar, namun dia masih merasa lemah.

"Syukurlah, dia sudah sadar, aku akan menghubungimu lagi saat dia sudah bisa diajak berbicara." Ucap seseorang dengan orang lainnya di telepon.

"Cloudy, apa yang kau rasakan sekarang?" Tanya Alfonso mendekati ke tempat tidur Cloudy.

"Uncle, terima kasih." Sahut Cloudy dengan sangat lemah.

"Sudahlah, kau juga putriku, sudah seharusnya aku selalu menjagamu. Elly dan Arka juga sedang menjaga Maxi di China bersama Retha. Keluargamu yang lainnya sedang mempersiapkan penerbangan kemari, kau kuatkan dirimu ya. Tenangkanlah dirimu." Ucap Alfonso.

"Maafkan Cloudy selalu merepotkan uncle." Sahut Cloudy.

"Sudah tak apa, sebaiknya kau tetap tenangkan dirimu. Apapun yang terjadi antara kau dan Maxi, tidak akan merubah aku dan Retha dalam menganggapmu sebagai putri kami. Apa kau lapar? Atau kau haus?" Ucap Alfonso

"Cloudy haus." Sahut Cloudy.

Alfonso segera mengambil gelas berisi air minum dan memberikan sedotan untuk memudahkan Cloudy minum.

"Terima kasih, uncle." Ucap Cloudy setelah selesai minum.

"Kau dan Maxi tidak seharusnya saling menghukum diri sendiri, apalagi sampai menyakiti diri kalian sendiri hanya karena perbuatan Claire terhadap kalian berdua." Nasehat Alfonso.

MAXIWhere stories live. Discover now