Cloudy

756 88 23
                                    

"Aku sungguh tak menyangka kau akan bisa menjadi dekat dengan mommyku." Ucap Maxi saat melihat Claire dan Retha masuk kembali ke ruangan itu bersama dan tersenyum.

"Aku juga tak pernah berani untuk memintamu mengenalkanku pada keluargamu. Aku tak mengira bahwa aku akan seberuntung ini." Sahut Claire.

"Maxi, kau ingin makan apa? Biar mommy pergi membelikannya untukmu." Tanya Retha yang memilih pergi keluar daripada menjalani semua kebohongan ini, menyakitkan tapi akan lebih menyakitkan jika memaksa Maxi mengingat yang sebenarnya.

"Mom, dimana Daddy?" Tanya Maxi.

"Daddy baru akan tiba besok malam, apa kau lupa kalau kau ada di China?" Sahut Retha dan balik bertanya.

"Tidak, Claire sudah mengatakan bahwa aku sedang melakukan kontrak penelitian disini bersamanya, lalu aku mengalami kecelakaan saat penelitian dan selama 15 bulan tidak sadarkan diri, bahkan kini kontrak itu hanya tersisa 3 bulan lagi, aku sungguh merasa bersalah membiarkan kekasihku ini terus menungguku bangun dengan setia." Jelas Maxi tersenyum pada Claire sambil meraih tangannya.

Retha menatap ke arah Claire tanpa ekspresi apapun, membuat Claire menunduk diam tak berani membalas tatapan Retha.

"Bagaimana dengan Cloudy? Dia jauh lebih terbukti setia padamu. Andaikan kau tahu bahwa Claire beberapa kali datang kemari diantar oleh beberapa pria yang berbeda, yang selalu dia katakan sebagai teman biasa. Mommy harap kau bisa sedikit mengingat Cloudy saat gadis itu besok datang bersama Daddy."
Batin Retha tak mampu berkata apapun tentang semua kenyataan yang sebenarnya pada Maxi.

Retha akhirnya hanya keluar dari ruangan perawatan Maxi, dia harus menghubungi suaminya. Retha melihat ini adalah waktunya transit bagi pesawat Alfonso. Retha segera menghubungi Alfonso dan menceritakan segalanya dalam tangis yang tak bisa dia hentikan lagi. Hati Retha sakit karena harus menjalani dan mengikuti segala kebohongan yang harus dihadapkan pada putranya demi mengikuti ingatan yang tersisa dalam otak putranya.

"Aku akan coba menjelaskan pada Cloudy tentang kondisi Maxi saat ini. Kuharap Cloudy bisa sedikit mengatasi emosinya saat dia harus bertemu dengan Maxi yang tak lagi mengenalinya."

"Demi Tuhan, aku sungguh tak tahu lagi bagaimana aku harus berhadapan dengan Cloudy besok."

"Tenanglah, kau harus tenang Retha, kau tak boleh gegabah dalam menghadapi Claire dan Maxi saat ini."

"Cepatlah tiba kemari, aku sungguh tak sanggup menghadapi semuanya sendiri, aku membutuhkanmu."

"Aku usahakan secepat mungkin untuk tiba disana sayangku, berjanjilah kau akan tetap tenang."

"Baiklah, kalian berhati-hatilah."

Retha mengakhiri panggilan itu dan segera menuju ke kamar mandi untuk membasuh mukanya supaya tidak terlihat bahwa dia barusaja menangis tanpa henti. Retha pergi membeli makan malam dan akhirnya baru kembali ke kamar perawatan Maxi setelah meninggalkan ruangan itu selama hampir dua jam.

"Astaga! Apa yang kalian lakukan?!" Seru Retha saat dia barusaja masuk ke dalam kamar perawatan Maxi dan langsung melihat bahwa Maxi sedang berciuman dengan Claire.

Claire langsung menjauh dan menunduk, namun sedikit terdengar suara menggeram kesal darinya meski lirih.

"Astaga mom! Kami hanya berciuman! itu hal yang biasa bagi sepasang kekasih. Astaga mom! bukankah mom dan daddy juga sering melakukannya di hadapanku?" Protes Maxi karena seruan Retha tadi langsung membuat Claire berhenti menciumnya dan langsung menjauh dari tempat tidurnya.

Retha menghela napas besar dan terdengar sangat berat. Retha bahkan sampai memejamkan matanya, sungguh dia harus menahan emosinya supaya tidak membuat otak Maxi tertekan.

MAXINơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ