09-Destiny

67 3 1
                                    

"Jadi siapa yang bisa nyanyi?" Tanya Fikri membuka obrolan.

"Lebih tepatnya, yang punya suara bagus." Koreksi Alfarizi.

"Ah, itu maksud gue." Balas Fikri.

"Nathyva!" Seru Dila seraya menunjuk Nathyva.

"Nah bener! Nathyva punya suara yang bagus. Warna suara yang khas. Lembut pokoknya selalu bisa ngenakin lagu!" Seru Tania memuji Nathyva sedangkan yang dipuji masih terdiam entah melamunkan apa.

"Nah ya udah,Nathyva aja kalau begitu" Balas Fikri setuju sedangkan Alfarizi hanya mengangguk. Nathan? Ia masih terus  memandang wajah Nathyva. Baik Nathan maupun Nathyva sama-sama melamun.

Nathan yang melamunkan Nathyva dan Nathyva yang entah melamunkan apa. Ekspresinya kini sudah berubah menjadi ekspresi yang tidak bisa terbaca.

"Gimana Thyv,setuju gak?" Tanya Dila kepada Nathyva namun tidak mendapat balasan apa-apa.

"Nath setuju gak?" Tanya Fikri kepada Nathan yang sama. Tidak mendapat balasan apa-apa.

Ke empatnya memandang satu sama lain,bingung dengan sikap dua manusia yang dihadapannya ini.

"Mereka kenapa sih?" Tanya Tania kepada Dila dan di balas nya dengan menaikkan bahu.

"Thyv,"

"Nath,"

Masih belum ada respon apa-apa dari mereka ahirnya,

Brakk!

Alfarizi menggebrak meja kelompoknya dan berhasil membuat Nathan dan Nathyva tersadar dari lamunannya.

Nathyva yang terlonjak dan Nathan yang mengeluarkan berbagai umpatannya.

"Anjing,sialan,monyet! Apaan sih lo ngagetin orang!" Kesal Nathan pada Alfarizi.

"Ya lo salah sendiri ditanya gak nyaut!" Balas Alfarizi seraya menoyorkan kepala Nathan.

Nathan mengkerutkan dahinya,"Lo nanya apaan?"

Alfarizi yang mulai habis kesabarannya dan hendak menoyor kepala Nathan lebih keras lagi pun terhalang oleh Fikri yang berbicara duluan, 

Fikri memutar bola matanya,"Setuju gak Nathyva yang jadi vokalisnya?" Ujarnya mencoba berbicara secara halus pada Nathan.

Nathyva yang merasa nama nya terpanggil itu pun langsung membulatkan matanya secara sempurna.

Bisa-bisanya mereka membuat keputusan tanpa meminta persetujuan darinya terlebih dahulu?

Nathyva menggebrakkan mejanya, "Apaan?!"

Tania menepuk jidatnya,"makanya kalau orang nanya itu dijawab." Ujarnya dengan penuh rasa geregetan.

"Huh,sabar tania,sabar. Tania kan penyabar. Kalau sabar kan di sayang tuhan. Keep calm,Nia.." Gumamnya sendiri seraya mengeluskan dadanya.

Nathyva menaikkan satu alisnya,"nanya?"

"Iya, daritadi kita itu nanya ke lo. Setuju gak kalau lo jadi vokalisnya disini. Secara kan cuma lo yang punya warna suara yang khas." Ujar Dila mencoba menjelaskan penuh kesabaran.

"Kenapa gue? Kenapa gak lo?" Tunjuknya kepada Dila.

"Lo gila? Lo mau kelompok kita ancur gara-gara gue yang nyanyi?"

Ah, Dila. Si cempreng  yang selalu di tuduh menelan toa masjid saking cemprengnya.

Bahkan jika Dila berteriak saat ini juga mungkin sampai perempatan jalan seberang sekolah yang lumayan jauh itu bisa terdengar suaranya.

DestinyDove le storie prendono vita. Scoprilo ora