Riwayat Secangkir Kopi

42 2 0
                                    

Ada harinya kopi ini

terbakar di lidah

pahit di hati

dan aku setia menghirupmu

dengan penuh sabar.


Ada harinya kopi ini

terhidang dikala ku tidak sedar

separa pahit

sepenuh hangat

tanpa hasrat di hati

ku mencicipmu

dengan penuh redha.


Ada juga harinya kopi ini

terlalu manis

menusuk kalbu

mengaramkan sejuta duka

lalu ku minum ia setengah cawan

dan membiarkan ia sendiri menari.


Ada harinya kopi ini

menanti sepi di hujung meja

bersama selembar puisi

sekeping kenangan diri

dan sekujur tubuh tertanam

tujuh kaki ke dalam perut bumi. 

Sejarah Dari Mata PengalahWhere stories live. Discover now