CERITA TELAH DITERBITKAN
Abstrax Series [1] : Ananta Rasya Fredick
Keyla adalah gadis yang perfeksionis. Apa-apa harus serba sempurna. Dari atas sampai bawah harus serba oke. Dan semuanya harus serba higienis.
Namun, semuanya berubah ketika ayahnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenapa tatapanmu begitu mematikan?
~~~~~
KEYLA keluar kelas dengan sangat hati-hati. Di tangannya sudah tersedia sebuah ANTIS yang siap melindungi dirinya jika ada kuman yang ingin menyerang.
Kali ini Keyla keluar dengan tujuan mengambil buku paket di perpustakaan. Saat Keyla menelusuri koridor, banyak sekali siswa baik laki-laki maupun perempuan yang terpesona melihat Keyla.
Apalagi kerumunan siswa laki-laki yang terlihat berandal itu, mereka dengan terang-terangan menatap Keyla dari atas sampai bawah. Keyla yang menyadari hal itu pun menatap kerumunan tersebut dengan kesal.
"Lo nggak usah ngeliatin gue kayak gitu deh!" protes Keyla dengan mata melotot ke arah mereka.
"Abisnya neng cantik banget sih!" puji salah satu laki-laki di sana, disusul dengan kedipan matanya.
Keyla bergidik ngeri. Gadis itu pun tak mau membuang waktu lagi. Ia langsung pergi begitu saja dan tidak memperdulika siulan cowok-cowok itu yang ditujukan padanya.
Saat Keyla sudah berjalan dengan damai, tanpa ada masalah. Tiba-tiba dari arah depan, seseorang yang tengah membawa jus menabraknya. Jus tersebut pun tumpah mengenai baju Keyla dan sang pemilik.
"OH MY GOD! LO KALAU JALAN LIAT-LIAT DONG!" teriak Keyla marah. Hal tersebut pun mengundang perhatian orang-orang.
"Eee ... maaf," ujar lelaki itu terbata-bata.
Keyla menatap kesal ke arah orang yang ada di hadapannya sekarang. Ternyata itu Rasya. Dan dengan membabi buta, Keyla menyemprotkan ANTIS yang ia bawa ke wajah lelaki itu.
"Rasain tuh!" ujar Keyla sebelum akhirnya berjalan pergi meninggalkan Rasya yang tengah mengucek matanya yang perih.
~~~~~
BATAL sudah acara Keyla untuk mengambil buku. Keyla sekarang harus terpaksa mengganti bajunya di tempat yang tidak layak disebut ruang ganti. Gadis itu menatap ngeri ke sekeliling ruangan tersebut.
Dengan cepat, Keyla mengganti bajunya dengan baju cadangan yang ia siapkan di loker. Kalau saja orang tuanya tidak melarang sopirnya untuk menjemput Keyla sebelum pulang. Pasti gadis itu sudah pulang saat ini.
Setelah selesai mengganti baju, Keyla pun memutuskan untuk keluar. Gadis itu memegang ganggang pintu ruang ganti yang sudah ia semprot ANTIS dengan hati-hati. Beberapa menit kemudian, setelah susah payah keluar dari ruangan tersebut, Keyla bisa bernapas lega.
