Chapter 33

82 4 2
                                    

Jangan buat aku terbang terlalu tinggi, kamu juga pasti tau rasanya, kalau sudah jatuh.
_____________________________________

"Ok, Gael."

Tristan, eh maksudku Gael, tersenyum lagi dengan sumringah.

"Ehemm, gue kayaknya jadi nyamuk nih."

Ina melipat tangannya di dada sambil cemberut.

"Gue pergi."

"Eh jangan lah Na, ngambekan ih."

Ina hanya terkekeh saja melihat tingkahku yang sebenarnya menurutku tak lucu sama sekali.

"Eh giliran gua jadi nyamuk nih."

Aku dan Ina hanya tertawa mendengar celoteh Gael.

"Sasageyo!Sasageyo!Shinzou wo sasageyo!"

Tiba-tiba ada hp berdering.

Oh iya, itu hpku.

"Halo."

"Papa udah di depan ya, kamu hari ini pulang sama papa, ga pake nolak dan ga pake lama."

"Ok Pa."

Ina dan Gael tertawa dengan guyonan yang diceritakan Ina entah apa pun itu.

"Gue cabut ya, bokap udah di depan."

"Tumben Na."

"Ntah."

Aku tidak mengerti kenapa aku menjadi badmood sekarang.

"Gue ikut ke depan ya Ca."

"Gue juga."

Akhirnya kami bertiga ke depan sekolah.

Serius Gael aneh, aku tau dia memang ramah ke semua orang, tapi tak kusangka dia itu ramah tingkat dewa.

"Eh gue pulang duluan ya, udah di sms nyokap."

Aku menunjukkan jempolku.

"Ok, Bye!"

Tinggalah aku dan Gael di sini.

B E R D U A.

"Ca, gue mau bilang sesuatu."

"Apa Gael?"

"Gue..."

Papaku sudah sampai di depan gerbang dan aku langsung ke depan.

"Lo mau ga jadi pacar gue?"

Seketika aku berhenti di pintu mobil.

"Lisa, ada apa?"

"Enggak papa pah."

Astaga aku harus bagaimana ini.

"Lisa, kalau ada apa-apa kamu bilang ke papa ya."

"Iya pa."

🐧🐼🐧

A/n:
Halooooo
Makasih ya udah mau vomment.
Keep vomment yak.
Vote yakkkkkk.
Hehehe.
Btw, Lisa itu panggilan di rumah si Ica.
Kan namanya Melisa, jadi diambil Lisa.
Ok hope you enjoy my storyy.
Love you all.

Invano [COMPLETE]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें