7

338 18 1
                                    

Suasana SMA PELITA sangat ramai saat bel pulang sekolah berbunyi. Motor dan mobil sangat mendominasi. Bahkan sampai terkadang macet. Cuma mau keluar dari gerbang aja pake macet.
Lapangan basket Pelita juga sudah full terisi anggota geng Pelita dan para fansnya. Mayoritas geng Pelita adalah anak basket.

Jonathan dan Kelvin duduk dipinggir lapangan sambil melihat gerakan teman-temannya dalam bermain basket.
"Serius mau nungguin dia Jo?" Tanya Kelvin.

"Liat aja nanti." jawab Jo singkat lalu tertawa karena temannya ada yang terjatuh.

"Sampe sekarang pun dia belum dateng, Jo." Kata Kelvin sambil melihat arlojinya. Sekarang pukul 4 sore.

"Dia pasti dateng." Ujar Jonathan mantap.

"Ger gantian" seru Jo untuk menggantikan permainan Gerry. Ketika Jo memasuki lapangan, teriakan fans ceweknya Jo sangat mendominasi. Namun dikejauhan ada sepasang mata yang melihat gerak gerik Jonathan.
"Balik aja kali ya gue" ucapnya pada dirinya sendiri.

*****

Lagi dan lagi. Rumah besar ini selalu sepi dan akan selalu begitu. Adelle duduk diruang tamu sambil menatap lukisan besar yang berisi keluarganya. Keluarga yang sangat Adelle rindukan.
"

Mbak Adelle.."

Adelle menoleh dan mendapati mbok Iyem sudah berdiri disebelahnya.
"Kenapa mbok?" Tanyanya.

Mbok Iyem menyerahkan amplop. Adelle awalnya menatap ragu, namun akhirnya tetap diterima juga amplop itu.
"Tadi ada paket ini didepan gerbang mbak. Mbok tidak tahu isinya apa. Karena tertulis nama mbak Adelle, ya sudah mbok ambil saja" jawab mbok Iyem.

"Makasih ya mbok. Lain kali kalo ada paketan lagi jangan diambil ya, biar aja taruh di luar." Ucap Adelle setelah itu melangkah menuju kamarnya.

To : Adelle Anastasia
Hai!

Adelle melipat surat itu dan membuangnya ke kotak sampah. Setiap minggu pasti selalu datang surat tanpa nama. Membuatnya risih.

"Del.." panggil suara dari luar kamar Adelle.

"Kenapa?" Tanya Adelle saat membuka pintu kamarnya.

"Makan yuk. Derry ngajak makan diluar nih" ucap Karla. Adelle memutar bola matanya sesaat.

"Aduh.. gak usah sok deket sama gue bisa gak!" Serunya lalu menutup pintu kamarnya kasar tanpa melihat ekspresi Karla. Karla hanya bisa bersabar. Ya hanya itu yang bisa dilakukannya.

JONATHAN!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang