nenek

1.3K 136 15
                                    

Cloudy menjadi kesal.
"Ach sudahlah! Lebih baik aku pulang saja, sudah larut malam." Ucap Cloudy berdiri hendak melangkah pergi.

Maxi segera menarik tangan Cloudy, hingga Cloudy terkejut dan terjatuh dalam posisi terlentang di pangkuan Maxi.

"Sparkle...apa yang akan kau lakukan?" Tanya Cloudy ketakutan karena wajah Maxi semakin mendekat ke wajahnya, bahkan tangan Maxi yang satu lagi sudah mengurung Cloudy hingga tidak bisa bergerak di pangkuan Maxi.

Maxi terus membungkuk semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Cloudy.

"AAAAARRRRGGHHHH!!!!!" teriak Cloudy dengan sangat keras, sambil meronta-ronta tangan dan kakinya. Suaranya memekakkan telinga Maxi. Berhasil.

Maxi melepaskan kungkungannya terhadap tubuh Cloudy.

"Apa yang kau lakukan?! Telingaku jadi sangat sakit karena teriakanmu!" Ucap Maxi kesal.

Cloudy segera berdiri menjauh dari Maxi, dan menatapnya dengan penuh amarah.

"Apa yang akan kau lakukan barusan?! Ingat janjimu Sparkle! Aku tidak mau disentuh apalagi dicium dan tidur denganmu! Mulai sekarang jangan menganggapku kekasih! Aku tak pernah mau jadi kekasihmu!!!" Teriak Cloudy penuh amarah hingga menangis karena emosi yang meluap dari dalam dirinya.

Cloudy segera berbalik berlari pergi keluar dari apartment Maxi.

Maxi mengacak rambut dan wajahnya dengan frustasi.
"Sial! Sial! Sial! Bodoh kau Maxi! Dasar Bodoh! Sekarang semuanya kembali lagi ke awal, dia pasti tidak mau bicara lagi denganku. Dasar Bodoh!!!" Rutuk Maxi geram pada dirinya sendiri.

Wajah cantik Cloudy membuat Maxi tak mampu menahan rasa gemuruh di hatinya. Kini wajah cantik itu sudah menangis dan pasti besok sudah kembali menjadi kutubuku. Maxi menghela napas kesal pada dirinya sendiri.

Cloudy kini berada di apartmentnya sendiri, menangis di kamarnya.

"Hiks..hiks..apa yang akan dia lakukan tadi?! Hiks...hiks.. dasar mesum!" Oceh Cloudy dalam tangisnya.

Cloudy menangis semalaman, dia merasa takut dengan kejadian di apartment Maxi, Cloudy juga takut pada emosinya yang mudah meluap pada Maxi. Sudah hampir 8 tahun dia tak pernah merasakan luapan emosi yang meledak-ledak seperti beberapa hari ini.

"Ach! Kepalaku sakit sekali! Lebih baik aku istirahat di rumah saja. Mataku juga bengkak seperti ini. Memalukan!" Ucap Cloudy sambil tidur di atas tempat tidur menghadap ke cermin besar di lemarinya.

Teeettt...Teeett...
Bunyi bel apartment Cloudy berbunyi pagi ini.

Cloudy menghapus airmatanya yang masih saja mengalir, tanpa bisa dihentikan. Cloudy malas membuka pintu karena dia mengira bahwa Maxi lah yang datang. Bunyi bel terus menerus tanpa henti, akhirnya memaksa tubuh Cloudy bangun dari tempat tidurnya.

Cloudy membuka pintu tanpa melihat terlebih dulu siapa yang datang. Dia sangat terkejut saat pintu terbuka dan mendapati dua wanita tua berdiri di depan pintunya.

"Mati aku!" Batin Cloudy begitu melihat dua wanita tua itu.

Cloudy lalu memasang wajah tersenyum dengan cengiran kudanya.
"Hai Oma, hai Eyang Putri." Sapa Cloudy pada dua wanita tua itu yang adalah neneknya.

MAXIUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum