Di depan teras rumah
Fana merah jambu, ku berdua
Momen-momen tak palsu
Air Tuhan turun, aromamuTersalurkan aliran syaraf buntu
Martin tua media pembukaBerdansa sore hariku
Sejiwa alam dan duniamu
Melebur sifat kakukuHal bodoh jadi lucu
Obrolan tak perlu kala ituTersalurkan aliran syaraf buntu
Martin tua media pembukaBerdansa sore hariku
Sejiwa alam dan duniamu
Melebur sifat kakukuRasanya tak cukup waktu
Terlalu cepat berlalu
Soreku nyaman denganmuMenarilah, menarilah
Menarilah denganku
Genggam tangan cokelatku
Berputar-putar denganku
Menarilah denganku
Menarilah, menarilahTersalurkan aliran syaraf buntu
Martin tua media pembuka
Tersalurkan aliran syaraf buntu
Martin tua media pembuka
Media pembuka
Berdansa sore hariku
Sejiwa alam dan duniamu
Melebur sifat kakukuRasanya tak cukup waktu
Terlalu cepat berlalu
Soreku nyaman denganmuMenarilah, menarilah
Menarilah denganku
Genggam tangan cokelatku
Berputar-putar denganku
Menarilah denganku
MenarilahProkk.. Prokk.. Prokk..
Suara riuh tepukan tangan, pujian pujian juga teriakan histeris mulai menggema dan terdengar di koridor ketiga SMA Tunas Mulya Bangsa tepat di koridor dekat kantin utama. Itu geng Nathan yang baru saja menyelesaikan konser dadakannya.
Sudah hampir dua minggu Nathan dkk tidak mengadakan konser dadakan seperti biasanya dikarenakan Nathan,Alfarizi,Fikri,Indra,Kevin,Ditto yang disibukkan oleh tugas praktek nyanyi di pelajaran seni budaya, Rafly yang juga disibukkan oleh tugas praktek tepatnya di pelajaran ekonominya, Pratta yang baru saja kembali setelah pertukaran pelajar yang mengharuskannya bersekolah sementara di salah satu sekolah di kota kembang dan Beni yang disibukkan dengan pacar-pacarnya.
Indra berdiri dari tempat nya seraya berkata,"Terimakasih-terimakasih!"
Kevin dan Ditto juga ikut berdiri sembari melambai-lambai kepada para penonton dihadapannya.
Beni mengambil sebuah kantong plastik yang telah ia dan teman-temannya siapkan, "Sawerannya, dong!"
Nathan,Rafly,Pratta,Alfarizi juga Fikri hanya terkekeh melihat tingkah laku teman-temannya itu.
Alfarizi meraih ponselnya dari saku celananya, "mabar gak?" Tanya Alfarizi.
"Gak dulu deh," Kata Nathan sembari memetik senar gitar nya yang masih di pangkuannya.
"Sama gue juga." Timpal Rafly
"Bosen ah menang mulu gue!" Celetuk Pratta
"Yuk lah, by one sama gua." Balas Fikri.
"Oke, otw!" Seru Alfarizi
Nathan dan Pratta kembali terkekeh, "gimana pertukaran pelajarnya?" Tanya Nathan. Pratta menoleh, "Ya udah gitu, kaya biasa"
Kevin dan Ditto yang sedari tadi menghampiri para wanita penggemarnya pun kembali duduk ditempatnya semula,
"Ada yang nyantol gak, ta?" Tanya Kevin seraya membuka bungkusan permen yang diberi oleh salah satu penggemarnya.
YOU ARE READING
Destiny
Teen FictionOrang bilang, cinta akan selalu memberikan kebahagiaan bukan? Tetapi, mengapa disaat aku merasakan kembali akan cinta, bukan kebahagiaan yang aku dapatkan melainkan keterpurukan? Tetapi, mengapa disaat aku baru saja meraih cintanya harus terpaksa me...