Diam

998 107 12
                                    

Cloudy segera berkemas, membawa pakaian dan keperluan lainnya untuk kedua neneknya juga dirinya. Cloudy memeriksa ulang semuanya di dalam koper lalu segera menutupnya dan bergegas kembali menuju ke lobby.

Maxi segera keluar turun dari mobilnya untuk membantu Cloudy memasukkan kopernya ke bagasi mobil.

"Sudah semuanya?" Tanya Maxi dan Cloudy menganggukkan kepalanya.

"Ayo! kita harus cepat kembali, supaya tidak terlambat!" Ajak Maxi dengan nada kesal dan Cloudy hanya kembali mengangguk lalu keduanya segera masuk ke mobil.

Maxi melajukan mobilnya lebih cepat dari saat berangkat tadi, keduanya kembali saling diam, Maxi harus fokus ke jalan sedangkan Cloudy tidak ingin mengganggu konsentrasi Maxi, meski Cloudy beberapa kali ingin mengajak bicara karena Maxi terlihat sangat kesal.

"Terima kasih." Ucap Cloudy saat mereka tiba kembali di mansion orang tua Maxi.

"Cepatlah bersiap diri!" Sahut Maxi lalu meninggalkan Cloudy dan kopernya di ruang tengah.

Cloudy menghela napas panjang, menyadari ada perubahan dalam sikap Maxi kepadanya, sejak siang tadi setelah mereka keluar dari butik tanpa membawa belanjaan apapun.

"Cloudy, kalian sudah kembali?" Sapa Retha

"Hai Aunty, maaf kami lama, karena kami akhirnya kembali ke apartment setelah tidak mendapatkan apapun di butik itu. Dimana Oma dan Eyang Putri ya?" Sahut Cloudy.

"Ouw tak apa sayang, sekarang bersiaplah, mereka ada di kamar sana." Ucap Retha dengan tersenyum sambil menunjuk ke sebuah kamar tamu.

"Baik Aunty." Sahut cloudy mengangguk tersenyum lalu menarik kopernya ke kamar tamu.

Semuanya sudah siap dan sedang menunggu Maxi saja untuk pergi ke pertunjukan donasi yang diadakan oleh anak-anak yang dilayani oleh Cloudy. Maxi pun akhirnya turun dengan kemeja hitam nya, tampil simple namun sangat elegan dan semakin tampan.

"Baiklah, mari kita berangkat sekarang." Ajak Mr. Alfonso dan mereka segera berjalan bersama keluar rumah.

Mr. Alfonso menggandeng Oma, sedangkan Retha menggandeng Eyang Putri, seakan mereka sengaja memberi kesempatan bagi Maxi berjalan berdua dengan Cloudy di paling belakang.

"Sparkle." Panggil Cloudy menarik lengan kemeja Maxi dan membuat pria itu berhenti melangkah.

"Maafkan aku." Ucap Cloudy melepaskan tangannya. Maxi berbalik dan hanya diam menatap Cloudy.

"Sebenarnya dia tidak salah, tapi kenapa dia minta maaf?"  Batin Maxi.

"Next weekend aku akan belanja di butik yang tadi, aku janji padamu." Ucap Cloudy dengan menundukkan kepalanya.

"Sudahlah, tidak perlu dipikirkan." Sahut Maxi lalu berbalik lagi hendak melanjutkan langkahnya, karena para orang tua sudah melewati pintu keluar.

"Sparkle, tunggu! Maaf aku sudah membuatmu malu." Ucap Cloudy lagi masih dengan menundukkan kepalanya, tak berani menatap Maxi.

"Cepatlah, kita sudah ditunggu di luar." Sahut Maxi lalu kembali melangkah keluar dan Cloudy pun hanya menghela napas panjang lalu mengikuti langkah Maxi.

Sepanjang perjalanan entah mengapa semua yang ada di mobil hanya terdiam tanpa ada pembicaraan, beruntung lokasi acara tidak jauh dari mansion keluarga Alfonso.

Kedatangan Cloudy langsung disambut dengan pelukan beramai-ramai oleh semua anak-anak yang memang sudah merindukan dia, begitu juga dengan para orang tua mereka. Cloudy sungguh membanggakan bagi kedua neneknya dan juga di mata keluarga Alfonso.

MAXIWhere stories live. Discover now