rencana

1.4K 134 21
                                    

Maxi menatap istrinya dengan terus tersenyum. Cloudy masih terlelap dengan napas teratur dan tenang.

"Terima kasih Tuhan, Kau telah memberiku seorang malaikat terbaikMU."
Batin Maxi sangat bersyukur atas kehadiran Cloudy dalam hidupnya.

"Kupikir aku tak akan pernah memiliki istri terbaik. Aku juga tak pernah berpikir bahwa hidupku akan sempurna seperti saat ini."
Batin Maxi lagi.

Wajahnya terus tersenyum menatap wajah tenang Cloudy yang juga memberinya ketenangan.

Euughhhhhh...

Cloudy sedikit menggeliat berganti posisi tidurnya di dalam selimut yang membungkus hampir seluruh tubuh polosnya itu.

"Bangun pemalas." Goda Maxi sambil menggelitik pinggang Cloudy, sengaja mengganggu kenyamanan istrinya itu.

"Aku bukan pemalas, kau yang sudah membuatku sangat lelah." Keluh Cloudy tetap dengan mata yang masih terpejam.

"Ayo kita sarapan! Hari ini hari pertama kita untuk honeymoon." Ajak Maxi sambil mengecup puncak kepala Cloudy.

"Tapi aku masih sangat lelah dan mengantuk, kau baru membiarkan aku tertidur saat langit sudah berubah warna." Sahut Cloudy tetap terpejam dan memilih memunggungi Maxi.

Maxi memeluk Cloudy dari belakang, dan mengecup tengkuk hingga punggung Cloudy yang terbuka itu,beberapa kissmark semakin menambah bekas kissmark semalam.

"Eeuughhh.... jangan menggangguku Maxi..." Keluh Cloudy terdengar mendesah di telinga Maxi.

Maxi tersenyum melihat tubuh Cloudy itu penuh dengan jejak kepemilikannya.

"Baiklah, aku tak akan mengganggumu." Bisik Maxi lalu mengecup telinga Cloudy.

Maxi pun berdiri dari tempat tidur dan segera masuk ke dalam kamar mandi. Suara air mengalir pun sudah terdengar, membuat Cloudy seketika membuka matanya lebar dan melihat ke arah kamar mandi, lalu duduk dan melihat ke dalam selimutnya.

"Untung saja dia langsung masuk ke kamar mandi. Bagaimana mungkin aku bangun dengan dia tetap ada disini?! Aku tak sempat memakai apapun saat tidur tadi. Aku masih merasa malu jika harus berjalan kesana kemari dengan tubuh polos di hadapannya." Ucap Cloudy pada dirinya sendiri dan segera turun dari tempat tidur untuk mengambil pakaiannya dari dalam koper.

Bruugh!

Dia langsung terjatuh karena pangkal paha nya terasa sangat pegal begitu juga dengan lututnya yang seakan tak ada tenaga untuk berdiri. Cloudy meringis sambil duduk di bawah dan memilih bersandar di pinggir tempat tidur.

"Ada apa dengan kakiku? Kakiku seakan tak memiliki tenaga untuk berdiri." Tanya Cloudy, mengeluh pada dirinya sendiri sambil menatap kedua kakinya.

"Inti ku juga sangat perih ssshhh..., Bagaimana aku bisa menjalani bulan madu ini?" Tanya Cloudy bingung dan mengeluh pada kondisinya.

"Apa yang sedang kau lakukan disana?" Tegur Maxi bingung saat melihat istrinya itu dengan tubuh polos duduk di lantai dan bersandar pada tepi tempat tidur.

Cloudy tak tahu lagi harus malu atau mengeluh saat ini kepada Maxi. Cloudy hanya menghela napas berat, pasrah dan menundukkan kepala.

Maxi sekarang justru jongkok di samping cloudy, hanya menggunakan handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya saja, yang bahkan kini sudah terbuka di hadapan Cloudy.

"Sakit?" Tanya Maxi dan Cloudy mengangguk.

Maxi segera mengangkat tubuh Cloudy dan merebahkan nya lagi di atas tempat tidur. Cloudy segera menutup tubuhnya lagi menggunakan selimut, membuat Maxi tersenyum paham akhirnya.

MAXIOnde as histórias ganham vida. Descobre agora