First for Everything

1.7K 132 23
                                    

Maxi membawa Cloudy masuk ke dalam bathup berisi air hangat itu. Cloudy sangat ingat pesan Ocha siang tadi, bahwa dirinya malam ini akan mengikuti alur Maxi, membiarkan Maxi memegang kendali atas semuanya malam ini. Cloudy percaya Maxi tak akan berbuat kasar ataupun melakukan tindakan yang menyakiti Cloudy.

Maxi terlebih dulu duduk di dalam air itu, lalu menarik perlahan tangan Cloudy untuk ikut duduk bersamanya. Cloudy kini berada di atas, mengangkangi kedua paha Maxi dan menghadap ke arah pria itu.

Maxi menatap wajah Cloudy dengan tersenyum, telunjuknya mulai menelusuri bibir Cloudy, lalu turun ke leher dan semakin ke bawah, menuju belahan dada Cloudy, berhenti tepat di tengah dua gundukan bulat itu. Maxi dan Cloudy bersamaan menunduk, melihat ke telunjuk Maxi yang berhenti di tengah belahan itu.

Posisi tubuh mereka sangat dekat, hanya tersisa jarak sekitar 10cm saja. Maxi dapat merasakan jantung Cloudy yang berdetak cepat, napas yang semakin memburu membuat dada itu bergerak naik turun dengan cepat juga.

"Kau takut?" Tanya Maxi berbisik, Cloudy hanya menggelengkan kepalanya.

"Bolehkah?" Tanya Maxi lagi sambil menggerakkan telunjuknya ke arah kanan pucuk merah muda yang sudah mengeras itu.

Cloudy tak sanggup lagi menjawab, karena telunjuk Maxi telah bergerak berputar di pucuk itu, membuat Cloudy memejamkan matanya dan menikmati sensasi yang baru pertama kali ini dia rasakan. Cloudy menutup rapat bibirnya masuk ke dalam mulut, menahan desahan yang timbul dari gairah dalam dirinya.

Maxi tersenyum, melihat Cloudy mulai menikmati pergerakannya, namun masih malu untuk mendesah. Tangan Maxi yang satu lagi mulai meraih tengkuk Cloudy, dan mencium bibir itu, memaksa bibir itu terbuka.

Eeuughhhh....

Maxi semakin tersenyum dan semakin mendalam mencium bibir itu, tangannya juga semakin bermain di tubuh atas Cloudy yang polos.

"Aku suka mendengarmu mendesah." Ucap Maxi di sela ciuman mereka, lalu bibirnya mulai turun ke rahang dan lanjut ke leher, menghisapnya kuat, sengaja meninggalkan  kissmark disana.

Aahhhhhh..... Maxi.....

Kedua tangan Cloudy mulai melingkar di leher Maxi, saat bibir dan lidah suaminya itu bermain di dadanya bahkan memainkan pucuk indahnya itu dengan banyak macam permainan.

Ma....xiiii..... Ouuhhhhh....

Aaahhhhhh...... Ssshhhhh..... Maxiiiiii....

Cloudy membuka matanya, menatap ke bawah, melihat apa yang Maxi sedang lakukan terhadapnya, dan itu semakin membuatnya menggila dalam gairahnya. Ekspresi Maxi terlihat sangat menginginkannya, menikmatinya, dan memujanya di sela-sela permainannya.

Cloudy mulai bergerak di tubuh bawahnya, merasakan kedutan milik Maxi di balik boxer ketatnya, semakin mendesah, dan memohon pada Maxi.

Ouhhhhh..... Maxiii, itu.... enaaakkkk....

Aahhhhh......

Maxi kembali meraih tengkuk Cloudy, mencium bibirnya lagi, kali ini lebih rakus dari awal yang tadi. Cloudy juga membalasnya tak kalah rakus. Kini Cloudy sudah tak kaku lagi dalam membalas bibir Maxi, lidahnya juga semakin lincah bermain membalas lidah Maxi, saling bertukar saliva.

Tangan Maxi mulai mengangkat sedikit tubuh Cloudy untuk menurunkan celana dalam Cloudy. Cloudy memilih berdiri dan menurunkannya sendiri dengan sexy di hadapan Maxi. Maxi tersenyum menikmati dan mengagumi tubuh bawah Cloudy yang tepat berada di hadapannya itu.

Cloudy melihat tatapan kagum dari Maxi itu, karenanya dia sengaja tak langsung duduk lagi namun tetap berdiri di hadapan Maxi, membiarkan tangan Maxi mulai menyentuhnya.

MAXIWhere stories live. Discover now