Sparkle Maximilliano Alfonso

Start from the beginning
                                    


"Maxi, Daddy sangat berharap kau bisa menyukai putri Mr. Hasan, dia masih muda usia nya baru 20 tahun, cantik, cerdas, dan baik anaknya. Mr. Hasan berencana mengirimnya kuliah lanjutan ke Spanyol, dan Daddy menyarankan untuk satu kampus denganmu, karena dia sangat menyukai bidang chemical." Ucap Mr. Alfonso pada putranya.

"Ya sebaiknya dia juga gadis yang pandai dan bisa memuaskan suaminya di atas tempat tidur, karena biasanya gadis rumahan kurang pandai diatas tempat tidur." Sahut Maxi cuek, sedangkan Miguel tersenyum.

Spontan Daddy dan mommy nya langsung terkejut mendengarnya, sedangkan Miguel hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya.

"Setidaknya dia wanita baik-baik, yang masih sanggup menjaga keperawanannya hanya untuk suaminya! tidak seperti wanita jalang yang selalu kau ajak tidur itu!" Ucap Daddy kesal.

"Baiklah dad, kita lihat saja nanti, bukankah malam ini hanya sekedar pertemuan dan perkenalan saja, lagipula pernikahannya juga masih lama, masih 5 tahun lagi. Semua bisa berubah dalam 5 tahun dad." Sahut Maxi santai menghadapi perjodohan ini.

Setelah makan siang lalu Maxi dan Miguel memilih beristirahat dan melangkah menuju kamar mereka masing-masing.

"Baiklah dad mom, kita bertemu nanti malam, aku ingin mempersiapkan diri dulu, karena nanti sore ada teleconference yang harus aku lakukan dengan beberapa stasiun televisi mengenai perjodohan yang akan aku jalani ini." Ucap Maxi lalu melangkah menuju kamarnya.

Mr. Alfonso lah yang awalnya membocorkan tentang perjodohan Maxi ini ke publik, dengan tujuan para wanita murahan itu tidak ada lagi yang akan mendekati Maxi.

"Daddy harap kau bisa menjawab dengan bijaksana, jangan menjelekkan calon istrimu!" Seru Daddy, Maxi hanya mengangkat jempolnya tanpa menoleh, tetap melangkah naik tangga.

Mr. Alfonso menggelengkan kepalanya menatap punggung Maxi yang melangkah menjauh, sedangkan Mrs. Alfonso hanya tersenyum lebar menatap punggung putranya.

Rayuan mommy lah yang membuat Maxi kalah berdebat dan akhirnya setuju dengan perjodohan ini.

Makan malam pun hampir siap, Maxi masih berbincang di teleconference di kamarnya, sambil melihat ke arah jam. Bersyukur semuanya selesai setengah jam sebelum acara makan malam. Maxi segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Maxi mendengar dibawah sudah ada sedikit keramaian, pertanda bahwa keluarga calon istrinya sudah datang. Maxi segera bersiap, dan tepat saat daddynya berseru memanggil dirinya, Maxi telah selesai bersiap. Maxi segera keluar dari kamarnya dan turun ke bawah.

Maxi menatap ke bawah saat menuruni tangga, itukah calon istrinya? Pikir Maxi menebak-nebak saat melihat seorang gadis berpenampilan sangat sederhana untuk anak seorang miliader. Maxi tersenyum padanya namun langsung terkejut.

"What?! Dia hanya cuek memalingkan wajahnya dariku?!!" Protes Maxi dalam hatinya.

Maxi menghampiri meja makan, tetap bersikap wajar.

"Dad...maaf aku terlambat, ada tambahan teleconference yang harus aku selesaikan. Selamat malam uncle Hasan." Sapa Maxi pada daddynya lalu pada pak Hasan.

Gadis itu hanya menatap sejenak lalu cuek lagi, kakak laki-lakinya juga kembali datar dan cuek, beda dengan adik perempuannya, matanya berbinar dan senyuman merekah melihat ke arah Maxi.

"Perkenalkan ini anak saya. One and only." Ucap Mr. Alfonso dengan senyum lebar memperkenalkan Maxi.

Gadis itu dan kakaknya hanya berjabat tangan sesaat dan biasa saja, sedangkan adiknya menjabat tangannya sedikit lama, sehingga harus disenggol oleh ibunya dan baru tersadar untuk melepaskan tangannya.

"Kamu lucu, siapa nama kamu?" Sapa Maxi pada adik gadis itu.

"Eh sa..saya Goldie. Goldie Claretta Hasan." Jawab gadis kecil itu gugup masih terpana pada Maxi dihadapannya.

"Nama yang cantik, sama seperti orangnya. Ouw iya, Sparkle Maximiliano Alfonso. Senang berkenalan denganmu gadis lucu." Ucap Maxi sambil tersenyum lebar, membuat Goldie tersipu malu dan semakin berbinar matanya.

"Ehem!" Kakak laki dari gadis itu berdehem untuk menyadarkan adiknya itu.

Semuanya lalu duduk di sekeliling meja makan, Mr. Alfonso di ujung meja berhadapan dengan pak Hasan yang duduk di ujung meja satunya. Lalu istri mereka di samping mereka masing-masing, Maxi memilih tempat duduk disamping mommynya, tepat dihadapan Cloudy. Miguel duduk berhadapan dengan Arka, sedangkan Goldie kini berhadapan dengan Mrs. Alfonso.

Maxi menatap gadis dihadapannya, dia calon istrinya, tapi mengapa dia hanya cuek sedangkan adiknya justru yang terus menatap ke arah Maxi??? Baru kali ini Maxi merasa diacuhkan oleh seorang gadis.

Maxi adalah idola di kampusnya bahkan di kampus lainnya. Banyak gadis bahkan hingga wanita muda yang rela mendatanginya hanya untuk bisa disentuh atau ditatap oleh Maxi. Tapi gadis dihadapannya kini hanya cuek tak peduli dengan tatapan Maxi.

Maxi sedikit merasa kesal karena diacuhkan seperti itu. Maxi sengaja menghentakkan pisaunya sedikit keras, hingga semua mata tertuju padanya termasuk gadis dihadapannya.

Maxi menatapnya, mata yang indah namun terlihat ada kesedihan yang sangat dalam.
"Maaf, saya tidak sengaja." Ucap Maxi menatap lekat gadis dihadapannya.

Gadis itu hanya diam dan kembali menunduk fokus menatap makanan di piringnya dan kembali cuek pada Maxi. Tangan Maxi menggenggam pisau dan garpu dengan kuat, dan kembali mengendor saat tangan mommy nya menggenggamnya.

Maxi menoleh ke arah mommynya, melihat mommynya menggelengkan kepala dan tersenyum padanya. Akhirnya Maxi pun menghela napas panjang, mengatur emosinya.

Gimana dengan part kedua ini???

Semoga semakin suka ya...

Please VoMents, terimakasih readers.

MAXIOn viuen les histories. Descobreix ara