11

267 13 0
                                    

Group angkatan Pelita mendadak ramai untuk saat ini. Dengan trending topiknya yaitu, Tawuran dengan SMA Nusantara. Adelle hanya sebagai pembaca yang baik. Tidak berniat sama sekali untuk ikut membalasnya. Tidak seperti ketiga sahabatnya yang ikut berisik di group tersebut.
"Mbak Adelle" panggil Mbok Iyem dibalik pintu kamar Adelle. Adelle terpaksa bangun dari posisi terwuenaknya.

"Iya bik?"begitu Adelle sudah membuka pintu kamarnya.

"Tadi Ibu telepon nyariin mbak Adelle."
Adelle tersenyum mendengar perkataan bi Iyem. Adelle mengucapkan terimakasih dan menutup pintunya.

"Bunda?"
"Halo Adelle, dari mana sayang?"
"Maaf bunda, Adelle baru pulang sekolah"
"Tumben pulang malam, sudah makan?"

Percakapan bunda dan Adelle terus berlanjut. Adelle sangat merindukan suara bundanya.

"Bunda kapan pulang? Adelle kangen"
"Sebentar lagi sayang"
"Ayah apa kabar bun?"
"Ayah kamu sedang sibuk mengurus surat-surat pindah"
"Bunda..."
"Sampai kapan mau seperti ini terus? Bunda sudah dengar semuanya nak."
"Bunda tahu betul alasan Adelle seperti ini ke Karla,kan?"
"Bunda harap masalah ini cepat diselesaikan. Bunda gak mau, begitu bunda dan ayah sudah kembali, kalian masih bertengkar."
"Iya bunda"
Percakapan Adelle dan bunda harus terputus karena waktu yang berbeda. Orang tua Adelle berada diluar negri, untuk mengurus usaha mereka. Oleh karena itu, Adelle dan Karla harus berpisah sangat jauh dari orang tuanya.

*****

Hari minggu. Hari ter-mager. Sangat disayangkan jika di sia-siakan begitu saja. Maka dari itu, Adelle Anastasia menikmati waktu liburnya dengan hibernasi. Sudah hampir pukul sepuluh pagi, namun dirinya masih menikmati mimpinya. Karla membuka kamar adiknya dan mendapati Adelle masih bergelung dibalik selimut tebalnya. Karla membuka gorden kamar adiknya, mematikan lampu dan ACnya. Karla mendengar Adelle menggumam tidak jelas seperti lebah.

"Adelle bangun" ucap Karla sambil menarik selimut yang membalut tubuh adiknya.

"Kak Karla.. masih ngantuk. Nanti aja bangunnya,langit masih gelap."
Karla menggelengkan kepalanya begitu mendengar jawaban Adelle. Langit masih gelap? Jelas-jelas terik matahari sudah mulai menyengat di kulit dan Adelle bilang ini masih gelap?

"Makanya kamu buka dulu, ini udah siang Adelle."
Tidak ada jawaban dari Adelle.

"Kakak mau jemput bunda di bandara nih."
Adelle langsung membuka matanya dan menegakkan tubuhnya.

"Sekarang kak?" Tanyanya.
Karla menahan senyumnya melihat Adelle dengan rambut singanya dan wajahnya yang panik.

"Loh bunda gak ngabari kamu?Udah sekarang kamu mandi terus kita langsung ke bandara." Ujar Karla lalu berjalan keluar kamar adiknya.

Adelle mencekal tangan kakaknya, "Jangan salah paham sama sifat gue barusan." Ujar Adelle lalu memasang ekspresi sinisnya.

Karla tersenyum lalu mengusap kepala Adelle lembut,"Iya."jawabnya.
Karla sangat rindu dengan sosok Adelle. Begitu mendengar jawaban Karla, Adelle lalu bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Karla tersenyum bahagia.

"Kita kerumah sakit sebentar ya Del. Kakak mau tuker jadwal sebentar."sahut Karla ketika didalam perjalanan. Maklumlah, Karla adalah calon dokter dan sekarang dirinya sedang praktek di sebuah rumah sakit.

Begitu tiba di rumah sakit, Adelle memilih menunggu didalam mobil saja. Sepuluh menit sudah Adelle menunggu. Mata Adelle tertuju pada seorang pria yang sangat dikenalinya, itu Niko.

"Niko"panggilnya
Niko menoleh dan mencari sumber suara lalu tersenyum ke arah Adelle.

"Kok lo disini?"

"Nungguin kak Karla, lo sendiri?"

"Oh itu Jo- halo, oh iya gue kesana sekarang. Sorry Del, gue duluan ya."ucap Niko begitu menjawab telepon. Kenapa dengan Jo? Ah masa bodo, Adelle tidak mau tau menau urusan Jo.

"Maaf lama ya?tadi ada pasien luka parah, masih anak SMA, mungkin seumuran kamu, Del."kata Karla begitu duduk di kursi pengemudi.
'Anak SMA?seumuran gue?'batinnya. Adelle jadi teringat ketika Niko menjawab panggilan telepon tadi. Dirinya menyebut nama Jo. Ah entahlah.

JONATHAN!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang