17 . Pinky Promise?

1.3K 119 1
                                    

Alka A. Balaprhadana to everyone: Selamat pagi Rek! Diharapkan untuk seluruh siswa-siswi segera memenuhi aula basket, ya. Karena briefing akan diadakan sebentar lagi. Ayo dukung tim basket dari sekolah kita. Karena support kita adalah hal yang paling penting bagi mereka. Terima kasih, have fun! (07.00)

Aku mengirim pesan WhatsApp pada seluruh siswa yang tergabung dalam satu grup besar SMA Antartika, grup itu berisi seluruh murid dari kelas 10 sampai kelas 12. Tadi malam setelah rapat melalui aplikasi daring, anggota osis sepakat untuk membuat satu grup yang diperuntukkan oleh setiap angkatan, tentu saja semua kakak kelas dan adik kelas setuju, sesaat setelah link grup dibagikan, mereka masuk ke dalam ruang obrolan tanpa perlu menunggu lama.

"Widih ... Alka, iso-isone di-reply gini chat-nya. Coba aja kalau Jeremi yang ngasih pengumuman, udah pasti dikacangi," timpal Awan setibanya dia dari kantin dan membaca pengumuman yang tertera dalam layar ponselnya.

Aku tidak tahu kenapa kakak kelas itu mengirim pesan pribadi dan makin gencar membalas bubble chat-ku di grup besar, aku mencium gelagat aneh, mulai dari semua ketua eksktrakulikuler yang mengirim WhatsAppa pribadi, atau mereka yang sengaja mengirim chat memakai kalimat menggoda. Bukannya aku mau ge-er, tapi dalam 17 tahun hidup, aku sudah hafal gelagat seorang cowok yang ingin memulai pendekatan. Aku benar-benar tidak suka meladeni mereka yang niatnya basa-basi dengan cara menjijikkan. Tapi entah kenapa, Jumat lalu ketika Damar mengirim chat padaku, bukan reaksi ilfeel, yang ada hatiku merespons dengan perasaan gembira.

"Anak cantik mah bebas," ujar Abdullah yang sejak tadi menyisir rambutnya di belakangku.

Aku terkekeh. Apa-apaan dia. Cowok berparas Arab itu mengejekku lewat pantulan cermin. Menjelang dimulainya acara, seluruh anggota osis menyibukkan diri, menghias wajah agar tampak berseri, menyisir rambut serapi mungkin, dan siap dengan kaus oranye bergambar kartun anak gajah yang dijadikan simbol HUT sekolah tahun ini.

"Salah mulu deh akunya," ucapku. Aku menggantikan posisi Abdullah, bercermin dan mengikat rambutku seperti ekor kuda. Abdullah yang tengah sibuk menyemprotkan parfum hanya terkekeh menampakkan lesung pipi sebelah kanan.

"Kakak kelas cowok kayaknya suka banget sama kamu deh, Al. Buktinya mereka ngebalas pengumuman kamu mulu di grup. Caper banget sih mereka, sampai risih aku tuh setiap buka hp notif grup besar selalu rame." Tania berjongkok, aku membagi ruang untuk berkaca dengannya. Apa yang dikatakan Tania ada benarnya juga. Sayangnya aku tidak mau membalas seluruh pesan dari kakak kelas, karena kini, aku merasa cukup memiliki Damar. Aku tidak tahu bagaimana reaksi Damar saat membaca seluruh balasan kakak kelas dalam grup besar. Aku juga tidak mau membuat Damar kecewa, yang penting aku sudah menuruti perintah Jeremi untuk mengirim pengumuman dalam grup itu.

"Kita aja risih apalagi Alka, udah diteror kakak kelas cewek belum?" Jeremi tiba-tiba berdiri di belakangku, dari sana dia juga berkaca, membenarkan letak rambut gaya belah tengahnya.

Setelah selesai memoles lipbalm pada bibirku, aku menyingkir untuk memberi ruang pada siapa saja yang mau berkaca. "Kalau kakak kelas cewek sih belum ada yang ngelabrak lewat chat, tapi setiap nongkrong di kantin, atau ngelewatin mereka di depan lab, mereka selalu natap sinis gitu."

"Itulah, jadi orang cantik emang menderita. Makanya jangan cantik-cantik dong, Al." Apa-apaan Jimmy ini? Pujiannya terdengar berlebihan.

Aku mendengkus, berharap mereka menyudahinya. "Setop ah, rek. Kalian bikin kepalaku gede aja."

Aku segera mengalihkan diri pada jadwal pertandingan. Membuka layar terkunci ponsel, dan membaca data PDF yang tertera di dalam sana. Hari ini hanya ada satu pertandingan yaitu basket. Aku beralih membaca nama-nama anggota basket yang bertanding sampai babak final sore ini. Damario Aksa Biantara terdaftar sebagai pemain inti, pantas saja sejak kemarin, sepulangnya dari Titik Nol, sekitar pukul 6 sore dia tidak memberiku kabar lagi, last seen WhatsApp pun terpantau aktif pukul 3 sore sebelum dia ke rumahku.

BIANTARA [Terbit]Where stories live. Discover now