"Ih lo kok peka, tau aja gue lagi laper banget. Ah bestfriend banget lo. Jadi makin sayang."

"Iyalah, sejak kapan gue pelit sama lo, apalagi perut lo 'kan karet."

Oceana mulai mengaduk-aduk siomay yang super pedas itu. "Sam, nanti lo pulang bareng Ara aja, tadi gue udah minta Ayah jemput kok."

"Na—"

"Benar, Sam. Dan Ayah bisa kok jemput."

Bohong, dia hanya ingin Samudera pulang bersama Ara agar gadis itu tidak ngambek lagi, lagipula Oceana tidak ingin dianggap orang ketiga di antara hubungan mereka.

"Yaudah."

♥ ♥ ♥

Hujan semakin deras mengguyur kota Jakarta, Oceana masih setia duduk di halte bus depan sekolahnya menunggu ada kendaraan umum lewat tapi nyatanya hingga kini tidak ada satupun bus atau taksi yang lewat, sekalipun ada sudah full, karena kalau sore memang kendaraan umum jarang lewat di sekitar sini.

Baterai ponsel Oceana habis, dia tidak bisa menghubungi orangtuanya atau kendaraan online. Beberapa kali Oceana menghela napas, jujur ia takut. Hujan semakin deras, sesekali petir menyapa telinganya dan langit mulai gelap.

"Gue takut," lirih Oceana, berharap ada keajaiban.

Sementara di rumah, Samudera gelisah karena sedari tadi ponselnya Oceana tidak aktif, akhirnya ia menghubungi Bundanya Oceana.

"Halo, Tan. Oceananya ada?"

"Gak tahu, Om sama Tante lagi ada acara di luar."

"Oh gitu ya, Tan."

"Coba kamu hubungi Oceana, di sini ramai banget. Tante tutup ya."

"Iya, Tan."

Samudera kembali menghubungi nomornya Oceana, tetap operator yang menjawab.

Samudera keluar dari kamarnya dan berlari ke lantai bawah terlihat adiknya sedang menonton tv.

"Rel, di garasi ada mobil gak?"

Aurel menggeleng. "Kan Papa belum pulang terus mobil masih dibawa sama Mama."

Samudera meraih kunci motornya di atas meja.

"Bang, hujan gede di luar. Jangan nekat."

"Ada mantel."

"Gak mempan."

"Bodo."

Mengabaikan teriakan sang adik, Samudera mengambil mantel di atas kamarnya kemudian berjalan ke garasi, walau dia tahu mantel tak mampu melindungi tubuhnya dari derasnya air yang turun, dia tetap nekat memecahkan jalanana kota Jakarta.

Langit sudah mulai gelap, Samudera menancap gasnya dengan kecepatan tinggi menuju area sekolah, berharap sahabatnya itu baik-baik saja.

Samudera berhenti di depan halte dan melihat Oceana yang sedang meringkuk kedinginan sambil menangis, dia turun dari motornya. "Oceana...,"

Oceana menatap Samudera. "Sam...,"

Samudera duduk di sebelah Oceana, dia juga merasakan dingin yang menusuk ke tulang.

Samudera menghapus air mata di pipi Oceana. "Gue gak suka lo bohong kayak tadi."

"Sam, lo gak perlu ke sini. Lihat badan lo basah semua."

"Gue gak bakal tenang kalau sahabat gue belum ada kabarnya. Gue cowok, Na. Tahan dingin."

"Maafin gue, Sam."

Samudera mengangguk. "Gue mau peluk lo, tapi gue juga basah. Yang ada seragam lo ikut basah nanti."

Tanpa aba-aba, Oceana langsung memeluk Samudera. "Gak apa-apa. Kalau pelukan gini jadi sedikit hangat."

"Lain kali gak boleh bohong lagi, gue gak mau kejadian ini keulang dua kali."

Oceana menatap Samudera. "Ah sahabat terbaik banget."

"Bukan cuma terbaik, Na. Tapi terganteng, terpintar, ter-famous dan tesegala-galanya."

Oceana menatap jengah. "Dan terpercaya diri."

Samudera terkekeh geli. "Gue jatuh cinta sama Ara tapi justru lo yang pengin banget gue lindungi. Kenapa ya?"

"Iya lah, karena gue cantik."

"Cantikkan Ara lah, Ara itu badannya berisi, tinggi, gak kayak lo pendek, kerempeng lagi."

Oceana melepaskan pelukannya dan menjauh. "Yaudah."

"Becanda astaga, lo gak kurus dan gak pendek-pendek amat, sayang." Samudera menoel hidung Oceana.

Oceana tetap memasang wajah cemberut.

"Marah ya?"

"Gak."

"Mau apa biar gak ngambek lagi?"

Mata Oceana berbinar. Kalau dibujuk seperti ini siapa juga tidak akan menolak. "Traktir makan, gue laper banget tapi di restoran Jepang."

"Kapan?"

"Sekaranglah, masa tahun depan!"

"Hujan, Oceana sayang."

"Tunggu hujan reda, Samudera sayang."

"Cari pacar dong Na, biar gak malakin gue terus."

"Cariin yang seganteng Alex Lange."

"Di samping lo ini lebih ganteng dari Alex Lange."

"Boleh muntah?"

"Boleh, asal gak dikira hamil anak gue aja."

"Edan!"

***

Ada usul Cast yang cocok dengan Samudera, Oceana dan Ara? Apa gak usah pake cast haha

SAMUDERA (SUDAH TERBIT) ✔Where stories live. Discover now