kampus baru🏢

845 42 11
                                    

Gandaria Lucia, namanya biasa dipanggil Ria yang di berikan oleh orang yang sangat berarti dalam hidupnya.

arti yang mengandung banyak makna, tiada lagi harapan hidup selain mereka namun semuanya akan pupus begitu saja.

- - -

Awal mula kisah ini terjadi ketika pagi membawanya berlabuh mencari tempat baru.

Dia mungkin memang tidak punya lagi aturan dalam hidupnya semenjak ada yang hilang dari hatinya.

KAMPUS

Setelah memutuskan untuk berpindah universitas karna ketidak nyamanan, dia memutuskan menjadi bagian dari kampus baru ini.

Gandaria melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan. Masih terasa asing, tapi Ria berusaha sebiasa mungkin.

langkahnya kian mendekat ke arah bangku belakang, yang akan di tempatinya.

"Minggir ! " Bentak Ria kepada seseorang.

Seorang pria yang masih asik bercanda tanpa menghiraukan keberadaannya yang sedari tadi berdiri.

Sosok Pria tampan dengan tubuh Sixpeck, tatapan mata penyebar pesona dan hidung mancung ditambah kulit sedikit putih.

Pria tersebut menatap Ria yang berani menuntutnya dengan sebuah kata.

" bisa nggak sih lho minggir, gue mau duduk, " ucap Ria memperlihatkan senyum paksa.

Dengan pasrah pria tersebut bangkit dan mengambil posisi duduk di belakang bangku yang Ria tempati.

" siapa sih ? Dia doang yang berani ama gue, sialan tuh anak! " batin Arga.

Dengan iseng, Arga menendang-nendang kecil kursi yang Ria duduki.

" Huftt... sabar Ria," batin Ria.

Arga berusaha menganggu dirinya, merasa tertarik dengan sikap dingin yang di tunjukan Ria tadi.

Menarik.
Satu kalimat untuk manusia yang duduk tepat di depannya, entah karna pertama kali melihat Ria atau memang seperti ini. Ria lain di matanya, magnet kuat membuatnya yakin bahwa sesuatu yang bahagia telah di rasakannya.

"wah cantik nggak? Gue mah suka banget ngepang," Kata Arga asal.

Baru saja Arga menambah kekesalan Ria dengan mengepang rambutnya yang terurai kebelakang, jangan heran melihat sikap Arga yang sok kenal walau pertama kali bertemu, semua orang baginya adalah manusia yang siap menjadi temannya.

Ria semakin jengkel dengan kelakuan Arga. Dengan kasar dia menarik rambutnya kearah depan agar tidak menjadi mainan Arga.

" Hey, nama loh siapa ? Gue belum kenal. Ketus amat lagi tadi, " ucap Arga sedikit merayu.

Ria bangkit dari kursinya dan menatap Arga dengan penuh makian. Baru saja dia ingin tenang, tapi pria itu telah menganggunya.

Ria mengambil tas yang berada di meja hadapan Arga. Melemparnya ke arah cowok mengesalkan baginya, kesal melihat pria itu yang hanya tersenyum ketika Ria sedari tadi gemas ingin menerkamnya.

Tas yang berusaha mengenai Arga mendarat mengenai dosen yang berkepala botak. Mereka baru merasakan kehadiran Dosen setelah layangan tas tersebut.

Dosen berteriak memanggil mahasiswa pindahan baru dengan suara lantang.

" RIA ! "

' nama yang bagus ' Arga.

" iya pak," ucapnya sedikit merendahkan nada bicara.

Arga memasang senyuman miring melihat wanita yang menarik perhatiannya kini menjadi kalem di hadapan dosen.

" iya tuh pak, hukum aja. Ria memang usil dari tadi ajah gangguin saya mulu. " omel Arga dari arah belakang dosen, seolah membalikkan fakta.

"wah ... bener-bener nih cowok. " batin Ria kesal.

"ikut saya Ria! " tegas Dosen tersebut.

Arga terus mengejek sosok wanita bertubuh kecil dan agak pendek itu.

"Arga kemarilah, " ucap dosen.

"ada apa pak ? Udah pak nggak usah terima kasih, itu tugas saya memihak yang baik. " dengan polosnya.

"apa yang kamu bicarakan ini ? " tanya Dosen.

"jadi bapak panggil saya untuk apa ? "

"kalian berdua ikut saya! " nadanya meninggi.

"hah ? Pak ! Kenapa saya juga ikut ? " tanya Arga bingung.

"udah ! Kepala saya jadi tidak rata gara gara benjol ini "

Dosen itu merasakan benjol saat tas Arga mendarat di kepalanya, tas yang berisi buku kamus tebal dan beberapa buku cetak lainnya.

"coba lihat pak, " ucap Arga penasaran.

Dosen memperlihatkannya, membuat Ria kesal dengan aksi Dosen dan Arga yang menurutnya sama-sama begi. Arga memijit benjol itu.

"oh iya pak, nih lihat nih semua gara- gara loh nih Ria," ucap Arga dengan posisi masih menahan tawa melihat benjolan tersebut

"Ria, Ria, kamu juga salah ! kalian berdua ikut saya ! " tegasnya.

Mereka sama-sama adalah manusia asing yang kali pertamanya di temukan dengan cara seperti ini. Ada Arga yang pecicilan dan playboy serta ada Ria yang dingin dan jutek.

Mereka berjalan beriringan, menempuh setiap koridor dengan hening serta mata yang sesekali saling bertemu. Ria terus memaki dirinya menjadi mahasiswa baru yang masuk ruang BP dalam beberapa menit. Sedangkan Arga hanya terlihat tenang berjalan, bahkan sesekali mahasiswa lain menyapa dirinya.

" Loh gak mau bicara ama gue gituh? " tawar Arga kepada Ria yang sama sekali tak mendapat jawaban.

" Emang gue sesampah ini yah di mata loh? Ucapan gue ajah daritadi gak di bales, " ucapnya sekali lagi.

" Loh orang gak penting, jadi jangan sok mau kenal ama gue! " tindas Ria. Arga hanya tersenyum melihat cewek seunik dia, lain dari yang lain bukan?

" Ria ... Nama loh Ria kan? " tanya Arga memastikan.

Ria hanya bergumam dan tetap berjalan, sesekali matanya menatap beberapa bangunan yang sepertinya baru di lihatnya.

" Manusia pertama yang rebut hati Chandra Arga, Selamat! " seru Arga dengan begitu antusias.

" Selamat apa kamu? Sudah masuk ruang BP masih saja bersorak ! " seru sang Dosen.

Mereka telah berdiri di hadapan ruang BP beberapa detik lalu. Sedangkan Ria hanya membelalakkan matanya saat Arga mengucapakan perkataan tersebut. Begitu gembira dirinya mengumumkan telah ada yang merebut hatinya, secepat itu kah? Terkadang memang cinta sulit di mengerti.

***

Halo guys...
Berjumpa lagi kita

Kali ini saya punya rekan dalam membuat cerita ini dan cerita ini merupakan sebuah misteri

Semoga banyak yang suka

Jangan lupa Vote,komentar,Follow..

Karna akan ada banyak cerita yang lainnya lagi

Next ....

KEMBALI HIDUP ✔️Where stories live. Discover now