5

366 19 1
                                    

Adelle kaget ketika melihat sosok yang dicarinya.
"Elo.." ucap Adelle sambil menunjuk lawan bicaranya.

"Pulang sekolah gue tunggu di lapangan basket." Ujarnya lalu keluar kelas begitu saja.

Adelle melihat sekelilingnya menjadi heboh. Kenapa sih?

"Gimana caranya lo bisa deket sama kak Kelvin?" Tanya Citra yang amat sangat penasaran.

"Dia siapa?" Tanya Adelle balik.

"Dia anak geng Pelita, Adelle. Bisa - bisanya elo gak kenal dia." Jawab Citra kesal melihat Adelle. Adelle paling malas untuk mengingat nama orang.

*****

Adelle sudah duduk dikantin bersama teman - temannya. Ia juga sudah menceritakan semuanya.

"Lo hebat bisa masuk ke lingkaran mereka." Puji Binar untuk Adelle.

"Apanya yang hebat?" Tanya Adelle lola. Hal seperti inilah yang membuat teman - temannya harus ekstra sabar menanggapi Adelle.

"Aduh gimana sih caranya ngobrol sama elo." Ujar Liana ikutan kesal.

"Del, dengerin baik - baik ya. Walaupun pacarnya Binar anak anggota Pelita, tapi dia gak bisa ikut masuk ke lingkaran anggota Pelita. Kita iri lihat Binar sama Niko. Tapi sejujurnya gak ada yang bisa di iriin dari Binar jadian sama Niko yang notabenya anggota Pelita. Paham?" Jelas Citra sabar.

Adelle hanya mengganggukkan kepalanya. Entah itu pertanda paham atau tidak.

"Tapi, kemarin beneran ada tawuran kan?" Tanya Adelle.

"Lo baca grup gak sih? Niko lihat elo kemarin. Malemnya dia langsung ngabari gue dan nanyain kabar elo." Sekarang gantian Binar yang harus sabar menjelaskan ke Adelle.

"Gue kemarin gak lihat Niko." Balas Adelle santai.

"Mereka punya strategi sendiri Adelle. Ah kesel gue. Udah ayo makan dulu." Seru Liana dan Adelle malah tertawa melihat respon dari Liana.

*****

Adelle membolos pelajaran Matematika. Pelajaran yang membuat Adelle selalu mengantuk. Lebih baik keluar kelas daripada didalam kelas nanti malah ditegur karena tidur.

Angin kencang memainkan rambut panjang Adelle. Dirinya berdiri sambil melihat kepadatan jalan raya. Ya Adelle ada dilantai 5. Lantai tertinggi SMA Pelita. Tempat inilah yang membuatnya nyaman. Adelle selalu mengajak ketiga sahabatnya untuk datang kesini, tapi tidak ada satu pun yang menyetujui ajakan Adelle. Dasar aneh.

A

delle sangat paham sekali tempat ini bukanlah tempat yang gampang dimasuki begitu saja. Disini adalah markas anggota Pelita. Tapi namanya juga Adelle. Tidak akan peduli dengan sekitarnya.

Adelle membalikkan badannya ketika merasa ada yang berjalan dibelakanyanya, lalu melihat seorang cowok. Mata itu. Adelle kenal dengan tatapan mata itu.

"Siapa lo?" Tanya Jonatahan sambil duduk tapi tatapannya mengintimidasi Adelle.

"Kemarin kita ketemu." Jawab Adelle santai.

"Gue gak pernah ketemu elo." Jawab Jonatahan singkat.

"Gue yang kemarin lari bareng elo." Desak Adelle.

Dengan santai Jo menyalakan rokoknya.
"Jangan ngerokok disini. Anginnya udah bagus. Jangan dirusak." Ucap Adelle.

Jo hanya menaikkan alisnya, menatap Adelle aneh. Lalu tanpa peduli ucapan gadis itu, Jo menghisap dan menghembuskan asap rokoknya. Adelle sangat kesal melihat Jo yang merokok, lalu berjalan untuk turun dari rooftop.

"Pasti Kelvin udah nemuin elo. Turutin apa permintaan dia." Perkataan Jonatahan berhasil menghentikan langkah Adelle sebentar.

"Gue gak peduli." Ujar Adelle tanpa menoleh.

JONATHAN!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang